Mayora Kuasai Pasar Filipina Hampir 50%, Jokowi Beri Apresiasi

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) ekspansi di Filipina dengan membangun Kopiko Phillippines Corporation (KPC).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Jan 2024, 20:35 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 16:54 WIB
Mayora Kuasai Pasar Filipina Hampir 50%, Jokowi Beri Apresiasi
"Terima kasih atas sambutan hangatnya. Filipina merupakan negara pertama yang saya kunjungi tahun ini untuk rayakan 75 tahun hubungan diplomatik dan perkuat kerja sama kedua negara," ujarnya. (Ezra Acayan/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengunjungi salah satu produsen produk kopi di Filipina, yaitu Kopiko Philippines Corporation (KPC). Perusahaan tersebut merupakan bagian dari PT Mayora Indah Tbk (MYOR). 

"KPC merupakan salah satu bentuk investasi dunia usaha Indonesia yang mampu menguasai pasar di Filipina (hampir 50 persen),” ujar Jokowi dalam akun Instagram Jokowi, dikutip Senin (15/1/2024). 

Jokowi berharap industri tersebut dapat memberikan dampak positif bagi para petani Indonesia untuk turut berkontribusi dalam menyediakan bahan baku produksi.

Selain industri pengolahan makanan dan minuman, ia juga mengunjungi industri pengolahan rumput laut di W Hydrocolloids Inc. Indonesia juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri pengolahan rumput laut. Peluang ini jelas menguntungkan para petani rumput laut Indonesia, karena didukung wilayah pesisir yang besar. 

"Saya berharap pengolahan rumput laut di Indonesia terus meningkat, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para petani,” ujar dia. 

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatat penjualan bersih Rp 22,89 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,22 triliun.

Beban pokok penjualan tercatat Rp 16,78 triliun hingga September 2023, atau turun 4,01 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,48 triliun. Dengan demikian, laba kotor perseroan naik 22,3 persen dari Rp 4,74 triliun hingga kuartal III 2022 menjadi Rp 6,11 triliun hingga September 2023.

Beban usaha perseroan naik dari Rp 3,28 triliun hingga September 2022 menjadi Rp 3,31 hingga September 2023. Perseroan mencatat laba usaha bertambah 90,6 persen menjadi Rp 2,79 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,46 triliun.

 

 

 

Aset Perseroan

Presiden Jokowi Lepas Kontainer Ekspor Mayora ke-250 Ribu
Petugas mengatur kontainer Ekspor Mayora ke-250.000 ke Filipina di pabrik Mayora di Cikupa Tangerang, Senin (18/2). Mayora Indah yang berdiri sejak 1977 bergerak di bidang consumer goods yang merambah pasar global. (Liputan6.com/HO/Bal)

Dengan melihat kondisi itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah 86,79 persen menjadi Rp 2,02 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun.

PT Mayora Indah Tbk pun mencetak laba per saham naik menjadi Rp 91 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49.

Ekuitas perseroan Rp 14,09 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 12,8 triliun. Total liabilitas tercatat Rp 9,32 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp9,44 triliun.

Total aset PT Mayora Indah Tbk tercatat Rp 23,42 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 22,27 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 3,23 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 3,26 triliun.

Kinerja Semester I 2023

Profil PT Mayora Tangerang (sumber: mayoraindah.co.id)
Profil PT Mayora Tangerang (sumber: mayoraindah.co.id)

Sebelumnya diberitakan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba selama semester I 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), PT Mayora Indah Tbk meraup penjualan Rp 14,81 triliun hingga semester I 2023. Penjualan naik 3,08 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,37 triliun.

Beban pokok penjualan susut 4,5 persen dari Rp 11,30 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 10,87 triliun pada semester I 2023. Dengan demikian, laba kotor naik 32,14 persen menjadi Rp 3,94 triliun selama semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,98 triliun.

PT Mayora Indah Tbk membukukan beban usaha naik 3,97 persen menjadi Rp 2,20 triliun pada semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 2,11 triliun.

Dengan demikian, laba usaha melambung 101,24 persen menajdi Rp 1,73 triliun pada semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 864 miliar.

Perseroan mencatat kenaikan penghasilan bunga dari Rp 12,10 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp 43,9 miliar pada semester I 2023. Selain itu, perseroan membukukan keuntungan penjualan aset tetap sebesar Rp 6,6 miliar pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 865,13 juta.

Perseroan menekan beban bunga menjadi Rp 169,34 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 179,8 miliar. Lain-lain tercatat naik signifikan menjadi Rp 133,2 miliar pada semester I 2023 dari semester I 2022 sebesar Rp 19,3 miliar.

PT Mayora Indah Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melompat 86,58 persen menjadi Rp 1,21 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan raup laba Rp 653,22 miliar.

 

 

Laba per Saham

PT Mayora Indah Tbk
sumber : mayoraindah.co.id

PT Mayora Indah Tbk membukukan laba per saham Rp 55 selama semester I 2023. Laba per saham itu naik 89,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29.

Perseroan mencatat ekuitas Rp 13,2 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 12,8 triliun  Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 10,3 triliun pada Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 9,44 triliun. Mayora Indah mencatat aset Rp 23,6 triliun hingga Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 22,27 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 5 triliun pada 30 Juni 2023.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, saham MYOR naik 0,42 persen menjadi Rp 2.410 per saham. Saham MYOR dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.420 per saham. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 2.430 dan terendah Rp 2.390 per saham. Total frekuensi perdagangan 501 kali dengan volume perdagangan 16.355 lot saham. Nilai transaksi Rp 3,9 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya