Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Senin, (20/1/2025). Bursa saham Asia naik jelang pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini seiring investor menanti kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan pemerintahan AS yang akan datang.
Mengutip CNBC, Senin pekan ini, indeks ASX 200 di Australia menguat 0,37 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang mendaki 0,76 persen saat pembukaan. Indeks Topix bertambah 0,74 persen. Selainjutnya indeks Kospi di Korea Selatan melesat 0,43 persen dan indeks Kosdaq menanjak 0,36 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong berada di level 19.841. Indeks ini lebih tinggi dari penutupan sebelumnya 19.584,06.
Advertisement
Di sisi lain, Malaysia dijadwalkan merilis data perdagangan pada Desember, sedangkan Hong Kong melaporkan angka pengangguran untuk bulan yang sama. Investor juga akan mencermati keputusan suku bunga pinjaman utama di China.
Bank sentral lain di Asia juga akan bertemu pada akhir pekan ini. Bank Sentral Malaysia akan mempertahankan suku bunga acuan tetap 3 persen pada Rabu pekan ini. Bank of Japan akan menggelar pertemuan pada 23 Januari-24 Januari 2025. Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda telah mengisyaratkan niat menaikkan suku bunga.
Pada Jumat, di wall street, tiga indeks acuan utama membukukan kenaikan mingguan pertama pada tahun baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 334,70 poin, atau 0,78%, dan ditutup pada 43.487,83. S&P 500 naik 1% menjadi 5.996,66, dan Nasdaq Composite naik 1,51% menjadi 19.630,20.
Presiden terpilih Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara melalui telepon pada Jumat tentang perdagangan, Tiktok, fentanil, dan banyak lagi, pembicaraan yang digambarkan Trump sebagai "sangat bagus." Sedangkan bursa saham Amerika Serikat tutup pada Senin.
Wall Street Melambung Selama Sepekan, Investor Menanti Pelantikan Donald Trump
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 17 Januari 2025. Tiga indeks acuan mencatat kenaikan mingguan pertama pada tahun baru.
Mengutip CNBC, Sabtu (18/1/2025), indeks Dow Jones melonjak 334,70 poin atau 0,78 persen dan ditutup ke posisi 43.487,83. Indeks S&P 500 menguat 1 persen menajdi 5.996,66. Indeks Nasdaq bertambah 1,51 persen menjadi 19.630,20.
Saham raksasa teknologi juga melambung. Saham Tesla naik 3 persen. Saham produsen chip Nvidia melambung 3,1 persen, sementara saham Alphabet naik lebih dari 1 persen.
Pada pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 3,7 persen dan 2,9 persen. Dua indeks acuan itu membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak minggu pemilihan Presiden AS pada November. Sementara itu, indeks Nasdaq naik 2,5 persen pada pekan ini. Kinerja indeks Nasdaq catat pekan terbaik sejak awal Desember.
Keuntungan itu diperoleh setelah investor menerima laporan berturut-turut yang menunjukkan tekanan inflasi agak mereda. Indeks Harga Konsumen Inti naik lebih rendah dari yang diharapkan tahun ke tahun. Indeks Harga Produsen juga alami kenaikan tipis dari yang diantisipasi pada Desember.
Advertisement
Imbal Hasil Obligasi AS
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tajam seiring harapan untuk beberapa kali pemotongan suku bunga tahun ini meningkat.
“Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan awal pekan ini telah membantu menghidupkan kembali narasi goldilocks untuk saham dan kemungkinan mendorong beberapa risiko ulang,” ujar Barclays Strategist, Emmanuel Cau.
Adapun penghasilan yang kuat dari bank-bank besar juga mendorong saham pekan ini. Hal ini seiring saham tersebut mencoba untuk melepaskan diri dari kelesuan saham sejak Desember yang berlanjut hingga awal 2025.
Saham Goldman Sachs dan Citigroup masing-masing naik 12 persen pada pekan ini. Sedangkan saham JPMorgan Chase naik 8 persen.
Investor juga menantikan pekan depan karena Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya. Saham melonjak tepat setelah kemenangan pemilu November lalu karena investor bertaruh pada deregulasi dan pajak yang lebih rendah.