Bursa Saham Asia Pasifik Tergelincir Jelang Rilis Data Ekonomi China hingga Australia

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Selasa, 7 November 2023 jelang rilis data ekonomi China dan Australia. Indeks Kospi Korea Selatan catat koreksi 1,6 persen usai naik signifikan pada awal pekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Nov 2023, 08:27 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2023, 08:27 WIB
Bursa Saham Asia Pasifik Tergelincir Jelang Rilis Data Ekonomi China hingga Australia
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Selasa (7/11/2023) menjelang rilis data ekonomi China dan Australia. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Selasa (7/11/2023) menjelang data perdagangan yang rilis dari China dan keputusan suku bunga dari Reserve Bank of Australia (RBA).

Indeks ASX 200 di bursa saham Australia melemah 0,22 persen menjelang keputusan suku bunga bank sentral. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,35 persen. Demikian dikutip dari CNBC, Selasa pekan ini.

“Kami perkirakan RBA akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menyusul retorika hawkish baru-baru ini dan angka inflasi kuartal III yang lebih kuat dari perkiraan,” tulis ANZ.

Adapun bank sentral pertahankan biaya pinjaman tetap stabil dalam empat pertemuan terakhirnya. Ekonom bank itu menambahkan tidak prediksi ada pelonggaran hingga kuartal IV 2024 dengan risiko yang cenderung mengarah pada pengetatan lebih lanjut dalam waktu dekat.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 susut 0,5 persen pada jam pertama perdagangannya, sedangkan indeks Topix merosot 0,39 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,66 persen, dan memangkas kenaikan pada Senin pekan ini. Bursa saham Korea Selatan mencatat sesi terbaik sejak akhir Maret 2020 pada Senin, 6 November 2023 setelah Korea Selatan kembali memberlakukan larangan short selling.

Indeks Hang Seng Hong Kong merosot dengan indeks berjangka di posisi 17.867 dibandingkan dengan penutupan terakhir di indeks 17.966,59. Sementara itu, China akan merilis data perdagangan pada November.

Di wall street, tiga indeks acuan menguat tipis sehingga melanjutkan reli kuat pekan lalu. Indeks Nasdaq melonjak 0,3 persen ke posisi 13.518,78. Indeks S&P 500 naik tipis 0,18 persen ke posisi 4.365,98. Indeks Dow Jones bertambah 34,54 poin atau 0,1 persen ke posisi 34.095,86.

Bursa Saham Korea Selatan Melambung pada 6 November 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Korea Selatan melonjak pada Senin, 6 November 2023 setelah Korea Selatan kembali terapkan larangan short-selling.

Di sisi lain, sebagian besar bursa saham Asia tergerak oleh laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lemah sehingga membantu kurangi kenaikan suku bunga.

Otoritas keuangan di Korea Selatan melarang short selling hingga akhir Juni 2024. Short selling merupakan aksi pelaku pasar menjual saham pinjaman untuk dibeli kembali dengan harga lebih rendah/

Sementara itu, nonfarm payrolls AS meningkat 150.000 pada Oktober, lebih rendah dari perkiraan konsensus Dow Jones yang prediksi kenaikan 170.000. Hal ini meredakan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) akan terus menaikkan suku bunga.

Sementara itu, aktivitas bisnis Jepang meningkat pada Oktober tetapi berada pada laju paling lambat tahun ini, menurut survei swasta.

Indeks Kospi Korea Selatan melompat 5,66 persen ke posisi 2.502,37. Indeks Kosdaq melambung 7,34 persen ke posisi 839,45. Dua indeks acuan itu catat performa terbaik sejak Maret 2020.

Indeks Nikkei 225 menguat 2,37 persen ke posisi 32.708,48. Indeks Topix melesat 1,64 persen ke posisi 2.360,46.

Indeks Hang Seng melompat 1,77 persen. Indeks CSI 300 bertambah 1,35 persen ke posiis 3.632,61. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,28 persen ke posisi 6.997,40.

Penutupan Wall Street pada 6 November 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tipis pada perdagangan Senin, 6 November 2023 untuk melanjutkan reli kuat pekan lalu. Indeks Nasdaq mencatat rekor positif terpanjang sejak Januari 2023.

Dikutip dari CNBC, Selasa (7/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melompat 0,3 persen ke posisi 13.518,78. Sedangkan indeks S&P 500 naik 0,18 persen ke posisi 4.365,98. Indeks Dow Jones bertambah 34,54 poin atau 0,1 persen ke posisi 34.095,86.

“Apa yang kami lihat adalah pasar berhenti sejenak untuk mencerna reli yang sangat kuat pekan lalu. Anda berada dalam situasi di mana pasar hanya berhenti sejenak untuk konsolidasikan pergerakan baru-baru ini dan menunggu katalis bullish berikutnya keluar, dan kemungkinan besar itu adalah salah satu dari pernyataan kepala the Fed Jerome Powell,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Indeks Nasdaq mencatat kinerja positif selama tujuh hari untuk pertama kalinya sejak Januari. Indeks Dow Jones dan S&P 500 naik dalam enam hari berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Juli dan Juni.

Saham Nvidia bertambah 1,7 persen didorong oleh optimisme dari Bank of America menjelang laporan laba perseroan. Sementara itu, saham Bumble tergelincir 4,4 persen setelah aplikasi kencan itu mengumumkan CEO-nya mundur pada Januari.

 

Kinerja Mingguan Indeks Acuan di Wall Street

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Saham SolarEdge Technologies anjlok 5,1 persen karena penurunan peringkat dari Wells Fargo. Imbal hasil obligasi juga membalikkan tren pekan lalu dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik 9 basis poin menjadi 4,653 persen.

Adapun saham dinilai sedang menuju pekan terbaik pada 2023. Indeks Dow Jones catat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan kenaikan terbesar dalam sepekan sejak November 2022.

Laporan pekerjaan bulanan yang lemah juga mendorong imbal hasil obligasi lebih rendah memberikan dorongan pada saham.

“Pasar saham memiliki awal yang kuat pada November, dan langkah ini tampaknya pantas dilakukan mengingat apa yang kita lihat sebagian besar, meskipun tidak semua sentimen,” ujar Head of Equity Strategy RBC Capital Markets, Lori Calvasina.

Ia memandang selama sebulan terakhir jika lonjakan imbal hasil obligasi segera dihentikan, saham dapat keluar tanpa menimbulkan terlalu banyak kerugian.

Selain itu, pada pekan ini merupakan periode yang sepi bagi data ekonomi dan rilis laba perusahaan. Namun, rilis laporan keuangan yang mereda dapat menolong pemulihan saham. Menurut the Stock Traders Almanac, November merupakan bulan dengan kinerja terbaik untuk S&P.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya