Liputan6.com, Jakarta Meski bukan kondisi yang mengancam jiwa, GERD dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang jika tidak ditangani dengan baik. Gejala lainnya selain sensasi terbakar di dada (heartburn) meliputi regurgitasi asam, kesulitan menelan, batuk kronis, suara serak, dan rasa pahit di mulut.
Faktor pemicu GERD bisa bervariasi, termasuk konsumsi makanan berlemak, pedas, dan asam, kebiasaan makan sebelum tidur, obesitas, stres, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Advertisement
Baca Juga
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, GERD dapat menyebabkan komplikasi seperti esofagitis (peradangan kerongkongan), penyempitan esofagus, atau bahkan peningkatan risiko kanker esofagus. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya lebih awal dan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga pola makan sehat, mengatur berat badan, serta menghindari pemicu yang dapat memperburuk kondisi ini.
Advertisement
Yuk simak informasi selengkapnya, dikutip dari berbagai sumber pada Rabu (5/3/2025).
1. Turunkan Berat Badan
Dikutip dari halodoc yang ditinjau oleh dr. Verury Verona Handayani, GERD, penyakit yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung dan bersifat kronis, umumnya terkait dengan kondisi obesitas. Kelebihan lemak di area perut dapat memberikan tekanan pada perut, yang kemudian dapat mendorong cairan lambung naik ke kerongkongan.
Karenanya, disarankan untuk mengurangi berat badan apabila mengalami kelebihan berat badan. Langkah penurunan berat badan sebaiknya dilakukan dengan cara yang sehat, seperti rutin berolahraga, dan memilih makanan sehat yang rendah lemak dan rendah kalori.
Advertisement
2. Hindari Makanan Pemicu Refluks
Berbagai jenis makanan dapat menjadi pemicu refluks asam, sehingga sebaiknya dihindari oleh individu yang mengalami masalah asam lambung. Beberapa contohnya termasuk daun mint, cokelat, bawang, makanan berlemak, makanan pedas, serta makanan asam seperti tomat dan jeruk. Selain itu, kopi atau minuman berkafein, bersama dengan minuman berkarbonasi, juga disarankan untuk dihindari. Konsumsi makanan dan minuman tersebut telah terbukti dapat menyebabkan refluks asam, oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsinya.
3. Hindari Kebiasaan Merokok
Dikutip dari Hermina Hospitals, beberapa penelitian mencatat bahwa nikotin memiliki potensi untuk mengendurkan otot-otot di bagian bawah kerongkongan dan juga mengganggu kemampuan air liur untuk membersihkan asam dari dalam kerongkongan.
Advertisement
4. Konsumsi Makanan dalam Porsi Kecil
Makan dalam jumlah kecil terbukti sangat efektif dalam mengatasi masalah asam lambung, karena mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dapat memberikan tekanan pada otot bagian bawah kerongkongan dan berpotensi memicu refluks asam. Oleh karena itu, disarankan untuk memastikan bahwa konsumsi makanan dilakukan dalam takaran atau porsi yang sesuai.
5. Jangan Berbaring Setelah Makan
Menurut informasi dari halodoc yang ditinjau oleh dr. Verury Verona Handayani, dijelaskan bahwa kebiasaan berbaring setelah makan sering kali dilakukan tanpa disadari, namun tindakan ini dapat menjadi pemicu utama peningkatan produksi asam lambung. Sebagai solusi, disarankan untuk menunggu paling tidak tiga jam sebelum berbaring setelah makan.
Advertisement
Q and A
Langkah Pertama Jika Asam Lambung Naik?
Tindakan pertama saat mengalami serangan asam lambung adalah melepaskan pakaian yang sempit, baik itu dari kancing celana, baju, atau ikat pinggang. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi tekanan pada perut yang dapat memicu kambuhnya asam lambung.
Apa Penyebab Asam Lambung Naik Terus?
Pola konsumsi makanan dan minuman yang tidak teratur dapat menimbulkan peningkatan produksi asam lambung. Mengkonsumsi makanan berlemak, pedas, asam, dan berkarbonasi dapat merangsang pembentukan asam lambung, memicu gejala GERD.
Apa Ciri-Ciri Asam Lambung Naik ke Kepala?
Dikutip dari Healthline, ketika asam lambung mencapai daerah kepala, dapat menyebabkan iritasi pada dinding kerongkongan dan mulut. Gejala lain dari naiknya asam lambung ke bagian kepala meliputi bau mulut, muntah, perasaan cepat kenyang, nyeri di tenggorokan, batuk tanpa dahak, dan peningkatan produksi air liur.
Bolehkah Makan Pepaya Saat Asam Lambung Naik?
Buah pepaya adalah alternatif yang aman bagi mereka yang khawatir mengalami peningkatan kadar asam lambung. Hal ini disebabkan oleh keberadaan enzim papain dalam buah pepaya.
Apa yang Dirasakan Saat Asam Lambung Naik?
Tanda utama dari naiknya asam lambung adalah sensasi terbakar di dada (heartburn), yang dapat intensif setelah makan atau ketika berbaring. Gejala ini mungkin disertai dengan gangguan pencernaan lainnya, seperti sering bersendawa, mual dan muntah, keluhan maag dan sesak napas, serta rasa asam di mulut.
