Liputan6.com, Jakarta - PT Siantar Top Tbk (STTP) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 550 miliar pada 2024. Belanja modal akan dipakai untuk anak usaha dan modal kerja.
Direktur Utama Siantar Top, Armin mengatakan belanja modal itu termasuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Baca Juga
"Capex tahun ini kita anggarkan Rp 550 miliar. Untuk anak perusahaan RP 150 miliar, untuk modal kerja Rp 100 miliar, sama untuk rencana pembagian dividen," ujar Armin kepada Liputan6.com, Kamis (4/1/2024).
Advertisement
Sementara dari sisi kinerja, Armin mengatakan, perseroan akan berupaya mencapai pertumbuhan dua digit dari sisi penjualan.
Sebagai gambaran, untuk tahun lalu perseroan memperkirakan pertumbuhan penjualan hingga 45 persen. Armin mengakui kinerja sektor konsumer kurang bergairah. Hal itu nampaknya akan berlanjut pada tahun ini. Meski ada sentimen pemilihan umum (pemilu) serentak, Armin mengatakan dampaknya untuk perseroan tidak signifikan.
"Sentimen pemilu kurang begitu bagus, itu akan berlanjut sampai 2024. Jadi tidak akan mempengaruhi karena 2023 sudah jelek. Perekonomian ini tidak bisa dibaca jelas. Pada 2022 kita bagus, tapi 2023 jebol semua," imbuh Armin.
Kendati begitu, tahun ini perseroan berencana merambah pasar baru di Kanada dan Amerika Serikat. Selain itu, perseroan juga memasang strategi pertumbuhan seperti melakukan inovasi produk, memperluas jaringan distribusi dengan multi distributor nasional.
Perseroan juga melakukan width and depth distribusi dengan konsep spreading, coverage area, dan penetrasi. Meningkatkan pemasaran melalui harga yang kompetitif. Meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan berkesinambungan. Serta melakukan pengendalian biaya dengan efisiensi dan integrated value chain.
Bumi Resources Siapkan Belanja Modal Setara Rp 1,24 T pada 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) USD 80 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun (Rp 15.488 per USD) pad 2024.
Direktur & Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava menuturkan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk pemeliharaan dan inisiatif hijau.
"Kami perkirakan akan mengeluarkan belanja modal seperti biasanya di kisaran USD 1 per ton. Jadi sekitar USD 80 juta atau lebih. Itu untuk pemeliharaan dan masih banyak lagi untuk ESG, pengurangan emisi, penghijauan dan sensitivitas iklim," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (3/1/2024).
Tahun ini, Dileep memperkirakan produksi batu bara perseroan mencapai 78 MT. Angka itu berasal dari dua Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) miliknya, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI). Kedua entitas itu telah mengantongi persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) periode 2024-2026.
"Kami memperkirakan (produksi) sekitar 77 MT-78 MT. Perbandingannya KPC dan Arutmin adalah 2:1 untuk tahun ini," ungkap Dileep.
Meski begitu, Dileep menggaris bawahi sejumlah faktor yang akan mempengaruhi kinerja perseroan tahun ini. Antara lain, tarif royalti baru dan harga bahan bakar yang tinggi. Bersamaan dengan itu, harga batu bara yang jauh lebih rendah dibandingkan TA 2022 dan subsidi harga pada sebagian besar penjualan domestik, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja perseroan hingga akhir tahun.
"Jadi kira-kira 40 persen dari pendapatan kotor kami merupakan kontribusi kami kepada Pemerintah melalui royalti, pajak, bagi hasil dan berbagai pungutan.Hal-hal itu akan berdampak pada kinerja," kata Dileep.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat pendapatan dan laba bersih merosot hingga akhir kuartal III 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/12/2023), PT Bumi Resources Tbk catat pendapatan USD 1,17 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Pendapatan turun 15,77 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,39 miliar.
Beban pokok pendapatan susut 0,43 persen menjadi USD 1 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, beban pokok pendapatan perseroan USD 1,1 miliar.
Dengan demikian, laba bruto anjlok 73,1 persen menjadi USD 78,92 juta hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 294,27 juta.
Beban usaha perseroan merosot 0,43 persen menjadi USD 62 juta hingga akhir September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 69,22 juta.
Aset Perseroan
Dengan demikian, laba usaha perseroan anjlok 92,4 persen menjadi USD 16,92 juta dari periode sama tahun sebelumnya USD 225,04 juta.
Perseroan mencatat laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama turun menjadi USD 83,96 juta hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 451,86 juta. Perseroan alami rugi kurs USD 3,01 juta hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya untung USD 4,60 juta.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 84 persen menjadi USD 58,26 juta hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 365,49 juta.
Perseroan mencatat ekuitas sebesar USD 2,81 miliar pada akhir September 2023. Ekuitas perseroan relatif mendatar dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,81 miliar. Total liabilitas perseroan turun menjadi USD 1,37 miliar hingga akhir September 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,66 miliar. Aset perseroan turun menjadi USD 4,18 miliar hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama USD 4,48 miliar.
Advertisement