Liputan6.com, Jakarta Direksi PT Bank BTPN Tbk (BTPN) kompak melakukan transaksi pengalihan saham pada 25 September 2024 dengan masing-masing 1.500 saham dengan harga transaksi Rp 2.410.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 4 Oktober 2024, total ada 12 ribu saham yang dialihkan oleh 8 direksi BTPN.
“Tujuan transaksi adalah untuk pelaksanaan program material risk taker,” kata Corporate Secretary Bank BTPN, Eneng Yulia Andriani dikutip dari keterbukaan Informasi BEI, ditulis Jumat (4/10/2024).
Advertisement
PT Bank BTPN Tbk menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk. Hal ini disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Meski terdapat transformasi merek, BTPN dan pemegang sahamnya tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian Indonesia melalui beragam inisiatif-inisiatifnya, seperti pengembangan potensi bisnis dan mempertahankan pembiayaan pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi berkelanjutan, peningkatan kapabilitas digital lewat Jenius, serta program Daya untuk meningkatkan kapabilitas nasabah dan masyarakat luas.
Pembiayaan Capai Rp 16,3 Triliun
Hingga Juni 2024, BTPN mencatatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 16,33 triliun termasuk dalam bentuk pinjaman hijau dan pinjaman untuk UMKM.
Di Jenius, penyaluran kredit tumbuh 134% tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp 3,1 triliun dan pengelolaan dana pihak ketiga naik 10% yoy menjadi Rp 27,2 triliun. BTPN juga berhasil menjangkau lebih dari 6,3 juta penerima manfaat melalui 4.905 aktivitas dari program Daya.
Alasan BTPN Ganti Nama Jadi SMBC Indonesia
PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 29 Agustus 2024. Pemegang saham dapat rapat menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank BTPN Tbk menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk.
“Langkah ini menandai transformasi Bank BTPN untuk merespons dinamika pasar dan portofolio yang terus berkembang. Kami harap Bank BTPN dapat memperkuat posisi di pasar domestik dan menegaskan relevansi Perseroan bagi segmentasi yang lebih luas melalui layanan keuangan yang komprehensif dan inovatif di seluruh lini bisnis,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar, dikutip Jumat (30/8/2024).
Transformasi merek yang disetujui oleh RUPSLB ini mencerminkan sinergi yang lebih kuat antara BTPN dengan induk usaha. Sebelumnya, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk telah merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2019 Langkah ini juga menegaskan identitas BTPN sebagai bank universal yang menawarkan layanan terbaik bagi nasabah.
Meski terdapat transformasi merek, BTPN dan pemegang sahamnya tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian Indonesia melalui beragam inisiatif-inisiatifnya, seperti pengembangan potensi bisnis dan mempertahankan pembiayaan pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekonomi berkelanjutan, peningkatan kapabilitas digital lewat Jenius, serta program Daya untuk meningkatkan kapabilitas nasabah dan masyarakat luas.
Hingga Juni 2024, BTPN mencatatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 16,33 triliun—termasuk dalam bentuk pinjaman hijau dan pinjaman untuk UMKM. Di Jenius, penyaluran kredit tumbuh 134% tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp 3,1 triliun dan pengelolaan dana pihak ketiga naik 10% yoy menjadi Rp 27,2 triliun. BTPN juga berhasil menjangkau lebih dari 6,3 juta penerima manfaat melalui 4.905 aktivitas dari program Daya.
Advertisement