Perusahaan Patungan Communication Cable Bakal Kembangkan Jaringan Kabel Bawah Laut Sepanjang 4.100 KM

PT CCSI Konektivitas Digital (CCSIKD), PT Pracheta Nusa Telekom (Pracheta) dan Mitsu & Co Ltd Jepang membangun perusahaan patungan untuk kembangkan jaringan kabel bawah laut antarpulau.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Sep 2023, 07:42 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 07:40 WIB
Penandatanganan pembentukan perusahaan patungan Varuna Cable Systems atau PT Varuna Cahaya Santosa (VCS) (Foto: Istimewa)
Penandatanganan pembentukan perusahaan patungan Varuna Cable Systems atau PT Varuna Cahaya Santosa (VCS) (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI) melalui anak usahanya PT CCSI Konektivitas Digital (CCSIKD), PT Pracheta Nusa Telekom (Pracheta) anak usaha dari PT NAP Info Lintas Nusa (Matrix NAP Info) dan Mitsu & Co Ltd Jepang membangun perusahaan patungan yang akan mengembangkan jaringan kabel bawah laut antarpulau sepanjang 4.100 KM.

Perusahaan patungan itu diberi nama Varuna Cable Systems (Varuna) yang menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia termasuk di dalamnya adalah Jawa, Bali, Lombok, Labuan Bajo, Sulawesi, Kalimantan dan Madura.

Jaringan yang penting ini terdiri dari 2.700 KM kabel bawah laut dan 1.400 KM kabel darat, dengan peran pentingnya dalam menyediakan konektivitas digital ke ibu kota baru Indonesia, ibu kota Nusantara (IKN).

Hal ini mengingat ekonomi digital yang berkembang pesat di luar Pulau Jawa, seiring infrastruktur telekomunikais masih kurang berkembang, Varuna muncul sebagai pilar utama untuk mendorong perwujudan visi teknologi Indonesia ke depan.

“Varuna Cable Systems adalah bukti visi kami untuk meningkatkan lanskap digital di luar Jawa. Melalui kerja sama dengan Matrix NAP Info dan Mitsui, kami siap menjadi pemimpin pasar dalam bisnis kabel bawah laut di Indonesia,” ujar CEO dari CCSI dan VCS, Peter Djatmiko seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (15/9/2023).

Perusahaan patungan yang baru saja dibentuk yakni PT Varuna Cahaya Santosa (VCS), menyatukan gabungan keahlian dan semangat pelopor dari perusahaan-perusahaan induknya. CCSI, pelopor di industri kabel optik Indonesia, membanggakan diri sebagai yang pertama di negara ini yang memproduksi kabel bawah laut dengan Sertifikasi Internasional sejak 1996.

Pengembangan Proyek

Penandatanganan pembentukan perusahaan patungan Varuna Cable Systems atau PT Varuna Cahaya Santosa (VCS) (Foto: Istimewa)
Penandatanganan pembentukan perusahaan patungan Varuna Cable Systems atau PT Varuna Cahaya Santosa (VCS) (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Matrix NAP Info, memiliki catatan prestasi luar biasa selama lebih dari 20 tahun, sebagai operator kabel bawah laut sekaligus melayani penyedia layanan internet Indonesia dengan layanan bandwidth internasionalnya. Mitsui & Co., Ltd. dari Jepang, telah menjadi investor kunci di jaringan kabel bawah laut skala besar lainnya seperti Juno Cable

Direktur Matrix NAP Info, Omar Syarif Nasution menuturkan, jaringan Varuna melengkapi dan memperluas layanan Matrix NAP Info di dalam negeri, menandai bab baru dalam perjalanannya melampaui Jawa.

“Kolaborasi dalam membentuk Varuna ini kami harapkan dapat semakin mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital dalam negeri secara inklusif,” kata dia.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Mitsui Indonesia, Shinichi Kikuchihara menuturkan, proyek Varuna merupakan proyek pembangunan bangsa khususnya di kawasan timur Indonesia. Inisiatif tidak hanya berkontribusi terhadap kemajuan bangsa tetapi juga selaras dengan strategi bisnis Mitsui dalam pengembangan infrastruktur digital.

“Dengan memfokuskan upaya kami pada proyek VARUNA, kami turut mendorong kemajuan, memberdayakan masyarakat, dan membentuk masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Mitsui akan memanfaatkan pengetahuan yang kami peroleh dari pengalaman pengembangan proyek terkait infrastruktur di seluruh dunia,” kata dia.

Penutupan IHSG pada 14 September 2023

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Kamis, (14/9/2023). Penguatan IHSG terjadi di tengah transaksi saham FREN dan DSSA yang signifikan di pasar negosiasi.

Dikutip dari data RTI, IHSG ditutup menguat 0,34 persen ke posisi 6.959,33. Indeks LQ45 bertambah 0,15 persen ke posisi 955,61. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.968,97 dan terendah 6.929,35. Sebanyak 241 saham menguat sehingga angkat IHSG. 282 saham melemah dan 232 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.184.501 kali dengan volume perdagangan 35,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,3 triliun.  Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.355.

Secara sektoral, mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan. Sektor saham industri melemah 0,08 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,70 persen, sektor saham siklikal susut 0,39 persen. Selain itu, sektor saham kesehatan merosot 0,59 persen, sektor saham properti turun 0,25 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,70 persen.

Sementara itu, sektor saham energi naik 1,8 persen, sektor saham basic menanjak 1,25 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,04 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,75 persen dan sektor saham transportasi melonjak 0,99 persen.

Di pasar negosiasi, transaksi saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencapai Rp 1 triliun.

Transaksi saham DSSA mencapai Rp 1,4 triliun di pasar negosiasi. Total frekuensi perdagangan satu kali dengan volume perdagangan 295.000 saham. Di pasar negosiasi, saham DSSA berada di posisi 48.000 per saham.

Sedangkan transaksi saham FREN di pasar negosiasi mencapai Rp 1,1 triliun. Total frekuensi perdagangan sebanyak dua kali dengan volume perdagangan 138.000.000 saham. Saham FREN ditransaksikan di posisi Rp 79 per saham.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya