Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten Aguan, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) bergerak cukup volatil dalam beberapa waktu terakhir. Saham PANI terpantau merangkak naik sejak Agustus 2024, dan sempat mencapai posisi tertingginya di 19.100 pada Desember 2024.
Namun pada 23 Januari lalu, saham PANI mendadak alami koreksi signifikan ke posisi 11.875. Pada perdagangan hari ini, Jumat 24 Januari 2025, saham PANI berhasil bangkit dengan kenaikan 16,70 persen pada penutupan sesi I ke posisi 12.925.
Advertisement
Sejak awal tahun, PANI turun 25,40 persen namun masih naik 175 persen dalam satu tahun terakhir.
Advertisement
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk yang sebelumnya bernama PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) memulai kegiatan usahanya pada tanggal 1 Maret 2001, sebagai produsen di bidang industri kemasan kaleng. Melansir laman resmi perseroan, Jumat (24/1/2025), pada bulan Desember 2017 PANI mengakuisisi PT Windublambangan Sejati, perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan hasil perikanan dan jasa pembekuan/penyimpanan di ruang pendingin.
Pada tanggal 18 September 2018, PANI mengubah statusnya menjadi Perusahaan Terbuka dengan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal saham sebesar Rp 108 dan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 150 juta lembar.
Pada tahun 2021, PT Multi Artha Pratama (MAP), sebagai pelaku usaha di bidang properti di PIK, mengambil alih 80% saham PANI atau sebanyak 328 juta lembar saham sebagai pemegang saham pengendali. Selanjutnya, PANI melakukan diversifikasi portofolio usaha di sektor properti, menggandeng Agung Sedayu Group dan Salim Group sebagai sponsor serta melakukan aksi korporasi dan rencana bisnis, termasuk menambah modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I).
Dalam aksi tersebut, PANI melakukan penawaran umum saham perdana sebanyak 13.120 juta saham biasa baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 500 per saham dan berhasil dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2022.
Pemegang Saham dan Manajemen
Melansir laman Bursa, pemegang saham perseroan saat ini terdiri dari PT Multi Artha Pratama dengan porsi kepemilikan 15.181.250.535 lembar atau setara 89,92%. Sisanya 1.702.344.965 lembar atau setara 10,08% merupakan kepemilikan publik.
Di jajaran komisaris perseroan dikepalai oleh Susanto Kusumo yang menjabat Komisaris Utama, didampingi Phiong Philipus Darma sebagai Wakil Komisaris Utama. Nama lainnya yang berada di jajaran komisaris antara lain, Steven Kusumo, Hardjo Subroto Lilik, Richard Halim Kusuma, Djisman Simandjuntak, dan Adi Pranoto Leman.
Sementara di jajaran direksi dipimpin oleh Sugianto Kusuma selaku Direktur Utama, didampingi Alexander Halim Kusuma dan Surya Pranoto Budihardjo sebagai Wakil Direktur Utama. Sementara nama lainnya yang berada di jajaran direksi, antara lain Gianto Gunara, Yohanes Edmond Budiman, Markus Kusumaputra, Ipeng Widjojo, dan Arthur Salim.
Advertisement
Menelusuri Induk PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk
Agung Sedayu Group adalah perusahaan pengembang properti terkemuka yang berpusat di Jakarta. Berdiri sejak 1971, ASG mengkhususkan diri pada pengembangan properti sebagai solusi bisnis dan one-stop- living, dengan menyajikan kenyamanan yang ideal sekaligus kemudahan gaya hidup modern.
Portofolio pengembangan ASG tersebar di beberapa daerah prestisius di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang terdiri dari township, superblock, apartment, office tower, mall, industrial estate, hotel, dan lain sebagainya. Agung Sedayu Group (ASG) berawal dari sebuah perusahaan kontraktor rumah pertokoan sederhana yang didirikan pada tahun 1971.
Dalam kurun waktu 10 tahun pertama, perusahaan ini mulai dikenal pasar melalui perbincangan dari mulut ke mulut. Semenjak 1991, ASG berhasil menunjukan jati dirinya sebagai perusahaan properti papan atas melalui kesuksesannya membangun Harco Mangga Dua, yang merupakan Mal Elektronik terintegrasi pertama di Indonesia.
Kesuksesan tersebut segera diikuti dengan kesuksesan lainnya dengan pengembangan beberapa kawasan residensial dan komersial berskala besar, seperti Taman Palem seluas 200 hektar dan beberapa apartemen gedung tinggi. Dengan orientasi kualitas terbaik dan efisiensi proses bisnis, dipadu dengan perhatian penuh pada manajemen risiko, ASG berhasil terhindar dari krisis keuangan Asia. Tidak seperti perusahaan pengembang lainnya, di masa krisis ASG justru mampu mempertahankan posisinya sebagai yang terdepan. Ini terwujud melalui ketekunan, kerja keras, dan pembiayaan internal.
Di tengah fenomena banyaknya perusahaan pengembang yang gulung tikar pasca krisis, Agung Sedayu Group justru semakin mengokohkan posisinya dan mampu memenuhi derasnya tuntutan pasar terhadap kebutuhan ruang komersial dan hunian. Semenjak itu ASG semakin gencar menggarap proyek- proyek baru, termasuk proyek revolusioner Pantai Indah Kapuk, kawasan dengan konsep one-stop-living yang dikenal sebagai salah satu hunian elit Jakarta.
AGS sendiri merupakan entitas di bawah naungan Salim Group, grup bisnis global berbasis di Asia dengan kegiatan bisnis yang beragam dan terintegrasi. Permulaan dari SG dapat ditelusuri kembali ke sekitar tahun 1940 ketika Sudono Salim (1916-2012), sebagai pendiri SG memulai bisnisnya di Indonesia yang berfokus pada perdagangan.
Saat ini SG sudah berkembang dan mencakup investasi baik di perusahaan swasta maupun perusahaan terbuka, dengan tenaga kerja lebih dari 800.000 orang di seluruh dunia. SG saat ini memiliki 12 grup bisnis utama, antara lain: produksi pangan, agribisnis, distribusi dan ritel, telekomunikasi dan media, jasa keuangan, manufaktur kimia dan bisnis terkait, bisnis infrastruktur dan strategi baru.
Anak Usaha PANI
Beberapa anak usaha PANI antara lain termasuk yang baru saja listing di Bursa PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Agung Surya Gemerlap, PT Bumindo Mekar Wibawa, dan PT Cahaya Gemilang Indah Cemerlang, PT Cahaya Inti Sentosa, PT Cahaya Kencana Indah, PT Jaya Indah Sentosa, PT Karunia Utama Selaras, PT Kemilau Karya Utama, PT Mega Andalan Sukses, PT Panorama Eka Tunggal, PT Sharindo Matratama, dan PT Sumber Cipta Utama. Semua anak usaha tersebut bergerak di bidang real estate. Sementara satu anak usaha, PT Windu Blambangan Sejati bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan.
Advertisement
Laba Pantai Indah Kapuk Dua Tumbuh 91,16% hingga September 2024
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, Pantai Indah Kapuk Dua berhasil meraih pendapatan usaha sebesar Rp 2,1 triliun.
Pendapatan itu naik 21% yoy dibandingkan dengan 30 September 2023 yang mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,7 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dalam segmen kavling komersial, segmen produk komersial dan segmen residensial yang menjadi fokus utama PANI. Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan hingga September 2024 naik menjadi Rp 897,86 miliar dari Rp 855,34 miliar pada September 2023.
Pada periode tersebut, perseroan membukukan beban penjualan sebesar RP 79,97 miliar, beban umum dan administrasi Rp 181,72 miliar, dan bagian rugi bersih entitas asosiasi sebesar Rp 5,36 miliar. Bersamaan dengan itu, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 120,64 miliar, beban keuangan Rp 21,99 miliar, dan beban lain-lain Rp 501,06 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 486,6 miliar per September 2024. Laba itu naik 91,16 persen dibandingkan lab September 2023 yang tercatat sebesar Rp 254,56 miliar.
"Angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan PANI ini adalah pernyataan otentik seputar kinerja kami dan bukti dari kerja keras kami untuk mengembangkan PIK2 menjadi destinasi utama masyarakat sekitarnya, baik secara lokal maupun internasional," kata Presiden Direktur PANI, Sugianto Kusuma dalam keterbukaan informasi Bursa.
Pasca dilaksanakannya Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) yang dialokasikan untuk penambahan bank tanah sekitar 232 hektar di level anak usaha, PT Panorama Eka Tunggal (PET) pada bulan Agustus lalu, persediaan PANI pada periode 30 September 2024 adalah sebesar Rp 34,3 triliun yang mana tumbuh 31% dari periode 31 Desember 2023 yang mencatatkan persediaan sebesar Rp 26,22 triliun. Sehingga, PANI saat ini memiliki bank tanah mencapai 1.876 hektar.
"Saya terus mendukung inovasi-inovasi cemerlang PANI untuk menciptakan pasar yang optimal dan sustainable profitability tanpa mengorbankan kepercayaan konsumen. Kami juga berharap kontribusi PANI dapat mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, baik dalam skala nasional maupun global," imbuh Sugianto.
Dalam period esembilan bula tahun lalu, PANI membukukan kas dan setara kas senilai Rp 3,7 triliun atau meningkat 247% dari 31 Desember 2023 yang membukukan Rp 1 triliun. Sejalan dengan peningkatan persediaan serta kas dan setara kas, total aset PANI melonjak 31% dari Rp 33,7 triliun (periode 31 Desember 2023) menjadi Rp 44,1 triliun pada periode ini. Dengan pencapaian yang solid selama kuartal ini, PANI optimis terhadap prospek di masa depan yang semakin meningkat serta tercapainya target yang telah ditetapkan untuk tahun 2024 ini.