Yakin Suku Bunga Turun Lagi, Autopedia Sukses Lestari Incar Pertumbuhan Pendapatan di Atas 10%

Pada 2023, laba bersih tahun berjalan Autopedia Sukses Lestari tumbuh delapan kali lipat atau naik lebih dari 700% yoy menjadi Rp 26,74 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Mei 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 06:00 WIB
Penjualan Mobil
PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, mulai dari lelang mobil dan motor, jual beli mobil online. Dok ASLC

Liputan6.com, Jakarta - PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) optimis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan double digit pada tahun ini. Keyakinan itu didukung prospek penjualan mobil bekas yang masih menarik, seiring dengan perkiraan penurunan suku bunga pada kuartal IV 2024.

CEO PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, Jany Candra mengatakan saat ini ASLC memiliki ekosistem yang lebih lengkap dibanding kompetitor. Menurut dia, layanan ekosistem holistik yang tersedia mulai dari lelang online dan offline wholesale melalui Balai Lelang JBA Indonesia, situs penjualan ritel melalui Caroline.id, serta jasa gadai melalui PT Autopedia Sukses Gadai (MotoGadai).

Dia menjelaskan ekosistem ASLC tersebut baru satu level dari total tiga level ekosistem. Potensi dukungan dua level ekosistem perusahaan yang lain yaitu dari level induk usaha PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dan Grup Triputra yang masih terbuka.

“Kami memproyeksikan kinerja akan terus tumbuh, dengan proyeksi kinerja pendapatan dan laba bersih dapat tumbuh di atas double digit di atas 10%, dan dengan kinerja kuartal I/2024, kami yakin proyeksi double digit itu akan tercapai," kata dia dalam Mirae Asset Media Day, ditulis Selasa (7/5/2024).

Sebagai gambaran, pada 2023 laba bersih tahun berjalan ASLC tumbuh delapan kali lipat atau naik lebih dari 700% yoy menjadi Rp 26,74 miliar, dengan nilai transaksi (gross merchandise value/GMV) Rp 6,5 triliun. Pada kuartal I 2024, laba perseroan melonjak lebih dari 600% yoy menjadi Rp 16,95 miliar.

Selain memiliki pangsa pasar terbesar untuk mobil bekas wholesale yaitu di atas 40%, Jany mengatakan bahwa perusahaan memiliki keunggulan lain. Pertama, kuatnya neraca yaitu tanpa utang (zero debt) serta memiliki visi keberlanjutan. Kedua dan ketiga, memiliki rekam jejak dan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG) yang baik. Keempat, terpercaya karena memiliki garansi 7G+ untuk setiap pembelian mobil bekas di Caroline.id.

"Ekspansi tahun ini akan menambah jumlah cabang Caroline.id dari 10 cabang menjadi 18 cabang pada akhir tahun," imbuh Janny.

 

Prospek Industri Otomotif

Penjualan Kendaraan.
PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, mulai dari lelang mobil dan motor, jual beli mobil online. Dok ASLC

Research Analyst Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo menjelaskan, industri mobil bekas masih terus tumbuh meskipun angka penjualan mobil baru sedang tertekan. Informasi tersebut, lanjutnya, tercermin dari angka pembiayaan otomotif yang terus tumbuh stabil di atas 10% meskipun angka penjualan kendaraan khususnya kendaraan untuk penumpang (passenger car) baru turun sejak akhir 2023 hingga awal tahun ini.

Menurut dia, dengan demikian industri jual-beli mobil bekas relatif tak lekang zaman terutama karena secara alami seberapapun tingkat penjualan kendaraan mobil baru tentunya akan dijual juga oleh pemiliknya.

“Ekosistem dari masing-masing pelaku industri mobil bekas juga dapat mendukung kinerjanya, sehingga semakin lengkap layanan dari satu perusahaan maka akan mendukung kinerja perusahaan tersebut," kata dia.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri otomotif yang sedang kurang kondusif saat ini dapat membaik pada kuartal IV/2024 atau di penghujung tahun, seiring dengan potensi perbaikan daya beli masyarakat dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.

“Kami berharap ada pemulihan di akhir tahun seiring potensi turunnya suku bunga acuan,” ujar Research Analyst Mirae Asset, Christopher Rusli.

 

Penjualan Mobil Turun

Dia menjelaskan bahwa saat ini daya beli masyarakat sedang tertekan karena kenaikan suku bunga yang menyedot uang beredar di masyarakat serta memicu kenaikan harga. Sebagai gambaran, tuturnya, turunnya daya beli tersebut tercermin dari angka penjualan mobil baru yang turun lebih dari 23% menjadi sekitar 215.000 unit kendaraan pada kuartal I 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 282.000 unit.

Dengan asumsi suku bunga The Fed di AS akan turun pada September dan akan disusul oleh penurunan suku bunga acuan BI rate dua kali pada kuartal IV 2024 selama nilai tukar rupiah stabil, dia optimistis daya beli masyarakat dan juga penjualan kendaraan akan membaik pada akhir tahun.

Meskipun bisa membaik pada kuartal IV 2024, tetapi Christopher memprediksi kinerja sepanjang 2024 tidak akan sebaik tahun lalu, salah satunya dari sisi penjualan mobil baru sepanjang tahun ini yang diprediksi 900.000 unit saja, di bawah prediksi pasar 1,1 juta unit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya