Adaro Energy Catat Laba Bersih USD 1,21 Miliar, Turun 35,96% hingga September 2023

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2023.

oleh Agustina MelaniElga Nurmutia diperbarui 01 Nov 2023, 19:51 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2023, 19:48 WIB
Adaro Energy Catat Laba Bersih USD 1,21 Miliar, Turun 35,96% hingga September 2023
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih pada periode tersebut. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/11/2023), Adaro membukukan pendapatan usaha sebesar USD 4,98 miliar hingga kuartal III 2023. Hasil ini turun 15,76 persen dibandingkan pendapatan usaha per kuartal III 2022 senilai USD 5,91 miliar.

Adapun produksi dan penjualan masing-masing naik 12 persen dan 11 persen menjadi 50,73 juta ton dan 49,12 juta ton yang diofset dengan penurunan 25 persen pada harga jual rata-rata. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Adaro Energy Indonesia.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan Adaro Enery Indonesia membengkak 17,47 persen menjadi USD 2,99 miliar hingga kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 2,54 miliar.

Beban tersebut naik seiring beban royalty PT Adaro Indonesia lebih tinggi dari pada periode sama tahun lalu. Biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga baik karena ada kenaikan volume.

Pengupasan lapisan penutup naik 25 persen menjadi 217,43 juta bcm dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29 kali atau naik 12 persen hingga September 2023.

Total biaya bahan bakar naik 18 persen akibat kenaikan 33 persen pada konsumsi bahan bakar. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada sembilan bulan pertama 2023, naik 11 persen dari sembilan bulan pertama 2022.

Hingga kuartal III 2023, Adaro Energy Indonesia meraih laba usaha senilai USD 1,61 miliar. Angka ini menyusut 48,64 persen dibandingkan laba operasional Adaro Energy Indonesia hingga kuartal III 2022 senilai USD 3,15 miliar.

Alhasil, Adaro Energy Indonesia mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,21 miliar per kuartal III 2023, atau turun 35,96 persen dibandingkan realisasi per kuartal III 2023 sebesar USD 1,9 miliar.

 

Aset Adaro

(Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)
Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Hingga kuartal III 2023, total aset ADRO tercatat sebanyak USD 10,39 miliar atau menurun dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 10,78 miliar.

Liabilitas ADRO per kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 2,98 miliar atau turun dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 4,25 miliar.Ekuitas ADRO naik dari USD 6,52 miliar pada akhir 2022 menjadi USD 7,41 miliar hingga kuartal III 2023.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis yang terintegrasi tetap berkinerja baik.

“Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target full year 2023 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan pada jangka panjang,” ujar dia dalam keterangan resmi, Rabu, 1 November 2023.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 1 November 2023, saham ADRO merosot 5,86 persen menjadi Rp 2.410 persaham. Saham ADRO dibuka turun 60 poin ke posisi Rp 2.500 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.500 dan terendah Rp 2.400 per saham.

Total frekuensi perdagangan 21.327 kali dengan volume perdagangan 788.565 saham. Nilai transaksi Rp 191,8 miliar.

Belanja Modal

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Hingga September 2023, belanja modal Adaro Energy Indonesia naik 71 persen menjadi USD 473 juta dari USD 277 juta pada periode sama tahun lalu. Pengeluaran belanja modal pada periode ini sebagian besar digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya dan investasi pada infrastruktur.

Royalti kepada pemerintah naik 33% menjadi USD 1.170 juta dari USD 882 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 71% menjadi USD 332 juta dari $1.165 juta. Setelah mendapatkan IUPK-KOP pada September 2022, mulai 1 Januari 2023, AI menerapkan ketentuan perpajakan dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sesuai peraturan yang berlaku.

Karena IUPK-KOP, tarif royalti AI naik ke kisaran 14% -28%, dari tarif sebesar 13,5% berdasarkan ketentuan sebelumnya. Namun, tarif pajak penghasilan badan turun dari 45% menjadi 22%. IUPK-KOP juga mengakibatkan perubahan lainnya terhadap bisnis AI, misalnya terkait pendapatan negara bukan pajak (PNBP) untuk pemerintah pusat dan porsi pemerintah daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. AI meliputi 74% produksi Grup Adaro hingga September 2023.

Buyback Saham

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah memperoleh restu pemegang saham atas rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp 4 triliun. Rencana tersebut disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar perseroan pada Kamis, 11 Mei 2023.

"Pemegang saham menyetujui rencana pembelian kembali saham perseroan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK/2017 tentang pembelian kembali saham yang dilakukan oleh perusahaan terbuka, dengan periode pembelian kembali saham adalah 18 bulan terhitung sejak 12 Mei 2023," mengutip hasil RUPST Adaro Energy Indonesia, Kamis (11/5/2023).

Dari dana buyback Rp 4 triliun, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan. Rencananya, buyback saham akan dilakukan secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak 15 Februari 2023.

Untuk itu, periode buyback saham dimulai dari 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023. Sebelumnya, pada 2021 perseroan telah melakukan buyback dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013. Periode pembelian kembali saham tersebut dilakukan dalam empat kali masa perpanjangan dengan periode yang terakhir adalah 16 September 2022 sampai dengan 16 Desember 2022.

Pada periode tersebut, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 1.000.000.000 lembar saham atau 3,13 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Pada 2023, perseroan kembali melakukan pembelian kembali saham perseroan dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berdasarkan POJK 2/2013 sejak 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023. Untuk periode tersebut, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebesar 20.505.100 lembar saham atau 0,06 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya