BEI Bakal Luncurkan ETF Emas, Kapan?

BEI juga telah melakukan implementasi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Improved Trading Mechanism pada 19 Februari 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Okt 2024, 14:25 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 14:25 WIB
IHSG Ditutup Melemah, Transaksi Perdagangan Capai Rp14,44 Triliun
Pada penutupan perdagangan, terdapat 163 saham menguat, 453 saham melemah dan 186 saham stagnan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menambah pilihan produk investasi. Salah satu yang akan diluncurkan adalah Exchange-Traded Fund (ETF) emas. Produk ini nantinya bisa menjadi pilihan diversifikasi portofolio investor pasar modal.

Secara garis besar, ETF emas adalah dana yang diperdagangkan di bursa yang memberikan investor eksposur terhadap emas tanpa harus langsung membeli, menyimpan, dan menjual kembali logam mulia tersebut. Namun untuk ETF yang akan diperdagangkan di Bursa, saat ini belum ada informasi detailnya.

"BEI bercana untuk meluncurkan satu produk yaitu ETF Emas, yang diharapkan jadi alternatif investasi bagi investor yang tertarik dengan produk berbasis emas. Target kita diharapkan di 2025 dan 2026," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers usai RUPSLB Bursa, Rabu (23/10/2024). 

Bertransformasi menjadi multi-asset class exchange, BEI senantiasa melakukan pendalaman pasar melalui berbagai pengembangan produk dan layanan baru di pasar modal Indonesia. Sepanjang tahun 2024, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh stakeholders pasar modal lainnya telah berhasil meluncurkan sejumlah inisiatif. Antara lain penyelenggaraan Workshop dan Launching ASEAN Interconnected Sustainability Ecosystem (ASEAN-ISE) pada 29 Januari dan 15 Februari 2024 ini. 

Selain itu, BEI juga telah melakukan implementasi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Improved Trading Mechanism pada 19 Februari 2024. Implementasi Papan Pemantauan Khusus Full Periodic Call Auction juga telah dilakukan pada 25 Maret 2024 yang lalu dengan perubahan Implementasi Papan Pemantauan Khusus yang merupakan hasil Post Implementation Review pada 21 Juni 2024. 

Kemudian pada 13 Juli 2024, BEI meluncurkan Indeks IDX Cyclical Economy 30 sebagai alternatif acuan bagi para investor dan manajer investasi dalam mengelola serta menciptakan produk investasi berbasis indeks. BEI melakukan soft launch produk Single Stock Futures (SSF) yang bertepatan pada peringatan 47 Tahun Diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia pada 12 Agustus 2024.

 

Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada 2 September 2024, BEI juga meluncurkan Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 yang dapat memudahkan investor berinvestasi pada saham dengan profitabilitas tinggi, valuasi harga dan volatilitas rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.

Aktivitas perdagangan produk Non-Saham (Right, Warrant, Structured Warrant, KIK, dan Derivatif) sampai dengan 18 Oktober 2024 total nilai transaksi mencapai Rp 3,75 triliun dibandingkan posisi nilai transaksi pada akhir tahun 2023 sebesar Rp 8,90 triliun. Sementara, untuk kelas aset yang baru, yaitu Unit Karbon, terdapat Rp 6,15 miliar total transaksi sampai dengan 18 Oktober 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya