Astra International Bakal Tebar Dividen Final Rp 421 per Saham

PT Astra International Tbk (ASII) akan membagikan dividen Rp 519 per saham untuk tahun buku 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Feb 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 19:00 WIB
Astra International Bakal Tebar Dividen Final Rp 421 per Saham
PT Astra International Tbk (ASII) berencana membagikan dividen final untuk tahun buku 2023.(Foto: Astra)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) berencana membagikan dividen final untuk tahun buku 2023. Manajemen perseroan mengusulkan dividen final sebesar Rp 421 per saham. Besaran dividen ini lebih rendah dibandingkan dividen tahun buku 2022 yang sebesar Rp 552 per saham.

"Dividen final Rp 421 per saham akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2024," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, Selasa (27/2/2024).

Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp 98 per saham yang dibagikan pada Oktober 2023. Sehingga total dividen yang diusulkan untuk tahun 2023 menjadi Rp 519 per saham.

Sebagai perbandingan, perseroan membagikan dividen interim 88 per saham pada 2022. Sehingga total dividen yang dibagikan atas kinerja tahun buku 2022 senilai RP 640 per saham.

Adapun rasio pembayaran dividen 2023 sebesar 62 persen dari laba bersih Grup sebesar Rp 34,0 triliun pada 2023, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina. Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata rasio pembayaran dividen historis perseroan.

"Usulan Direksi atas dividen final tersebut didasarkan pada kinerja yang sangat baik dan harga batu bara yang masih tinggi pada paruh pertama tahun 2023, yang mencerminkan pemulihan yang terus berlanjut pasca pandemi, yang memungkinkan Perseroan untuk mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham," ujar Djony.

Grup Astra International mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada 2023, didukung oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen. Grup tetap menunjukkan resiliensi dengan diversifikasi portofolio bisnisnya, meskipun harga komoditas turun dan kondisi perekonomian melemah pada semester kedua.

Jika kedua kondisi ini masih berlanjut, perseroan mengantisipasi terjadinya penurunan siklus pertumbuhan di tahun 2024. "Namun demikian, kami yakin bahwa Grup berada pada posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, melalui penguatan bisnis inti kami serta investasi baru yang mendukung prioritas strategis kami," pungkas Djony.

 

 

Kinerja 2023

Gedung Astra. Dok Astra
Gedung Astra. Dok Astra

Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/2/2024), perseroan membukukan pendapatan bersih Rp 317,56 triliun pada 2023. Pendapatan itu naik 5,04 persen dibandingkan pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 301,38 triliun.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2023 naik menjadi Rp 243,26 triliun dari Rp 231,29 triliun pada 2022. Meski begitu, perseroan masih membukukan kenaikan laba kotor 4,60 persen atau sebesar Rp 73,31 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 70,09 triliun.

Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan RP 11,45 triliun, beban umum dan administrasi Rp 17,59 triliun, dan penghasilan bunga Rp 3,05 triliun. Selain itu, perseroan juga membukukan biaya keuangan RP 3,11 triliun, kerugian selisih kurs Rp 408 miliar, dan penyesuaian nilai wajar investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) senilai RP 159 miliar.

Penghasilan lain-lain pada periode ini tercatat sebesar RP 1,71 triliun, bagian atas hasil bersih ventura bersama Rp 7,66 triliun, dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi sebesar Rp 1,84 triliun. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 33,84 triliun.

Laba ini naik 16,91 persen dibandingkan laba pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 28,94 triliun. Dari sisi aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 tercatat sebesar Rp 445,68 triliun, naik dari Rp 413,3 triliun pada akhir 2022. Liabilitas ikut naik menjadi RP 195,26 triliun pada akhir 2023 dari Rp 169,58 triliun pada akhir 2022. Sementara ekuitas hingga akhir 2023 naik menjadi Rp 250,42 triliun dari Rp 23,72 triliun pada 2022.

Investasi di Halodoc, Astra International Sebut Sektor Layanan Kesehatan Prospektif

Gedung Astra
Gedung

Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) meyakini layanan kesehatan akan menjadi sektor yang potensial secara jangka panjang. Ini mengingat Indonesia memiliki populasi yang besar, yaitu 270-280 juta penduduk, sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan, layanan dan akses kesehatan di Indonesia masih memiliki kekurangan, terutama jika dibandingkan dengan negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia. 

Lantas, salah satu portofolio Astra, yakni Halodoc dianggap sebagai sebuah platform yang memberikan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia lantaran memiliki sistem digital yang sangat membantu.

"Dengan potensi demografi maupun potensi pertumbuhan yang ada di Indonesia, kami melihat bahwa layanan kesehatan menjadi sektor yang potensial secara jangka panjang," ujar dia dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (21/11/2023). 

Dengan demikian, Astra International memiliki aspirasi untuk terlibat ke sektor layanan kesehatan. Namun, untuk saat ini Astra masih berada pada tahap yang sangat awal, sehingga perusahaan tersebut juga banyak belajar dari investasi-investasinya.

"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk investasi di Halodoc, dan tahun ini kami menambah investasi sejumlah USD 100 juta di sana," kata dia. 

Dengan investasi tersebut, Astra tentu ingin berkontribusi dalam mempercepat perkembangan Halodoc. Berbekal ekosistem Astra yang besar, jumlah karyawan yang melimpah, dan jumlah titik value chain yang potensial, terdapat berbagai potensi yang bisa dioptimalkan Astra melalui sinergi dengan Halodoc. 

"Beberapa sinergi sudah mulai kami lakukan, walaupun masih perlu penyesuaian secara bertahap," tandasnya.

Astra International Prediksi Data Center Beroperasi pada Akhir 2024

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan data center beroperasi secara komersial pada akhir 2024 atau awal 2025.

Direktur Astra International Santosa menuturkan, pihaknya sedang membangun data center tahap satu dengan total luasan sekitar 5.300 m2 dan bisa memiliki 1.600 kabinet. Alhasil, data center tersebut bisa digunakan untuk melayani perusahaan-perusahaan multinasional maupun domestik di Indonesia. 

“Kami harap topping off dapat dilakukan sebelum akhir tahun ini dan commercial operation dapat dimulai pada akhir 2024 atau awal 2025,” kata Santosa dalam keterbukaan informasi, ditulis Selasa (21/11/2023). 

Sebelumnya, Equinix (Nasdaq: EQIX), perusahaan digital infrastruktur dunia dan PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam negeri dan multinasional dalam mempercepat transformasi digitalnya. 

Equinix dan Astra membentuk perusahaan patungan tersebut dengan kepemilikan modal saham 75 persen Equinix dan 25 persen Astra.

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global yang dimiliki Equinix dan pengalaman luas Astra International di Indonesia, perusahaan patungan ini akan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka dan memanfaatkan teknologi baru, seperti hybrid multicloud, 5G, internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan lainnya.

Presiden Equinix Asia Pacific Jeremy Deutsch mengatakan, pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mempercepat transformasi digital di seluruh Indonesia.

Perusahaan patungan dengan Astra ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya