Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rawan koreksi pada perdagangan Senin (7/10/2024). IHSG akan menguji area 7.454 dengan skenario terburuk di 7.347.
IHSG melemah 0,63 persen ke posisi 7.496 dan masih didominasi oleh volume penjualan pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memperkirakan, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave © dari wave (ii) atau wave 4 dari wave (3) pada skenario merah sehingga IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya. IHSG akan menguji area 7.454 atau worst case-nya ke 7.347.
Advertisement
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.460, 7.366 dan level resistance 7.654,7.810 pada Senin pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dan breakdown support garis moving average (MA)50 harian disertai volume. Ia menuturkan, meski berpeluang untuk melakukan rebound, tetapi selama di bawah garis MA50, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan menguji support garis MA100.
"Namun, jika mampu breakout garis MA50, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20,” tutur dia.
Wafi menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.450-7.700 pada Senin pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 7.465-7.675.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness
Saham AKRA menguat 1,25% ke 1.615 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakannya pun masih cenderung uptrend dan mampu berada di atas MA200. Herditya menuturkan, saat ini, posisi AKRA diperkirakan berada pada bagian dari wave v dari wave (i) dari wave [iii].
Buy on Weakness: 1.580-1.605
Target Price: 1.650, 1.685
Stoploss: below 1.560
2.PT Bank Jago Tbk (ARTO) - Buy on Weakness
Saham ARTO terkoreksi 4,07% ke 2.830 dan disertai oleh munculnya volume penjualan, tetapi koreksi ARTO masih tertahan oleh MA60. "Kami perkirakan, posisi ARTO saat ini berada di wave (iv) dari wave [i] dari wave 3," kata dia.
Buy on Weakness: 2.600-2.720
Target Price: 3.100, 3.420
Stoploss: below 2.520
3.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Spec Buy
Saham EXCL terkoreksi 0,44% ke 2.250 disertai dengan munculnya volume penjualan. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 2.170 sebagai stoplossnya, posisi EXCL saat ini berada di awal wave (c) dari wave [iii] pada skenario hitam.
Spec Buy: 2.220-2.250
Target Price: 2.360, 2.430
Stoploss: below 2.170
4.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Sell on Strength
Saham INDF terkoreksi 0,70% ke 7.050 disertai dengan munculnya volume penjualan, pergerakannya pun sudah berada di bawah MA20.
"Saat ini, kami perkirakan posisi INDF sedang berada di awal wave (iv) dari wave [i] dari wave C, sehingga INDF masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang area 6.725-6.925," kata dia.
Sell on Strength: 7.100-7.150
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 4 Oktober 2024
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Jumat sore ini. Pelemahan IHSG ini dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi.
Pada Jumat (4/10/2024), IHSG ditutup melemah 47,74 poin atau 0,63 persen ke posisi 7.496,08. Sementara indeks LQ45 turun 7,65 poin atau 0,82 persen ke posisi 929,72.
“Bursa saham regional Asia cenderung menguat saat berusaha keluar dari tren pelemahan di tengah meningkatnya tensi konflik di wilayah Timur Tengah," kata Tim Riset Pilarmas Inveatindo Sekuritas dikutip dari Antara.
Penguatan bursa kawasan Asia terjadi karena pasar merespons indeks aktivitas sektor jasa Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebesar 54,9 pada September 2024, atau naik dari 51,5 pada bulan Agustus, dan jauh lebih tinggi dari perkiraan sebesar 51,7.
Pelaku pasar menilai bahwa hal ini menunjukkan peningkatan yang lebih cepat dalam aktivitas bisnis dan pesanan baru.
Selain itu, pasar juga menantikan langkah lanjutan dari kebijakan Perdana Menteri baru Jepang, yang sebelumnya telah menugaskan menteri keuangan untuk mengajukan langkah-langkah yang menargetkan keringanan harga, pertumbuhan ekonomi, dan bantuan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
Namun demikian, pelaku pasar tetap waspada terhadap kondisi di Timur Tengah karena situasi ini masih menjadi beban bagi pasar keuangan.
Kecemasan pasar muncul seiring dengan kekhawatiran bahwa Israel akan menargetkan serangan terhadap infrastruktur minyak Iran.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh komentar Presiden AS, Joe Biden, yang menyebutkan kemungkinan adanya serangan balasan oleh Israel ke kilang minyak Iran, yang berpotensi memicu konflik yang meluas dan melibatkan AS. Serangan tersebut, jika terjadi, tentunya akan menambah kecemasan terkait gangguan pasokan minyak global.
Sentimen Dalam Negeri
Dari dalam negeri, ketegangan di Timur Tengah masih membayangi pasar keuangan, ancaman serangan terhadap infrastruktur minyak Iran dapat mengganggu pasokan dan memicu kenaikan harga minyak, yang pada gilirannya akan membebani APBN akibat peningkatan harga minyak tersebut.
Kenaikan harga minyak dunia ini juga akan memicu peningkatan belanja subsidi energi dan perlindungan sosial, karena lonjakan harga minyak akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Pasar khawatir jika konflik ini berkepanjangan, hal tersebut akan menimbulkan tantangan bagi pemerintah baru dan APBN 2025.
Akibatnya, pemerintah baru kemungkinan akan mempertimbangkan revisi APBN, sejalan dengan penyesuaian asumsi makroekonomi.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor kesehatan sebesar 0,34 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor infrastruktur yang masing- masing naik sebesar 0,22 persen dan 0,03 persen.
Sedangkan, delapan sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 2,02 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor keuangan yang masing- masing turun sebesar 1,00 persen dan 0,96 persen.
Advertisement