Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) beri sinyal pembagian dividen atas laba bersih perseroan tahun buku 2022. Hal itu merujuk pada kinerja Indonesia Kendaraan Terminal tahun lalu yang tumbuh positif, baik dari sisi pemdapatan maupun laba.
Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Sugeng Mulyadi mengatakan, saat ini manajemen melakukan diskusi internal untuk menentukan besaran dividen yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. IPCC berencana melaksanakan RUPST Tahun Buku 2022 pada 27 Juni 2022.
Baca Juga
Sugeng menambahkan, pembagian dividen ini merupakan apresiasi dari Manajemen kepada para pemegang saham loyal yang telah mendukung pencapaian IPCC. Adanya peningkatan kinerja dari IPCC pada 2022 memberikan sentimen positif pada saham IPCC.
Advertisement
"Untuk besaran, memang untuk saat ini belum dapat kami sampaikan karena masih dalam tahap pembahasan dan nantinya akan diputuskan dalam RUPS Tahunan akhir bulan ini. Kita tunggu saja. Yang jelas, tentunya diharapkan yield-nya bisa lebih baik dari imbal hasil deposito sehingga memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham IPCC," kata Sugeng dalam keterangan resmi, Senin (19/6/2023).
Secara historis, persentase pembagian dividen (Dividend Payout Ratio) di kisaran antara 50 persen hingga 70 persen dari Laba Bersih. untuk tahun buku 2022, IPCC sebelumnya telah membagikan dividen interim sebesar Rp 22,71 miliar di awal tahun ini atau setara dengan dividen per lembar sebesar Rp 12,49.
Sepanjang 2022, IPCC catatkan laba tahun berjalan sebanyak Rp 161,72 miliar atau mengalami peningkatan sebanyak 169,29 persen YoY. Sebelumnya, manajemen memperkirakan pencapaian laba akhir di tahun 2022 ialah di angka antara Rp 130-150 miliar.
Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan IPCC yang tumbuh 40,58 persen menjadi sebanyak Rp 726,57 miliar dari pencapaian di tahun sebelumnya sebesar Rp 516,84 miliar.
IPCC Genjot Ekspansi Melalui Layanan PDC
Sebelumnya, seiring dengan perkembangan bisnis usaha yang kian dinamis, banyak perusahaan yang melakukan berbagai macam cara untuk dapat mempertahankan eksistensinya.
Apalagi perusahaan telah melewati masa pandemi COVID-19 di mana saat ini perusahaan mencoba untuk kembali bangkit memulihkan kondisi bisnisnya.
Berbagai cara tersebut dilakukan melalui cara organik yang sejalan dengan core business perusahaan tersebut maupun anorganik dengan melihat peluang bisnis di luar core business tersebut.
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC Car Terminal/IPCC) sebagai bagian dari rantai pasok ekosistem (ecosystem value chain) industri otomotif melihat adanya peluang bisnis yang dapat dijajaki sebagai bagian dari ekspansi bisnis yang dilakukan.
Di sisi lain, IPCC menangkap peluang bisnis tersebut telah sejalan dengan semangat Beyond The Gate yang diusung pada 2022 sejalan dengan telah terintegrasinya antara PT Pelabuhan Indonesia I hingga IV (Persero) menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
"Bicara mengenai supply chain, berarti kita akan lihat mulai dari hulu hingga hilir. Artinya, jika kita bicara mengenai industri otomotif maka kita harus lihat rangkaian kegiatan mulai dari kendaraan itu diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang ada, lalu penanganan logistik dari komponen-komponen otomotif itu sendiri, lalu distribusi dan transportasi dari pabrik hingga ke end users,"kata Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Agus Hendrianto dalam keterangan resminya, Senin (3/10/2022).
"IPCC di mana? IPCC berada di pengelolaan dan penyediaan Terminal dengan segala fasilitas, infrastruktur, dan berbagai sumber daya pendukung lainnya yang mendukung kegiatan transportasi dan distribusi kendaraan," ia menambahkan.
Advertisement
Pendukung Industri Otomotif
Sebagai bagian dari keluarga besar Pelindo (Holding), yang saat ini kepemilikan mayoritas saham IPCC berada di Sub Holding PT Pelindo Multi Terminal, posisi IPCC memainkan peranan yang strategis sebagai pendukung industri otomotif.
Kemudian, bergerak di bidang layanan bongkar muat kendaraan maka setiap harinya IPCC melayani berbagai macam jenis kendaraan dengan berbagai merek untuk didistribusikan ke sejumlah wilayah di Indonesia, mulai dari jenis CBU hingga Alat Berat dengan berbagai ukuran telah dilakukan bongkar muat di Terminal IPCC.
Oleh karena peluang bisnis di bidang layanan bongkar muat kendaraan di pelabuhan menyimpan potensi besar, IPCC terus berinovasi dengan mengembangkan layanannya kepada para pelanggannya.
Dalam pengembangan inovasi bisnisnya tersebut, IPCC terus berekspansi untuk dapat memberikan layanan terintegrasi berupa Car(go) Distribution Management yang salah satunya ialah Layanan lapangan penumpukan kargo sebelum didistribusikan via darat. Adapun layanan tersebut ialah Pre-Delivery Center (PDC).
Layanan PDC
Layanan tersebut telah berhasil direalisasikan oleh IPCC dengan dukungan para sumber daya manusia yang telah memiliki standardisasi pelayanan berkelas dunia. Dukungan ini menjadi keharusan demi mewujudkan excellent operation di layanan yang disediakan oleh IPCC.
Masuknya IPCC ke dalam layanan PDC merupakan bagian dari realisasi komitmen IPCC untuk menyediakan layanan-layanan pada ekosistem rantai distribusi kargo otomotif.
Masuknya IPCC ke dalam layanan Pre-Delivery Center (PDC) pada tahun pemulihan saat ini seiring dengan langkah IPCC untuk merealisasikan spirit of Beyond The Gate di mana IPCC masuk ke dalam peluang bisnis baru dalam pengembangan bisnis layanan penampungan kendaraan yang dilakukan di luar pelabuhan atau terminal.
"Masuknya IPCC ke bisnis PDC ini melihat kian meningkatnya produksi kendaraan dan distribusi akan kendaraan tersebut ke area penumpukan sebelum dilakukan distribusi ke sejumlah outlet. Maka dari itu, sebagai bagian dari spirit Beyond The Gate maka IPCC masuk ke bisnis PDC," ujar dia.
Adapun area penumpukan itu biasanya dicari oleh para produsen kendaraan untuk menampung kendaraan setelah kendaraan tersebut di produksi. Tentunya ini menjadi biaya tambahan bagi produsen kendaraan yang akan menempatkan kargo kendaraannya di luar pabriknya.
Dengan layanan PDC ini, car maker bisa memanfaatkan layanan terintegrasi yang disediakan oleh IPCC alias paket layanan bongkar muat. Dengan melihat peluang tersebut maka tidak tertutup kemungkinan IPCC akan dapat menjalin kerjasama PDC tersebut ke sejumlah pabrikan otomotif.
Lebih lanjut, bagi para pabrikan otomotif yang tertarik dengan layanan ini maka bisa memanfaatkan layanan anyar yang diberikan oleh IPCC ini sehingga nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi IPCC maupun para automaker.
Advertisement