Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan volume transaksi di bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan capaian bursa karbon tetangga dalam kurun waktu 10 bulan.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, capaian tersebut pun memberikan optimisme bagi bursa karbon Indonesia. Ia pun berharap agar lebih banyak perusahaan tercatat berpartisipasi dan memanfaatkan bursa karbon.
Baca Juga
"Kami ucapkan terima kasih atas partisipasi semua. Kami ingin lebih banyak perusahaan tercatat untuk partisipasi dan manfaatkan bursa karbon," kata Jeffrey dalam acara CEO Networking 2023, Selasa (7/11/2023).
Advertisement
Ia melanjutkan, jika mengacu pada konsep triple P, mungkin seharusnya urutannya adalah planet, people, dan profit. Karena, jika tidak memperhatikan planet dan people, niscaya tidak dapat profit.
Di samping itu, ia juga menuturkan, perhitungan nilai ekonomi karbon juga bisa dijadikan salah satu alat untuk mencapai net zero emission.
"Bisa dua cara, lewat perdagangan karbon dan pajak karbon. Hampir semua negara sudah terapkan mekanisme nilai ekonomi karbon, dan sekarang range harga unit karbon di dunia USD 50 yang paling rendah ada di Polandia, yang paling tinggi di Uruguay," kata dia.
Sementara itu, di Indonesia sendiri unit karbon yang diperdagangkan di bursa karbon adalah sekitar USD 4,5 dan menurut high level commission carbon prices disepakati harga wajarnya di USD 61 dollar sampai USD 122.
"Indonesia saat ini USD 4,5, saya tidak mengarahkan bapak ibu beli unit karbon di harga USD 4,5 lalu jual di harga USD 61. Sebagai pelaku usaha memang kadang selalu kreatif," imbuhnya.
Ia menuturkan, saat ini sudah ada karbon code adjustment mechanism yang diterapkan di Uni Eropa. Nantinya, impor yang masuk ke Uni Eropa dihitungkan jejak karbonnya dari para supplier global yang mau masuk ke Uni Eropa.
"Info yang kami dapat, Kanada dan Inggris juga akan terapkan mekanisme yang sama untuk memastikan pelaku usaha global terapakan standar yang sama," katanya.
BEI Fokus Urus Perdagangan Bursa Karbon Domestik
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan bursa karbon (IDXCarbon) pada Selasa, 26 September 2023. Hingga saat ini, BEI mencatatkan jumlah volume transaksi di bursa karbon sekitar 460 ribu tCO2 ekuivalen.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, pihaknya mencatat perdagangan karbon yang sudah terjual hampir 460 ribu tCO2 ekuivalen.
"Karbon ini memang tidak seperti saham buy and sell, dibeli untuk di retire buy and hold kalau bicara sepi karena beli hold bukan ditradingkan lagi," ujar dia di acara Kompas100 CEO Forum dalam sesi CEO Insight, Senin (23/10/2023).
Untuk saat ini, BEI fokus menyelenggarakan perdagangan bursa karbon dalam skala nasional, bukan internasional. Ini mengingat usia BEI menjadi penyelenggara bursa karbon masih seumur jagung.
"Bagi Bursa Efek Indonesia bursa karbon merupakan journey dari emiten bahwa jumlah emiten di pasar modal 897 per hari ini hampir 900 di mana untuk bicara ESG perlu sistem sinergi kita bicara ekosistem tidak mungkin ESG ini hanya satu pihak," kata dia.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bicara soal peluang perdagangan internasional di bursa karbon Indonesia. Ini mengingat, potensi bursa karbon di Tanah Air begitu besar.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, untuk saat ini pihaknya lebih mendorong perdagangan di kancah domestik. Namun, ke depannya tidak menutup kemungkinan soal mengimplementasikan perdagangan internasional di bursa karbon.
Advertisement
Prioritaskan Domestik
"Untuk saat ini kita lebih mendorong memprioritaskan untuk domestik tapi tidak tertutup kemungkinan kita membuka untuk perdagangan internasional, tentunya ini merupakan suatu opportunity di mana Indonesia memiliki supply yang sangat besar," kata Inarno dalam konferensi pers ASEAN Capital Market Forum 2023, Selasa, 17 Oktober 2023.
Namun perlu diingat, negara tetangga pun memiliki supply dan potensi yang sangat besar. Misalnya, Brunei Darussalam, Kamboja hingga Vietnam.
Dengan demikian, Inarno berharap negara-negara tersebut berminat untuk tercatat di bursa karbon Indonesia. Artinya, negara-negara tersebut berpeluang masuk ke perdagangan bursa karbon di Tanah Air.
Di sisi lain, Inarno juga menjelaskan terkait beberapa capaian penting OJK sebagai bukti dukungan terhadap agenda transisi menuju keberlajutan. Salah satunya, peluncuran bursa karbon di Indonesia pada 26 September 2023.
Peran Bursa Karbon
Menurut ia, bursa karbon memainkan peranan penting dalam mempercepat proses dekarbonisasi. Potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat besar dalam menghasilkan carbon credit adalah salah satu pendorong pengembangan pasar karbon Indonesia sehingga bisa mempercepat pencapaian komitmen pengurangan emisi sebagaimana NDC Indonesia.
Dalam hal ini, OJK mengatur dari sisi secondary marketnya, mulai dari memastikan agar pihak yang terlibat dalam perdagangan karbon di bursa karbon adalah pihak-pihak yang eligible karena telah memenuhi persyaratan perizinan yang diatur serta memastikan bahwa karbon yang diperdagangkan di bursa karbon terjaga kualitasnya dengan mewajibkan teregistrasi di SRN-GRK.
Selain itu, OJK juga memastikan agar teknis dan proses perdagangannya memenuhi prinsip-prinsip market conduct, menerapkan standar tata kelola, manajemen risiko, infrastruktur dan standar operasional serta pengendalian internal yang dapat menjaga aktivitas perdagangan berjalan teratur, wajar dan efisien.
Advertisement