Siapkan Belanja Modal Rp 100 Miliar, Begini Rencana Ekspansi Sarana Meditama Metropolitan

Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Armen Antonius Djan menjelaskan, belanja modal tersebut dialokasikan untuk berbagai pengembangan perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jun 2024, 20:45 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 20:45 WIB
Paparan publik PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), Selasa (11/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit IR)
Paparan publik PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), Selasa (11/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit IR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 100 miliar untuk 2024.

Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Armen Antonius Djan menjelaskan, belanja modal tersebut dialokasikan untuk berbagai pengembangan Sarana Meditama Metropolitan. Termasuk penambahan alat dan perluasan rumah sakit.

"SAME sendiri berencana alokasikan belanja modal mungkin sekitar di atas 100 miliar, itu yang sudah dianggarkan. Sampai kuartal I 2024, seperempatnya sudah dibelanjakan, salah satunya untuk pembelian tanah di Pulomas. Terus ada renovasi untuk beberapa rumah sakit Grup SAME, dan juga pembelian alat-alat medis untuk pengembangan rumah sakit," kata Armen dalam paparan publik perseroan, Selasa (11/6/2024).

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Jusup Halimi mengatakan, perseroan menjabarkan sejumlah rencana ekspansi. Di antaranya termasuk akuisisi rumah sakit baru. Namun secara garis besar, perseroan membuka peluang berbagai skema pengembangan selama aksi tersebut memberikan sinergi lebih kepada perseroan.

"Jadi kita sebagai IMC Healthcare, kita mengenai ekspansi masih terus terbuka. Kalau ada rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang akan memberikan sinergi lebih kepada kita semua di 8 rumah sakit maupun di Jakarta Eye Center, kita akan berusaha untuk melihat secara terbuka dan open mind untuk kemungkinan-kemungkinan itu," kata Jusup.

SAME saat ini memiliki 8 rumah sakit yang beroperasi di beberapa titik. Antara lain; RS EMC Alam Sutera, RS EMC Cibitung, RS EMC Cikarang, dan RS EMC Pekayon. Kemudian RS EMC Pulomas, RS EMC Tangerang, RS EMC Sentul, dan RS Grha Kedoya.

 

Rencana Perseroan

Paparan publik PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), Selasa (11/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit IR)
Paparan publik PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), Selasa (11/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit IR)

"Jadi kami juga berkonsentrasi untuk lebih memperluas rumah sakit yang ada, sehingga bisa menambah daya tampung pasien. Juga memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada, sehingga pelayanan kepada pasien menjadi lebih baik lagi," imbuh Jusup.

Dalam rangka pengembangan usaha dan perluasan jangkauan bisnis, SAME memiliki target jangka panjang untuk melakukan penambahan unit rumah sakit EMC Healthcare di Indonesia. Melalui penambahan unit usaha tersebut, SAME berharap EMC Healthcare dapat mewujudkan visi dan misinya untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat dengan layanan yang berkualitas dan mengutamakan kepentingan pasien.

"Jadi dalam hal ekspansi, kami melihat pada perluasan di rumah sakit.  Tapi juga jika ada rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang berniat untuk dijual kepada kami, kami akan terbuka dan melihat apakah sebuah aset yang bisa menambah sinergi kepada kami dan juga meningkatkan coverage kita di daerah Jabodetabek ini," pungkas Jusup.

Sarana Meditama Metropolitan Tahan Laba 2023 untuk Modal Ekspansi

Pembukaan-Saham
(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (11/6/2024). Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui penggunaan laba tahun buku 2023 untuk mempertebal kas perseroan. Sehingga tidak ada pembagian dividen.

Direktur Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Armen Antonius Djan menjelaskan, tidak adanya dividen ini lantaran perseroan masih membutuhkan banyak modal untuk ekspansi bisnis di masa mendatang. Selain itu, posisi saldo laba perseroan saat secara kumulatif masih minus, meski laba tahun buku 2023 mengalami pertumbuhan signifikan secara tahunan.

"Keputusan RUPS menyatakan bahwa tidak ada dividen dari SAME yang dibagikan. Hal ini karena SAME masih membutuhkan dana untuk pengembangan. Dan di sisi lain, saldo laba SAME sendiri masih negatif sebagai akumulasi rugi pada tahun-tahun awal dari beroperasinya SAME," jelas Armen dalam paparan publik perseroan, Selasa (11/6/2024).

Merujuk laporan keuangan perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dpaat diatribusikan kepad apeilik entitas induk sebesar Rp 12,25 miliar.

Laba itu naik 181,61 persen dibandingkan laba tahun buku 2022 yang tercatat sebesar Rp 4,35 miliar. Pertumbuhan laba itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 10,79 persen pada 2023 atau tercatat sebesar Rp 1,54 triliun. Adapun pendapatan perseroan pada 2022 tercatat sebesar Rp 1,39 triliun.

"Jadi karena itu sesuai aturan undang-undang di Indonesia, maka SAME tidak bisa membagikan dividen sampai saldo labanya menjadi positif nantinya," imbuh Armen.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp 5,36 triliun, naik dari RP 5,14 triliun pada akhir 2022. Liabilitas pada akhir 2023 naik menjadi Rp 1,38 triliun dari Rp 1,16 triliun pada 2022. Sementara ekuitas sampai dengan akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp 3,98 triliun atau relatif sama dibanding akhir 2022.

 

Belanja Modal 2023

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mengalokasikan anggaran belanja modal tahun 2023 sebesar Rp200 miliar. Sampai kuartal I-2023, perseroan telah merealisasikan belanja modal 20 persen dari yang dianggarkan. 

“Belanja modal kita hampir Rp200 miliar, kalau sampai sekarang sudah dipakai 20 persen,” kata Direktur Sarana Meditama Metropolitan Armen Antonius Djan, saat paparan publik perseroan, ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6). 

Armen menjelaskan sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk membeli alat-alat medis yang lebih canggih. Salah satunya, pembelian robot di RS Graha Kedoya, membeli alat Augmented Reality untuk dokter melakukan operasi. 

"Sebagian besar untuk membeli alat-alat medis, pembelian robot di RS Graha Kedoya, membeli alat Augmented Reality untuk dokter melakukan operasi, alat-alat medis yang lebih bagus," kata Armen. 

Pembelian berbagai alat medis canggih tersebut sebagai upaya perseroan untuk meningkatkan fasilitas grup. Belanja modal juga digunakan untuk memperbaiki gedung/bangunan hingga sarana dan prasarana. Sehingga bisa memberikan pelayanan yang prima baik bagi pasien maupun para dokter yang bekerja. 

“Ada juga yang digunakan untuk perbaikan bangunan agar memberi pelayanan baik bagi pasien dan dokter,” katanya. 

Senada, Wakil Direktur Utama Sarana Meditama Metropolitan Juniwati Gunawan mengatakan, dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja, perseroan tengah melakukan sejumlah inovasi bisnis, seperti pengembangan center of excellence.

"Kami ada 8 rumah sakit, setiap rumah sakit melakukan lebih kurang pengembang center of excellence yang mutakhir. Ada robotic untuk rehabilitasi di RS Grha Kedoya untuk melatih tangan kaki dari pasien post stroke," kata dia.

Di samping itu, perseroan pun optimistis kinerja pendapatan dan laba akan mengalami peningkatan pada akhir tahun ini. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya