Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan laba bersih Rp 15,75 triliun hingga kuartal III 2023. Angka tersebut naik 15,05 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Pencapaian laba yang baik didukung dengan akselerasi kredit," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam paparan kinerja kuartal III 2023, Selasa (31/10/2023).
Baca Juga
Adapun pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 3,1 persen yoy menjadi Rp 31,13 triliun pada kuartal III 2023.
Advertisement
Dalam periode tersebut, penyaluran kredit BNI juga meningkat 7,8 persen yoy menjadi Rp 671,3 triliun hingga kuartal III 2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) menyentuh angka Rp 747,59 pada kuartal III 2023. Sedangkan, aset BNI hingga September 2023 mencapai Rp 1.009,3 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 31 Oktober 2023, saham BBNI melemah 1,24 persen ke posisi Rp 4.790 per saham. Saham BBNI dibuka stagnan di posisi Rp 4.850 per saham. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 4.850 dan terendah Rp 4.720 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.850 kali dengan volume perdagangan 622.547 saham. Nilai transaksi Rp 297,5 miliar
Perkuat Industri Ketahanan Pangan, BNI Jadi Lead Arranger Investasi Pusri Rp 9,32 Triliun
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI sebagai bank milik negara berkomitmen untuk proaktif mendukung pemerintah dalam memperkuat ekosistem pangan nasional.
Kali ini, BNI menjadi Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) dan bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasilitas kredit sindikasi untuk pendanaan proyek revitalisasi pabrik Pusri IIIB dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang atau Pusri, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero).
Setelah direvitalisasi, pabrik Pusri IIIB memanfaatkan teknologi produksi terbaru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keandalan produksi pupuk.
Adapun pendanaan proyek revitalisasi pabrik ini dilakukan melalui mekanisme sindikasi yang terdiri dari total 8 bank yakni BUMN dan swasta dengan nilai kredit investasi sebesar Rp 9,32 triliun.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pusri, Tri Wahyudi Saleh, disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, dan turut disaksikan oleh Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI Sis Apik Wijayanto, Director of Corporate Banking BCA Rudy Susanto, Director Wholesale & Institution BRI Agus Noorsanto, Direktur Wholesale & Transaction Group BSI Zaidan Novari, SEVP Wholesale Banking BTN Benny Yoslim, Direktur UMKM dan Komersial, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten, serta Oentoneng Suria & Partner Law dan PHSP Law.
Sis Apik mengatakan, isu terkait ketahanan pangan harus diselesaikan secara komprehensif. Pemerintah bersama perusahaan milik negara dan swasta bersama-sama mencari potensi pengembangan agar produksi pangan dapat meningkat dari sisi kuantitas dan kualitas.
"Kami tentunya sangat bersyukur dapat berkontribusi positif melalui kerja sama ini. Kami harap langkah bersama ini mampu membantu penguatan ekosistem pangan nasional sekaligus memberikan peningkatan kinerja bagi Pusri dan seluruh mitranya,"ujar dia dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu (14/10/2023).
Advertisement
Proyek Revitalisasi Pabrik Pusri Bakal Berdampak Positif
Ia menuturkan, pabrik Pusri-IIIB akan dibangun di kompleks PT Pusri, di Palembang, dengan teknologi low energy yang dapat membantu menghemat konsumsi gas bumi serta ramah lingkungan.
Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB akan lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.
Proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional, karena akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya hingga ke level UMKM.
Kapasitas produksi Pabrik Pusri IIIB direncanakan sebesar 1.350 ton amonia per hari atau 445.500 ton per tahun dan untuk pupuk urea mencapai 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun. Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.
"Dengan kemampuan produksi Pusri tersebut, kami yakin produksi akan lebih kuat, dan seluruh mitra dapat tetap bersama-sama menjaga implementasi ekonomi berkelanjutan,” tandasnya.
BNI Optimistis Kredit Tumbuh Sesuai Target, Ini Alasannya
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yakin bisa memenuhi target pertumbuhan kredit korporasi hingga akhir 2023.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyebut hingga Agustus 2023 pihaknya mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 8,8 persen.
"Memasuki semester II 2023, kami optimis kredit tumbuh sesuai corporate guidance perseroan kami kisaran 7-9 persen akhir tahun ini," kata Novita dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
Dia bilang, optimisme ini didukung oleh berbagai faktor, seperti kondisi makro ekonomi yang lebih positif dan potensi peningkatan belanja masyarakat. Selain itu, belanja pemerintah pada semester II 2023 juga diyakini bakal mengalami pertumbuhan.
"Kami memiliki strategi perusahaan yang menyasar blue chip beberapa fokus di antaranya yang prospektif dan resilien," kata dia.
BNI juga berfokus untuk mendukung green loan hingga hilirisasi. Tak hanya itu, ia mengatakan, Perseroan juga mencermati peningkatan daya beli akan meningkatkan kredit konsumer.
"Dari segmen konsumer ini memberikan multiplier effect sektor produktif," ujarnya.
Advertisement
Rencana Jangka Panjang
Di sisi lain, Novita menyebut, BNI memiliki rencana jangka panjang yang jelas, seperti ingin mencapai ROE superior dengan keberlanjutan jangka panjang sehingga tujuannya memberikan yang value optimal bagi shareholder.
"Kami melihat kuncinya adalah tetap jaga kinerja kami terutama tahun ini agar tetap solid," ungkapnya.
Menurut ia, industri perbankan pada 2023 menghadapi sejumlah tantangan, terutama perlambatan ekonomi global dan kondisi pengetatan likuiditas serta konteks peningkatan suku bunga dan peraturan GWM.
"Namun kami juga sudah mengantisipasi kondisi tersebut dengan memiliki beberapa kinerja kebijakan strategis dan praktis dalam menghadapi tantangan ini," kata dia.
Salah satunya, BNI akan membangun basis pendanaan yang lebih kuat tentunya bersumber dari CASA yang berbasis transaksi. Kemudian, tidak kalah penting BNI akan berkomitmen melakukan transformasi khususnya transformasi digital agar mampu memabangun kapbilitas BNI sebagai transaction bank.
"Selain transformasi digital kami juga terus melanjutkan fokus ekspansi bisnis khususnya nasabah-nasabah blue chip dan juga disiplin mengawal transformasi dan juga penyempurnaan bisnis tidak hanya induk tapi anak perusahaan," tandasnya.