Berkah Ramadan, UMKM Kerajinan Tangan Tambah Produk

Bulan suci Ramadan, tentu menjadi momentum tahunan untuk menghasilkan cuan lebih banyak.

oleh Aslam Mahfuz Diperbarui 06 Mar 2025, 18:05 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 18:05 WIB
UMKM Kalimantan Selatan Kriya
Dhany, pemilik D2TYA Handmade mejelaskan produk kerajinan tangan karyanya. (Liputan6.com/Aslam Mahfuz)... Selengkapnya

Liputan6.com, Banjarbaru - Berawal dari kegemaran berkarya mengandalkan tangan sendiri, Nurhamdani, pemilik "D2TYA Handmade" lebih memilih untuk berkriya ketimbang berkarir. Hanya dengan bahan kawat tembaga dan pernak-pernik, ibu rumah tangga tiga putra itu mampu menghasilkan karya berupa aksesoris atau perhiasan yang menarik.

Memasuki bulan suci Ramadan, tentu menjadi momentum tahunan untuk menghasilkan cuan lebih banyak. Kebutuhan akan hamper di bulan Ramadan hingga hari raya menjadi peluang untuk menambah produksi.

"Bulan Ramadan ini seperti Ramadan-ramadan sebelumnya, D2tya Handmade menambah produksi untuk hampers lebaran dan tetap melayani customer reguler yang ingin memesan atau order produk," ujar Nurhamdani yang lebih dikenal dengan sapaan Dhany kepada Liputan6.com, Selasa (4/3/2025).

"Yang pasti orderan lebih banyak dibanding hari-hari biasa, dan hampers lebaran juga banyak yang pesan karena biasanya saya cuma jual aksesoris, ini saya tambahkan dengan kerudung bersama tasbih jadi paketnya lebih istimewa," sambungnya.

Selain bulan Ramadan yang penuh berkah, Ia juga menawarkan promo bagi pelanggannya, disebutkan sebagai diskon dalam rangka ramadan atau lebaran. Di antaranya pada pemesanan bros yang menggunakan mutiara air tawar, manik kristal, ornamen daun, kelopak kerang yang dirangkai dengan kawat super.

"Cocok banget untuk hadiah lebaran," tegas perempuan paruh baya, sosok  alumni Sastra Prancis Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.

Warga Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini menceritakan jika dirinya terlahir dari keluarga yang memang gemar dalam membuat pernak-pernik, atau hiasan-hiasan. Saat masih kecil, Ia kerap menemani sang ibu di kala berkarya.

Hingga saat dewasa dan bekerja, Ia menjadi asisten dosen di salah satu perguruan tinggi jurusan pariwisata selama dua tahun, tepatnya sebagai pengajar pada mata kuliah Bahasa Perancis pada tahun 1994. Selanjutnya, Ia mencoba berkiprah sebagai tenaga pengajar Prancis di Balai Pendidikan Latihan Pariwisata (BPLP) hingga dua tahun setengah.

Sempat masuk CPNS, tatkala menjelang prajabatan, Ia diperhadapkan dengan dua pilihan yang nantinya akan menentukan masa depannya. Ia harus memilih, menerima pinangan suami atau melanjutkan karir sebagai tenaga pengajar.

Setelah menikah, status CPNS pun dilepas dan mengikuti suami di mana pun ditempatkan dalam bertugas. Dari berbagai kota perpindahan tempat kerja suami, Ia mencoba mencari sekolah untuk bisa mengajar sesuai dengan jurusannya, namun tidak di temukan di kota-kota luar pulau Jawa terkecuali di Makassar.

Sampai di Kota Banjarbaru tahun 2017, selain hobi melakukan kerajinan tangan, Ia kemudian memulai menekuni hobinya itu untuk terjun di dunia wiraswasta, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Inspirasi juga datang dari penayangan UMKM yang ada di salah satu televisi (TV) lokal.

Akhirnya memulai membeli bahan-bahan dan peralatan yang lebih baik. Termasuk mendalami kiat-kiat dunia usaha dari video-video di media sosial. Alhasil dapat membuat beberapa item, kemudian karyanya itu dicoba untuk ditawari di beberapa penyewa (tenan) di salah satu pasar moderen di Banjarmasin yang juga baru berdiri.

Dua minggu kemudian, Ia kembali ke pusat perbelanjaan itu, dan ternyata produknya laku. Dengan demikian Ia tambah semangat, melihat posisinya sebagai pendatang baru di UMKM kerajinan tangan. Adapun mereknya dilabeli dengan "D2TYA Handmade" yang terdiri dari akronim nama-nama keluarga, yakni Dani, Dido, Tiyo (anak), Dhany, dan Akbar (suami).

 

Promosi 1

Kembangkan UMKM Kerajinan Tangan

UMKM Kalimantan Selatan Kriya
Dhany saat mempraktikkan proses pembuatan hiasan atau bros dengan bahan kawat tembaga.(Liputan6.com/Aslam Mahfuz)... Selengkapnya

Dilandasi dari rida sang suami, usahanya terus dikembangkan dan melebarkan sayap untuk bermitra dan kerja sama dengan berbagai organisasi kewirausahaan hingga perbankan. Salah satunya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Ia mendapatkan kerja sama sebagai salah satu pelaku UMKM inovatif, BRI memberikan ruang sebagai narasumber pada pelatihan-pelatihan bagi pelaku UMKM lainnya.

Tidak hanya pengembangan usaha, pengembangan diri pun dilakoni. Ia juga mendapatkan kepercayaan dari instansi pemerintahan seperti Dinas Koperasi Kalsel kemudian mendapatkan kesempatan untuk kerja sama, produk kerajinan tangannya akhirnya dapat ditemukan di berbagai tempat yang difasilitasi seperti di gerai bandara Syamsudin Noor dan lainnya.

Meski kembangkan usaha dengan sendiri, melakukan dengan sendiri, Ia tetap semangat. Di sela aktivitas sebagai ibu rumah tangga, Ia mampu memproduksi perhiasan hingga puluhan satiap harinya.

Adapun varian harga dari produk buah tangannya dipatok dari harga Rp7.500 hingga jutaan, harga tersebut menyesuaikan dengan bahan-bahan yang digunakan serta tingkat kesulitan pembuatannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya