Wall Street Anjlok Terseret Kekhawatiran Potensi Gagal Bayar Utang Amerika Serikat

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak merosot pada perdagangan Rabu, 24 Mei 2023 di tengah sentimen diskusi plafon utang AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Mei 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 06:00 WIB
Wall Street
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 24 Mei 2023. Indeks Dow Jones jatuh untuk hari keempat berturut-turut karena anggota parlemen AS berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang plafon utang. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 24 Mei 2023. Indeks Dow Jones jatuh untuk hari keempat berturut-turut karena anggota parlemen AS berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang plafon utang negara meningkatkan kekhawatiran potensi gagal bayar.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/5/2023), indeks Dow Jones melemah 255,59 poin atau 0,77 persen ke posisi 32.799,92. Indeks S&P 500 merosot 0,73 persen ke posisi 4.115,24. Indeks Nasdaq terpangkas 0,61 persen ke posisi 12.484,16..

Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, negosiator tetap berselisih dalam batas pengeluaran dan menyalahkan Demokrat karena terlambat negosiasi. McCarthy yakin tim negosiasi utang dapat membuat kemajuan pada Rabu pekan ini. “Saya hanya berpikir itu masuk akal. Masuk akal dan rasional jika kita membelanjakan lebih sedikit tahun depan daripada yang kita habiskan tahun ini. Setiap rumah tangga akan melakukan ini,” ujar dia.

Sebelumnya Menteri Keuangan Janet Yellen memperingatkan anggota parlemen kalau potensi gagal bayar pada awal Juni sangat mungkin terjadi. Pada Rabu, 24 Mei 2023, ia sudah melihat beberapa tekanan di pasar keuangan karena kekhawatiran meningkat kalau Amerika Serikat alami potensi gagal bayar pertama kali dalam sejarah.

CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan menuturkan, pasar tetap dalam mode pullback karena kombinasi kondisi jenuh beli dan kekhawatiran yang meningkat akan hasil plafon utang yang tidak menguntungkan pada 1 Juni 2023 semakin dekat.

“Ketika rasa takut mengambil alih, investor cenderung menjual terlebih dahulu dan mengajukan pertanyaan kedua dan itulah yang bisa kita lihat,” ujar dia.

Saham di wall street bergerak di dekat posisi terendah bahkan ketika risalah yang dirilis dari pertemuan terbaru the Federal Reserve mengisyaratkan lebih banyak ketidakpastian apakah bank sentral harus menaikkan suku bunga lagi pada Juni 2023.

Risalah menunjukkan keputusan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada akhirnya akan bergantung pada rilis data yang akan datang.

Rilis laporan keuangan masih berlanjut. Saham Kohl’s dan Aberrombie and Fitch masing-masing naik 7,5 persen dan 31,1 persen setelah membukukan laba yang mengejutkan. Raksasa semikonduktor Nvidia mengunggah kinerja keuangan setelah penutupan perdagangan.

Penutupan Wall Street 23 Mei 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 23 Mei 2023. Hal ini seiring diskusi plafon utang yang sedang berlangsung tampaknya menghasilkan sedikit kemajuan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (24/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 1,12 persen ke posisi 4.145,58. Sedangkan indeks Nasdaq merosot 1,26 persen ke posisi 12.560,25. Indeks Dow Jones terpangkas 231,07 poin atau 0,69 persen ke posisi 33.055,51.

Beberapa pelaku pasar menafsirkan kurangnya pembaruan besar pada negosiasi  plafon utang sebagai tanda kalau anggota parlemen mungkin sedang berkuang untuk maju sebagai harapan.

Investor telah mengamati dengan cermat negosiasi batas utang di Washington, berharap untuk kepastian lebih lanjut karena apa yang disebut tanggal X 1 Juni 2023 yang diharapkan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen semakin dekat. Beberapa anggota partai Republik mempertanyakan keakuratan tanggal potensi gagal bayar utang yang diproyeksikan ini.

Pada Senin, 22 Mei 2023, Ketua DPR AS Kevin McCarthy dan Presiden AS Joe Biden bertemu di Gedung Putih dalam sebuah diskusi yang digambarkan oleh Ketua DPR sebagai “produktif” dan “profesional” meski pembicaraan selama satu jam berakhir tanpa resolusi.

“Kami mengirimkan sinyal yang sangat negatif tentang kemampuan untuk menjalankan ekonomi, apalagi menjadi jangkar bagi seluruh dunia. Dan pasar sejauh ini benar-benar menanganinya dengan sangat baik,” ujar Ekonom Allianz Mohamed El-Erian dikutip dari CNBC.

 

 

 

Kekhawatiran Resesi Berlanjut

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Ia sangat terkesan dengan stabilitas pasar baru-baru ini. El-Erian memandang S&P 500 sebagai harga yang wajar meskipun angin sakal baru-baru ini dan ketidakpastian seputar langkah suku bunga the Federal Reserve (the Fed) berikutnya.

Sementara anggota parlemen harus mencapai resolusi atas kesengsaraan plafon utang. Sandi Bragar, Chief Client Officer Aspiriant tetap berhati-hati karena kekhawatiran resesi terus berlanjut. Sejarah baru-baru ini menunjukkan kemungkinan penurunan akan terjadi ketika the Federal Reserve menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga.

“Semua orang merasa seperti ada pesta di pasar dan ingin berpartisipasi. Saya tidak berpikir bahwa ini benar-benar waktunya untuk terlalu bersemangat dulu. Ada alasan untuk berhati-hati di sini,” ujar dia.

 

Kinerja di Wall Street

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Di sisi lain, saham Apple melemah 1,5 persen setelah mengumumkan kesepakatan produksi chip bernilai miliaran dolar Amerika Serikat dengan Broadcom. Saham Broadcom naik 1,2 persen. Sempat naik 5,7 persen seiring investor aktivis meminta perusahaan untuk menjajaki penjualan.

Saham kasino Caesars, MGM, dan Wynn semuanya turun lebih dari 5 persen jam terakhir sesi perdagangan Selasa, 23 Mei 2023.

Sementara itu, Bloomberg melamporkan kalau China akan melihat puncak 65 juta infeksi COVID-19 dalam gelombang berikutnya menjelang akhir Juni 2023, mengutip seorang pejabat kesehatan senior. Pejabat itu menuturkan akan melihat sekitar 40 juta infeksi per minggu pada akhir Mei sebelum mencapai puncaknya.

Saham produsen COVID-19 melonjak pada perdagangan Selasa pekan ini. Saham Moderna naik 9,4 persen, sementara itu saham BioNTech dan Pfizer masing-masing naik 10,1 persen dan 2,6 persen.

Pergerakan itu terjadi di tengah laporan potensi gelombang baru infeksi COVID-19 di China yang dapat sebabkan jutaan kasus baru setiap minggu.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya