Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Jumat, 1 September 2023. Indeks Dow Jones menguat seiring pelaku pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS terbaru.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 115,80 poin atau 0,33 persen ke posisi 34.837,71. Indeks S&P 500 bertambah 0,18 persen ke posisi 4.515,77. Indeks Nasdaq melemah tipis 0,02 persen ke posisi 14.031,81.
Baca Juga
Pada perdagangan wall street sebelumnga, rata-rata indeks acuan menguat. Indeks Dow Jones sempat naik lebih dari 250 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 0,8 persen.
Advertisement
Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 1,4 persen dan 3,3 persen pada pekan ini. Hal itu membawa indeks saham itu mencatat kinerja terbaik sejak Juli 2023. Indeks S&P naik 2,5 persen, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak Juni.
Tingkat pengangguran melonjak
Laporan nonfarm payrolls AS terbaru menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 3,8 persen pada Agustus 2023. Tingkat pengangguran mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun. Ekonom perkirakan akan tetap di 3,5 persen.
Sebagai tanda lain dari perlambatan ekonom dan berkurangnya tekanan harga, rata-rata penghasilan per jam meningkat 4,3 persen dari tahun ke tahun, lebih rendah dari kenaikan 4,4 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Selain itu, penggajian Agustus tumbuh lebih cepat dari perkiraan dengan tambahan 187.000 orang. Namun, jumlah tenaga kerjayang pertama kali dilaporkan untuk Juni dan Juli direvisi turun sebanyak 110.000.
Investor Cermati Laporan Keuangan Terbaru
“Merupakan suatu kesalahan jika melihat laporan ketenagakerjaan hari ini, bersama dengan data terkini, dan mengatakan the Fed sudah selesai,” ujar Chief Investment Strategist BOK Financial, Steve Wyett.
Ia menambahkan, meski tren inflasi bergerak ke arah yang benar dan pandangan pasar tenaga kerja yang lebih luas akan indikasikan tekanan upah akan mereda. “Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan berada di atas tren dan inflasi masih jauh di atas target 2 persen yang baru-baru ini dikonfirmasi oleh the Fed,” kata Wyett.
Setelah rilis itu, alat FedWatch milik CME Group menunjukkan pelaku pasar telah memperhitungkan peluang 93 persen bank sentral mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini.
Investor juga meneliti laporan laba terbaru. Produsen perangkat lunak basis data MongoDB dan Dell Technologies masing-masing naik 3 persen dan 21 persen didukung oleh laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan. Saham Lululemon Athletica naik 6 persen setelah melampaui harapan wall street.
Advertisement
Menanti IPO Arm
Sementara itu, IPO Arm yang didukung Softbank sangat dinanti-nantikan akan berlangsung pada September. IPO Arm menandai ujian besar bagi sentimen pasar, menurut Roth MKM.
“Kami yakin Arm dapat meluncurkan roadshow IPO-nya paling cepat minggu depan dengan kemungkinan hari pertama perdagangan sebelum 20 September,” ujar Rothm MKM dalam sebuah catatan.
Raksasa teknologi yang berkantor pusat di Cambridge, Inggris memuji desain chip canggih yang dapat ditemukan di hampir semua ponsel pintar di dunia. “Arm mendapat manfaat dari penarik sekuler dengan permintaan AI serta penetrasi semikonduktor non-smartphone,” ujar Roth.
Debut Arm akan menjadi sinyal besar apakah pasar IPO siap pulih setelah kering akibat kenaikan suku bunga.
Penutupan Wall Street pada 31 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Kamis, 31 Agustus 2023. Indeks Nasdaq mencatat kemenangan lima hari berturut-turut. Namun, indeks tersebut tertekan sepanjang Agustus 2023.
Dikutip dari CNBC, Jumat (1/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq bertambah 0,11 persen ke posisi 14.034,97. Indeks Dow Jones merosot 168,33 poin atau 0,48 persen ke posisi 34.721,91. Indeks S&P 500 susut 0,16 persen ke posisi 4.507,66.
Pada perdagangan baru-baru ini, indeks S&P 500 dan Dow Jones meningkat selama empat hari berturut-turut. Kenaikan indeks acuan itu membantu memangkas koreksi bulanan. Namun demikian, pada Agustus, indeks S&P merosot 1,77 persen. Indeks Nasdaq terpangkas 2,17 persen. Indeks Dow Jones turun 2,3 persen.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, pelaku pasar juga mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang baru. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 0,2 persen month over month (MoM) pada Juli, dan 4,2 persen year over year, sesuai prediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.
Inflasi inti adalah indikator inflasi yang diawasi ketat oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.
“Pada akhirnya, saham megikuti jejak obligasi, jadi penurunan berkelanjutan dalam imbal hasil obligasi AS adalah kunci untuk menjembatani kenaikan saham yang lebih besar, setidaknya dalam waktu dekat,” ujar Senior Vice President Calamos Investments, Joseph Cusick, dikutip dari CNBC.
“Tanpa adanya hasil yang mengejutkan dari laporan nonfarm payrolls AS pada Agustus, pada Jumat pekan ini, kondisi likuiditas yang disebabkan oleh liburan mulai terbentuk jelang Hari Buruh,”.
Advertisement