Liputan6.com, Jakarta PT Cerestar Indonesia Tbk, sukses mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal I 2024. Pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun, naik 50% dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,2 triliun.
Namun, dengan tingginya harga beli bahan baku (gandum) saat periode sebelumnya dibandingkan dengan harga jual tepung terigu sekarang, serta pembelian bahan baku untuk bahan pakan ternak, membuat beban pokok pendapatan juga meningkat signifikan. Yakni menjadi Rp 1,73 triliun pada kuartal I 2024 dari Rp 1,12 triliun pada kuartal I 2023. Alhasil, TRGU mencatatkan laba kotor Rp 53,94 miliar dibanding Rp 77,18 miliar pada kuartal I 2023.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, pada kuartal I 2024 perseroan membukukan beban penjualan dan distribusi sebesar Rp 939,07 juta. Kemudian beban umum dan administrasi RP 8,93 miliar, beban keuangan Rp 37,38 miliar, pendapatan keuangan RP 227.011, kerugian kurs mata uang asing Rp 3,06 miliar, dan pendapatan lain-lain RP 314,33 juta.
Advertisement
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,67 miliar. Laba ini anjlok 90,75% dibandingkan laba kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 18,06 miliar.
“Kami berharap ke depan akan ada perbaikan di harga jual produk yang dapat meningkatkan margin, walaupun saat ini masih terdapat ketidakpastian baik dari lingkungan global maupun regional kita,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan dalam keterangan resmi, Selasa (7/5/2024).
Aset Perusahaan
Aset sampai dengan 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 3,84 triliun, naik dari Rp 3,24 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas naik menjadi Rp 2,82 triliun pada kuartal I 2024 dibanding RP 2,23 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas hingga akhir Maret 2024 relatif sama di kisaran Rp 1,02 triliun dari posisi akhir tahun lalu.
Pengaruh Harga Komoditas
Pada tahun 2024 ini, perseroan mewaspadai hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja, seperti fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta berbagai perkembangan terkait masalah logistik global yang dapat mempengaruhi rantai pasok gandum.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi harga komoditas global yang akan berefek kepada harga bahan baku dan harga jual produk TRGU.
"Karena faktor-faktor tersebut merupakan variabel yang berada di luar kemampuan kendali Perseroan, maka kami akan terus memperhatikan perkembangan dari kondisi-kondisi tersebut secara seksama, serta melakukan berbagai strategi untuk memitigasi risiko dalam mengamankan ketersediaan bahan baku,” tambah Indra Irawan.
Sementara itu, mengantisipasi peningkatan permintaan tepung terigu yang terlihat dengan adanya pertumbuhan pendapatan yang signifikan tersebut, Perseroan sedang melakukan penambahan mesin-mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 600 MT/hari di pabrik tepung terigu di Gresik yang ditargetkan akan rampung pada Kuartal II 2024.
"Dengan penambahan mesin-mesin baru ini, total kapasitas pabrik tepung terigu di Gresik akan meningkat dari sebesar 1.600 MT/hari menjadi 2.200 MT/hari," beber Irawan.
Saat ini, Perseroan memiliki beberapa merek produk tepung terigu yang ditujukan untuk konsumsi manusia meliputi yaitu Falcon, Bakerstar, Dragonfly, dan Seagull. Selain produk untuk konsumsi manusia, TRGU juga menjual produk bahan pakan ternak dengan merek Starfish dan Manta.
Dalam bisnis produksi bahan pakan ternak yang dikerjakan oleh entitas anak PT Agristar Grain Industry, TRGU memiliki pabrik processing & packaging facility untuk bahan pakan ternak dengan kapasitas 38.000 MT di Cilegon (Banten), serta Silo (tempat penyimpanan gandum) berkapasitas 140.000 MT.
Advertisement