IHSG Ditutup Melemah, Data China Lagi-lagi Jadi Pemberat

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Nov 2024, 18:56 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2024, 18:50 WIB
IHSG Ditutup Melemah, Transaksi Perdagangan Capai Rp14,44 Triliun
Pada Penutupan perdagangan Jumat (1/11/2024), IHSG ditutup melemah 68,76 poin atau 0,91 persen ke posisi 7.505,25. Sementara Indeks LQ45 turun 8,80 poin atau 0,96 persen ke posisi 912,60. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat sore ini. Pelemahan IHSG ini mengikuti pelemahan bursa Asia.

Pada Penutupan perdagangan Jumat (1/11/2024), IHSG ditutup melemah 68,76 poin atau 0,91 persen ke posisi 7.505,25. Sementara Indeks LQ45 turun 8,80 poin atau 0,96 persen ke posisi 912,60.

"Bursa regional Asia bergerak mixed (variatif), dengan pasar yang tampaknya berhati-hati menunggu kejelasan lanjutan mengenai kondisi ekonomi makro dan hasil Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS)," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dikutip dari Antara.

Saat ini, pelaku pasar sedang menantikan laporan ketenagakerjaan AS untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja menjelang pertemuan kebijakan moneter The Fed dan pemilihan Presiden AS yang ketat pada minggu depan.

Dari China, data PMI Manufaktur Umum Caixin menunjukkan kenaikan menjadi 50,3 pada Oktober 2024, dari sebelumnya 49,3 pada bulan September, melampaui perkiraan pasar sebesar 49,7. Angka itu menandakan kembalinya ekspansi aktivitas pabrik setelah pemerintah meluncurkan serangkaian langkah stimulus pada akhir September 2024.

Selain itu, pasar juga menantikan rencana pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonominya, pemerintah China sedang mempertimbangkan persetujuan penerbitan utang baru senilai lebih dari 10 triliun yuan (1,4 triliun dolar AS) dalam beberapa tahun mendatang.

 

Sentimen Dalam Negeri

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa laju inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 1,71 persen year on year (yoy) pada Oktober 2024, yang merupakan level terendah sejak Oktober 2021.

Angka itu masih berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5 persen (yoy) hingga 3,5 persen (yoy). Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat kenaikan tipis sebesar 0,08 persen month to month (mtm) pada Oktober, yang merupakan kenaikan bulanan pertama dalam enam bulan terakhir setelah penurunan 0,12 persen (mtm) pada September 2024.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, saru sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 0,15 persen.

Sedangkan, sepuluh sektor turun yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam sebesar 2,62 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer dan sektor kesehatan yang masing- masing turun sebesar 2,54 persen dan 2,29 persen.

 

Saham Menguat dan Melemah

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ERTX, GPSO, EMDE, JIHD dan DOSS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BDKR, BULL, MLPL, DGNS dan TKIM.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.185.044 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,96 miliar lembar saham senilai Rp10,86 triliun.

Sebanyak 189 saham naik 423 saham menurun, dan 175 tidak bergerak nilainya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya