Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menunjukkan performa positif pada 2024. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp231,18 miliar, meningkat hampir 295 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang hanya Rp58,54 miliar.
Peningkatan ini ditopang oleh lonjakan pendapatan yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pendapatan WIFI selama 2024 naik 52,92 persen menjadi Rp671,85 miliar, dibandingkan Rp439,32 miliar pada tahun 2023.
Baca Juga
Sektor iklan masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan total Rp320,38 miliar, naik dari Rp268,76 miliar di tahun sebelumnya. Pendapatan dari layanan bandwidth juga mengalami lonjakan tajam menjadi Rp227,19 miliar dari sebelumnya hanya Rp55,27 miliar. Selain itu, sektor penyewaan core ikut tumbuh menjadi Rp101,90 miliar, naik dari Rp58,58 miliar.
Advertisement
Menariknya, pada tahun 2024, WIFI mulai mencatatkan pendapatan dari dua lini bisnis baru yaitu Manage Telco Service sebesar Rp25,07 miliar, serta Colocation senilai Rp2,36 miliar dua pos yang pada 2023 belum menyumbang pendapatan.
Menekan Beban Pokok
Tak hanya mencatat pertumbuhan pendapatan, WIFI juga berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp257,08 miliar, turun 3,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp267,35 miliar. Strategi efisiensi ini menghasilkan peningkatan laba bruto hingga 141,18 persen menjadi Rp414,77 miliar pada akhir 2024, dibandingkan Rp171,97 miliar pada tahun sebelumnya.
Setelah dikurangi beban umum dan administrasi sebesar Rp68,67 miliar serta beban lain-lain Rp1,20 miliar, laba usaha perusahaan naik drastis menjadi Rp344,89 miliar, tumbuh 175,24 persen dibandingkan tahun 2023.
Dari sisi pajak, laba sebelum pajak penghasilan meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp272,38 miliar, sementara kontribusi pajak ke negara juga melonjak jadi Rp43,10 miliar, naik 362,52 persen dari Rp9,31 miliar pada 2023. Laba per saham dasar pun naik signifikan dari 25,96 menjadi 99,58 per lembar saham.
Total Aset
Secara keuangan, total aset perusahaan juga meningkat pesat sebesar 85,86 persen, dari Rp1,56 triliun di tahun 2023 menjadi Rp2,90 triliun pada akhir 2024. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kenaikan ekuitas menjadi Rp969,84 miliar dan liabilitas menjadi Rp1,93 triliun.
Tak hanya dari sisi kinerja keuangan, saham WIFI juga menunjukkan performa luar biasa di pasar modal. Dalam enam bulan terakhir, harga sahamnya melonjak 576,69 persen dari Rp266 per saham (30 September 2024) menjadi Rp1.800 pada penutupan 27 Maret 2025.
Peningkatan paling tajam terjadi sejak awal tahun 2025. Pada 2 Januari, harga saham WIFI berada di level Rp410, kemudian sempat menyentuh Rp2.610 pada 26 Februari 2025. Jika ditarik dalam kurun waktu satu tahun, saham WIFI telah melesat 1.263,64 persen dari hanya Rp132 per saham pada 1 April 2024.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 10 April 2025, harga saham WIFI melonjak 24,92 persen ke posisi Rp 1.980 per saham. Harga saham WIFI dibuka naik ke posisi Rp 1.720 per saham. Harga saham WIFI berada di level tertinggi Rp 1.980 dan level terendah Rp 1.690 per saham. Total frekuensi perdagangan 25.140 kali dengan volume perdagangan 1.519.655 saham. Nilai transaksi Rp 283,1 miliar.
Advertisement
Perluas Jaringan Internet, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Gandeng 50 ISP
Sebelumnya, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge melalui anak usahanya PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave), telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan sejumlah penyedia layanan Internet. Kerja sama yang dijalankan oleh WIFI ini mencakup penyediaan layanan telekomunikasi yang meliputi Backbone, penyewaan Core, kapasitas jaringan, dan Rak kolokasi yang disediakan oleh Weave di lokasi-lokasi strategis.
CEO Solusi Sinergi Digital atau Surge Yune Marketatmo menjelaskan, kerjasama ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memperkuat ekosistem digital di Indonesia dengan menyediakan infrastruktur akses internet yang handal dan terjangkau bagi masyarakat. Bersama mitra-mitra ISP, perseroan siap menghadapi potensi lonjakan kebutuhan konektivitas di masa yang akan datang.
"Dengan dukungan lebih dari 50 ISP lokal serta keunggulan infrastruktur Weave yang dimiliki, perseroan optimis kolaborasi ini mampu memberikan konektivitas internet berkualitas bagi 25 juta rumah di Pulau Jawa dan pengembangan di luar Pulau Jawa," kata Yune dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (13/9/2024).
Saat ini, perusahaan telah mengoperasikan infrastruktur backbone serat optik sepanjang 7.000 km di sepanjang jalur kereta dan jalur lain di Pulau Jawa. Selain itu, perusahaan telah berinvestasi dalam penyediaan bandwidth berkapasitas besar hingga 64.000 Gbps.
Untuk mendukung pengembangan Cloud Computing, perusahaan juga telah membangun dan mengoperasikan 58 Edge Data Center (EDC) yang tersebar di berbagai kota di Pulau Jawa, dengan potensi peningkatan hingga 592 lokasi. Saat ini, Edge Data Center perusahaan digunakan oleh ISP untuk colocation dan solusi Content Delivery Network (CDN) bagi penyedia layanan Cloud.
Mitra Strategis
Sebelumnya, Pertamina Gas Negara (PGN) telah bekerjasama dengan Surge (WIFI) beserta anak usahanya PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave) dalam pengembangan jaringan pipa gas dan penyediaan layanan ICT untuk sektor rumah tangga dan komersial bagi 2,5 juta rumah tangga.
"Selain itu, perseroan juga telah menyelesaikan tahap pertama pembangunan 200 Ribu homepass bagi ISP (Internet Service Provider) lokal," ungkap Yune.
Perseroan juga sedang merampungkan kerjasama dengan operator dalam membangun 1 juta homepass sambungan internet tetap (Fixed Broadband).
Perseroan telah menggandeng Nokia sebagai mitra strategis dalam menyediakan konektivitas jaringan end-to-end, yang bertujuan untuk memberikan layanan internet yang handal, berkecepatan tinggi, dan terjangkau kepada 25 juta rumah tangga di Pulau Jawa, yang kemudian akan meluas ke pulau-pulau lain di Indonesia.
Saat ini PT Integrasi Jaringan Ekosistem juga telah memiliki sekitar 200 mitra dan klien baik di industri telekomunikasi yang diantaranya NTT Indonesia, Starlink Service Indonesia, My Republic, Lightstorm, Huawei Cloud, Bersama Digital Data Center (BDDC), Trans Hybrid Communication, Pertamina Gas Negara, Indosat Singapore, Lintas Arta, My Republic, Asianet dan lainnya.
Advertisement
