Bukalapak Kantongi Pendapatan Rp 4,43 Triliun pada 2023

Pendapatan Bukalapak tumbuh 23 persen dengan divisi marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 47 persen sepanjang 2023 didukung secara utama oleh pertumbuhan pada divisi gaming.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2024, 07:43 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2024, 07:43 WIB
Pertumbuhan di divisi Online to offline BUKA didorong oleh peningkatan dalam campuran produk dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra. Hal ini salah satunya dirasakan oleh Tati Maryati, Mitra asal Bandung. (Foto: Bukalapak).
Pertumbuhan di divisi Online to offline BUKA didorong oleh peningkatan dalam campuran produk dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra. Hal ini salah satunya dirasakan oleh Tati Maryati, Mitra asal Bandung. (Foto: Bukalapak).

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan kinerja keuangan 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan sekitar 23 persen menjadi Rp 4,43 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,61 triliun.

Mengutip keterangan resmi Bukalapak, Sabtu (23/3/2023), pendapatan Perseroan tumbuh 23 persen dengan divisi marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 47 persen sepanjang 2023 didukung secara utama oleh pertumbuhan pada divisi gaming.

Selain itu, Mitra Bukalapak terus mencatat peningkatan. Pendapatan Mitra pada kuartal IV 2023 meningkat 14 persen Year on Year (YoY) menjadi Rp 597 miliar. Dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 meningkat 11 persen menjadi Rp 2,19 triliun dari tahun lalu. Pertumbuhan di divisi online to offline ini didorong oleh peningkatan dalam campuran produk Perseroan dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra.

70 persen dari Total Processing Value (TPV) Perseroan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia. Di mana Perseroan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Bisnis O20 mewakili 54 persen dari pendapatan grup pada kuartal keempat.

Margin kontribusi Bukalapak, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya S&M, meningkat dari Rp 31 miliar pada 2022 menjadi Rp 532 miliar pada 2023. Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tumbuh sebesar 29 basis poin (bps) dari -0.25 persen pada kuartal keempat 2022 untuk memberikan angka positif pertama kalinya dalam kuartal terakhir 2023. Ebitda yang disesuaikan -Rp 475 miliar pada 2023.

 

EBITDA yang Disesuaikan

Pertumbuhan pada divisi gaming mendukung pendapatan Perseroan untuk divisi Marketplace. (Foto:Bukalapak)
Pertumbuhan pada divisi gaming mendukung pendapatan Perseroan untuk divisi Marketplace. (Foto:Bukalapak)

Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo menuturkan, kinerja perseroan pada 2023 telah membawa perseroan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan mendekati target titik positif pada kuartal keempat 2023.

"Kami semakin yakin untuk mencapai target profitabilitas secara triwulanan, setelah meraih peningkatan EBITDA yang disesuaikan selama delapan kuartal berturut-turut," ujar Teddy.

Ia menambahkan, pihaknya memiliki platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming dan e-retail. Perseroan fokus menangkap peluang pertumbuhan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan dan menargetkan hasil yang kuat pada 2024.

“Hasil ini adalah bukti dari cara kami tetap berfokus di tahun 2023. Core earnings - yang dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill dan non-recurring items) - tercatat sebesar Rp 42 miliar, jauh melebihi kerugian Rp 2,3 triliun tahun lalu. Basis modal, rasio modal, dan neraca Bukalapak tetap kuat dengan Rp 19,3 triliun dalam bentuk kas, setara kas dan investasi likuid,"

Target 2024

Juragan Liya, mentee terpilih dari Mitra Mentorship Program Batch 1, dipercaya untuk menjadi mentor dan berbagi pengalaman di program Batch 2. (Foto: Bukalapak)
Juragan Liya, mentee terpilih dari Mitra Mentorship Program Batch 1, dipercaya untuk menjadi mentor dan berbagi pengalaman di program Batch 2. (Foto: Bukalapak)

Adapun ekonomi makro yang solid dan kepercayaan konsumen yang kuat telah memberikan momentum positif pada 2024. "Kami mengharapkan pendapatan akan meningkat antara 15 persen-20 persen menjadi setidaknya Rp 5,10 triliun dan EBITDA yang disesuaikan lebih tinggi dari Rp 200 miliar untuk 2024," ujar dia.

Perseroan selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik baik dari sisi harga maupun pelayanan kepada semua pelanggan perseroan di keempat fokus divisi perseroan antara lain Mitra, gaming, ritel O20 dan layanan keuangan.

"Selain itu, kami juga terus berinvestasi dan berinovasi dalam consumer value proposition kami, dengan penawaran yang lebih luas, pengalaman pengguna aplikasi yang baik, dan pilihan metode pengiriman yang berkualitas," tutur dia.

Modal yang Kuat

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Perseroan juga mempertahankan komitmen disiplin dalam mengelola biaya yang rendah pada 2024. Adapun terdapat penurunan yang cukup signifikan atas beban umum dan administrasi pada kuartal keempat sebesar 52% menjadi Rp 324 miliar. Sedangkan total beban umum dan administrasi pada 2023 menurun sebesar 47% menjadi Rp 1,34 triliun.

"Investasi dalam teknologi merupakan komponen kunci dalam mendorong efisiensi biaya tersebut. Digitalisasi tersebut telah memungkinkan kami untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna kami dan mengurangi waktu eksekusi transaksi," kata Teddy.

Selain peningkatan efisiensi yang berkelanjutan serta angka pertumbuhan yang solid, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan Rp 19,3 triliun dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan Reksadana pada 31 Desember 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya