Harga Saham BSI Tembus Rp 1.800, Masuk Top 5 Bank dengan Kenaikan Tertinggi

Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan November 2023, laba bersih BSI tercatat sebesar Rp5,1 triliun bertumbuh 30% YOY.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Jan 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024, 11:00 WIB
BSI.
Bank Syariah Indonesia. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dinilai prospektif dan menjanjikan ke depan, setelah melanjutkan tren penguatan selama sebulan terakhir. Bahkan emiten bersandi BRIS tersebut menjadi Top 5 bank dengan kenaikan harga saham tertinggi.

Melansir keterangan tertulis, pada penutupan pasar modal Rabu (3/1/2024), Bank Syariah Indonesia menguat di level Rp1.800 atau naik 3,45% dibandingkan dengan harga penutupan di hari sebelumnya.

Kenaikan harga saham BRIS ini terjadi pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun -0,61% ke level 7.279 dari hari sebelumnya yang sebesar 7.323.

Pencapaian tersebut menunjukkan secara year on year (YOY) BRIS telah memberikan return yang signifikan yaitu sebesar 41,02%. Dengan demikian mengantarkan BSI masuk dalam Top 5 emiten bank dengan return saham tertinggi.

Positifnya pergerakan saham BRIS tersebut didorong oleh peningkatan minat dari investor institusi. Hal ini tercermin dari net buy investor institusi yang tinggi baik asing maupun domestik.

Kenaikan harga saham tersebut tak lepas pula dari meningkatnya kepercayaan investor terhadap kinerja fundamental BRIS yang solid, dan tumbuh secara berkelanjutan semenjak merger pada awal 2021.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan November 2023, laba bersih BSI tercatat sebesar Rp5,1 triliun bertumbuh 30% YOY.

Pertumbuhan laba bersih tersebut, sejalan dengan peningkatan pembiayaan yang disalurkan yaitu mencapai Rp235,01 triliun atau naik sekitar 14% YOY.

BSI pun mampu menjaga kualitas aset tetap prudent. Hal ini terbukti dengan non-performing financing (NPF) gross yang menurun menjadi 2,15% dibandingkan dengan posisi November 2022 sebesar 2,53%.

Ke depannya, dengan hampir 20 juta nasabah dan penetrasi perbankan syariah yang masih dinilai rendah saat ini, potensi pertumbuhan BRIS masih sangat menjanjikan.

Dengan faktor fundamental yang menjanjikan tersebut, 16 analis yang meng-cover BRIS merekomendasikan “Buy”. Adapun data Bloomberg menunjukkan target harga BRIS berdasarkan konsensus sebesar Rp 2.110.

BSI Targetkan Pembiayaan Tumbuh 17% pada 2023

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pembiayaan tumbuh hingga 17 persen pada akhir tahun ini. Optimisme tersebut sejalan dengan prospek pembiayaan yang masih positif. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya menargetkan pembiayaan tumbuh 15-17 persen. Sejalan dengan itu, BSI pun bakal menggenjot dari sisi konsumer maupun ritel. 

"Dalam beberapa kuartal bertahan dalam dua digit 15-17, jadi kami berharap tetap bisa jaga," kata Hery dalam konferensi pers BSI, dikutip Rabu (1/11/2023). 

Dengan begitu, ia menuturkan, pihaknya akan terus mendorong pembiayaan konsumer. Ini mengingat potensinya masih besar. 

"Akan mendorong sisi konsumer karena cukup bagus ya dari griya, oto, dan gadai, tapi kami juga dorong KUR Syariah yang tumbuh cukup bagus," kata Hery. 

Sehingga, ia berharap penyaluran pembiayaan bakal tetap solid. Sehingga, BSI bisa menjaga laba bersih dengan berkelanjutan. 

Bahkan, BSI juga berhasil menjaga kinerja yang tangguh hingga kuartal III 2023 dan berhasil mencetak laba sebesar Rp4,20 triliun atau bertumbuh 31,04 persen secara tahunan.

 

Bukti

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hery mengatakan, kinerja tangguh ini menunjukkan BSI resilience dan mampu membuktikan diri sebagai bank syariah yang memberikan kontribusi economic value yang sangat baik, disamping penciptaan social value yang terus dilakukan untuk kemaslahatan ummat.

"Secara perlahan dan pasti, ekonomi syariah makin dikenal masyarakat yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada bisnis BSI. Ditambah lagi, literasi keuangan dan perbankan syariah yang terus kami jalankan kepada para stakeholders untuk menjaga fokus bisnis secara berkelanjutan,” ujar dia.

Dia bilang, kondisi makro ekonomi dan situasi global yang tidak menentu saat ini menjadi tantangan tersendiri, termasuk bagi perbankan syariah, untuk tetap bertumbuh secara stabil dan berkelanjutan. 

Namun demikian, sektor keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, memiliki ciri khas dan keunikan produk yang relatif tahan terhadap goncangan ekonomi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya