Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang 2024. Penjualan Mayora Indah naik tetapi laba merosot sepanjang 2024.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (2/3/2025), PT Mayora Indah Tbk mencatat penjualan Rp 36,07 triliun pada 2024. Penjualan naik 14,57 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,4 triliun.
Baca Juga
Mayora Indah membukukan penjualan untuk lokal dan ekspor. Penjualan lokal Perseroan naik sekitar 16,5 persen menjadi Rp 20,72 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 17,77 triliun. Demikian juga penjualan ekspor bertambah 12,01 persen menjadi Rp 15,36 triliun sepanjang 2024 dari periode 2023 sebesar Rp 13,7 triliun.
Advertisement
Beban pokok penjualan naik 20,33 persen menjadi Rp 27,7 triliun pada 2024 dari periide 2023 sebesar Rp23,07 triliun. Dengan demikian, laba kotor turun tipis 1,2 persen menjadi Rp 8,3 triliun dari periode tahun sebelumnya Rp 8,4 triliun.
Perseroan mencatat beban usaha naik menjadi Rp 4,38 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,10 triliun. Seiring hal itu, laba usaha susut sekitar 8,93 persen dari Rp 4,29 triliun menjadi Rp 3,91 triliun.
Seiring kinerja itu, Mayora Indah membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 6,05 persen menjadi Rp 3 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,19 triliun. Dengan demikian, laba per saham turun menjadi Rp 134 dari periode 2023 sebesar Rp 143.
Total ekuitas naik 11,91 persen menjadi Rp 17,10 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,28 triliun. Total liabilitas Perseroan bertambah 31,9 persen menjadi Rp 12,6 triliun dari periode 2023 sebesar Rp 8,58 triliun.
Aset Perseroan melonjak 24,54 persen menjadi Rp 29,72 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,87 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 4,6 triliun sepanjang 2024.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Februari 2025, harga saham MYOR turun 1,8 persen ke posisi Rp 2.120 per saham. Harga saham MYOR dibuka stagnan di Rp 2.160 per saham.
Harga saham MYOR berada di level tertinggi Rp 2.180 dan level terendah Rp 2.110 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.193 kali dengan volume perdagangan 57.146 saham. Nilai transaksi Rp 12,2 miliar.
Mayora Indah Bakal Likuidasi Entitas Anak di Belanda, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengumumkan rencana likuidasi entitas anak yang sudah tidak beroperasi yang berdomisili di Belanda.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/1/2025), manajemen Mayora Indah menyatakan, pihaknya akan likuidasi salah satu entitas anak perusahaan yakni Mayora Nederland B.V yang berdomisili di Belanda. Perseroan menyebutkan, Mayora Nederland B.V didirikan untuk menerbitkan global medium term note programme pada 1996.
Dalam program tersebut, PT Mayora Indah Tbk bertindak sebagai penjamin. Kepemilikan saham Mayora Nederland B.V oleh PT Mayora Indah Tbk sebesar 100 persen. Akan tetapi, entitas anak tersebut tidak melakukan kegiatan sama sekali sejak program itu selesai.
“Sejak berakhirnya program tersebut, entitas anak dimaksud sudah tidak melakukan kegiatan sama sekali. Mengingat hingga saat ini, Mayora Nederland B.V tidak mempunyai rencana melakukan kegiatan apapun,” demikian seperti dikutip.
Dalam proses likuidasi ini, entitas anak memiliki kewajiban kurang lebih Rp 35 miliar yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada perusahaan induk. Dengan demikian bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam POJK dan tidak mempunyai benturan kepentingan.
“Likuidasi ini tidak berdampak pada kelangsungan usaha maupun posisi keuangan Mayora Indah,”
Perseroan menyatakan, likuidasi ini dapat memberikan penghematan atas biaya yang ditimbulkan atas keberadaannya. "Tidak ada dampak signifikan atas likuidasi ini,”
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2024
Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan penjualan bersih Rp 25,64 triliun.
Pendapatan itu naik 11,99 persen dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,89 triliun. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/10/2024), beban pokok penjualan sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi Rp 19,52 triliun dari Rp 16,78 triliun pada September 2024, hasilnya, perseroan membukukan laba kotor Rp 6,12 triliun pada September 2024, naik dari Rp 6,11 triliun yang dicatatkan pada September 2023.
Pada periode sembilan bulan tahun ini, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp 3,38 triliun. Sehingga tersisa laba usaha sebesar Rp 3,38 triliun, naik dibandingkan September 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,79 triliun.
Pada periode ini, beban lain-lain turun menjadi Rp 141,76 triliun dibandingkan Rp 220,67 triliun yang tercatat pada September 2023.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,02 triliun per September 2024. Laba itu turun tipis 0,53 persen dibandingkan laba September 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,03 triliun.
Aset perseroan sampai dengan September 2024 naik menjadi Rp 30,33 triliun dari Rp 23,87 triliun per Desember tahun lalu. Liabilitas naik menjadi Rp 14,24 triliun dari RP 8,59 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi Rp 16,08 triliun dari RP 15,28 triliun pada Desember 2023.
