Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Selasa (30/7/2024). IHSG akan menguji rentang 7.026-7.103 pada Selasa pekan ini.
IHSG naik tipis 0,01 persen ke posisi 7.288 dan masih disertai oleh volume pembelian pada perdagangan Senin, 29 Juli 2024.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG belum mampu break 7.354 sebagai level resistance terdekat, saat ini posisi IHSG diperkirakan berada pagi bagian awal dari wave 2 dari wave (3), sehingga pergerakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksi.
Advertisement
“Adapun area koreksi IHSG diperkirakan menguji ke rentang 7.026-7.103,” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya prediksi IHSG berada di level support 7.207,7.099 dan level resistance 7.354,7.396 pada Selasa pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di level 7.200-7.300 pada perdagangan Selasa pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan rebound tetapi dengan bearish candle disertai volume.
Ia mengatakan, IHSG meski masih berpeluang melakukan koreksi teknikal tetapi selama di atas garis moving average (MA) 20 harian berpeluang untuk kembali rebound dan breakout garis MA5 harian. “Namun, jika breakdown support garis MA20 maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA100,” ujar Wafi.
Ia menuturkan, pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.200-7.400.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), dan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) - Buy on Weakness
Saham ADRO bergerak flat ke 3.180 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, saat ini, diperkirakan posisi ADRO berada pada bagian dari wave iv dari wave (v), sehingga ADRO akan rawan terkoreksi terlebih dahulu.
Buy on Weakness: 3.050-3.150
Target Price: 3.300, 3.400
Stoploss: below 2.900
2.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) - Buy on Weakness
Saham BMRI terkoreksi 1,15% ke 6.475 dan masih didominasi oleh volume penjualan, tetapi koreksinya masih tertahan MA20.
"Posisi BMRI saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [iii], sehingga koreksinya masih rawan berlanjut," tutur dia.
Buy on Weakness: 6.200-6.450
Target Price: 6.750, 7.075
Stoploss: below 5.825
3.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Buy on Weakness
Saham INDF terkoreksi 0,82% ke 6.075 tetapi masih didominasi oleh volume pembelian, koreksinya pun telah menembus MA60.
"Kami perkirakan, posisi INDF saat ini berada pada bagian awal dari wave ii dari wave (iii), sehingga INDF masih rawan melanjutkan koreksinya," tutur dia.
Buy on Weakness: 5.950-6.050
Target Price: 6.200, 6.300
Stoploss: below 5.900
4.PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) - Buy on Weakness
Saham KLBF terkoreksi 0,95% ke 1.560 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, tetapi koreksinya masih mampu tertahan oleh MA20.
"Saat ini, posisi KLBF diperkirakan berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C, sehingga KLBF masih rawan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.
Buy on Weakness: 1.495-1.535
Target Price: 1.605, 1.675
Stoploss: below 1.430
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan IHSG?
Mengutip laman BEI, indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi berkala.
Adapun tujuan dari indeks saham antara lain:
Mengukur sentimen pasar
Dijadikan produk investasi pasif seperti reksa dana indeks dan ETF indeks serta produk turunan
Benchmark bagi portofolio aktif
Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi atau return, risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko.
Proksi untuk kelas aset pada alokasi aset
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di papan utama dan papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Apa Fungsi IHSG?
Berikuf fungsi IHSG seperti dikutip dari laman OCBC NISP:
1.Menunjukkan Pergerakan Pasar
Fungsi IHSG untuk menunjukkan pergerakan saham-saham sedang melantai di pasar modal. Melalui pergerakan saham-saham tersebut, pelaku pasar modal bisa menganalisa bagaimana gairah jual beli instrumen investasi di suatu negara secara real time.
Selain itu, pihak eksternal pasar modal antara lain ekonom, pengamat, dan pemerintah bisa mendapat gambaran tentang seberapa menariknya negara bagi para penanam modal.
2.Menampilkan Tolak Ukur Kinerja Portofolio Efek
IHSG juga berfungsi menampilkan tolak ukur efek bagi para calon investor sebelum masuk ke pasar modal. Grafik IHSG menampilkan informasi tentang harga saham rata-rata yang bisa dijadikan benchmark bagi para investor dalam mengambil keputusan.
3.Menunjukkan Estimasi Profit
IHSG juga berfungsi memberikan estimasi profit terutama bagi calon investor. Persentase data dalam grafik saham IHSG dapat dijadikan standar untuk mengetahui berapa estimasi perkembangan investasi dalam pasar modal. Apabila harga saham IHSG rata-rata mengalami kenaikan 10% selama 6 bulan, maka dalam setengah tahun ke depan harga saham yang Anda beli bisa naik 10%.
4.Menjadi Produk Investasi Pasif
Selain itu, IHSG berfungsi menjadi produk investasi pasif atau underlying assets. Saat melakukan proses jual beli instrumen, seorang investor dapat membeli beberapa lot saham berbeda dan menjualnya secara kolektif kepada orang lain. Penjualan saham kolektif ini umumnya menggunakan harga saham IHSG. Sehingga apabila harga IHSG meningkat, harga saham kolektif juga akan naik.
Advertisement