Liputan6.com, Jakarta Banjir yang melanda Jabodetabek bukan hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga membawa risiko kesehatan yang serius. Air yang menggenang dapat menjadi sumber penyebaran berbagai penyakit, terutama karena sanitasi yang terganggu dan meningkatnya populasi vektor penyakit seperti tikus dan nyamuk.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI yang juga Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pentingnya langkah-langkah pencegahan agar masyarakat tetap sehat di tengah kondisi darurat ini.
Advertisement
Baca Juga
Berikut adalah lima penyakit yang rentan muncul saat banjir dan cara mencegahnya:
Advertisement
1. Diare
Diare sering terjadi akibat kebersihan yang kurang terjaga, terutama ketika sumber air minum terkontaminasi. Kondisi ini semakin berisiko di lokasi pengungsian yang memiliki keterbatasan sarana kebersihan. Untuk mencegah diare, lakukan langkah berikut:
- Selalu cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar.
- Pastikan air minum direbus hingga mendidih sebelum dikonsumsi.
- Jaga kebersihan lingkungan dan hindari tumpukan sampah.
- Segera periksakan diri ke petugas kesehatan jika mengalami gejala diare.
2. Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang berasal dari kotoran atau urine tikus yang bercampur dengan air banjir. Infeksi bisa terjadi melalui luka yang terpapar air banjir.
"Pada saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut berpotensi dapat terinfeksi dan akan menjadi jatuh sakit," jelas Tjandra dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Empat langkah antisipasi dari penyakit Leptispirosis adalah:
- Menekan dan hindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar dengan selalu menjaga kebersihan
- Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka
- Menggunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir
- Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.
3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Pada saat kondisi banjir maka masalah utamanya ditambah lagi masyarakat mengalami penurunan daya tahan tubuh.
"Belum lagi kalau ada tempat pengungsian sementara yang padat sehingga penularan ISPA lebih mudah terjadi," kata Tjandra
Lalu, penyakit kulit juga rentan mengintai di saat banjir seperti yang terjadi di beberapa titik di Bekasi, Tangerang Selatan dan Jakarta itu.
4. Demam Tifoid
Demam tifoid, juga dikenal sebagai tipes, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Tjandra mengakan di saat banjir, orang rentan terkena penyakit yang menyerang saluran cerna seperti demam tifoid atau tipes.
5. Demam Dengue
"Penyakit yang harus diantisipasi lainnya adalah kemungkinan peningkatan kasus Demam Dengue atau yang dikenal dengan DBD," kata Tjandra.
Advertisement
6. Perburukan Penyakit Kronis
Musim hujan dan banjir berhari-hari dapat memperburuk kondisi penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes akibat stres dan penurunan daya tahan tubuh.
Tjandra pun mengingatkan bagi korban banjir yang memiliki penyakit kronis untuk:
- Konsultasi pada petugas kesehatan tentang penyakit kronik yang memang sudah lama dialami
- Konsumsi obat rutin untuk mengendalikan penyakit kronik dan
- Selalu menjaga daya tahan tubuh.
