Pelat Timah Nusantara Tekan Rugi, Kini Rp 308,14 Juta per 2024

PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Feb 2025, 19:47 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 19:47 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan penurunan dari sisi penjualan.

Meski begitu, perseroan berhasil menekan dari sisi beban sehingga kerugian yang dibukukan pada akhir 2024 mengalami perbaikan.

Hingga 31 Desember 2024, perseroan membukukan penjualan USD 155,73 juta atau sekitar Rp 2,55 triliun (kurs Rp 16.350 per USD). Penjualan itu turun 8,98 persen dibandingkan penjualan pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 171,09 juta.

Beban Ditekan

Meski penjualan turun, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi USD 146,33 juta pada 2024 dibanding USD 169,5 juta pada 2023.

Alhasil, perseroan membukukan laba bruto USD 9,39 juta pada 2024 atau naik signifikan dibandingkan laba bruto pada 2023 yang tercatat sebesar USD 1,58 juta.

Sepanjang 2024, perseroan membukukan beban administrasi sebesar USD 2,76 juta. Kemudian beban penjualan dan distribusi tercatat sebesar USD 3,48 juta, biaya keuntungan USD 3,49 juta, dan rugi selisih kurs bersih USD 1,55 juta.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penjualan scrap sebesar USD 1,43 juta, pendapatan lain-lain USD 792.442, pendapatan keuangan USD 129.24, dan beban lain-lain USD 152.216.

Dari rincian itu, perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar USD 327.559. Berbalik dari posisi tahun 2023, di mana perseroan membukukan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar USD 4,83 juta.

 

Berhasil Tekan Rugi hingga Tersisa Rp 308,14 Juta

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar USD 18,852 atau sekitar Rp 308,14 juta.

Namun angka ini jauh lebih kecil dibandingkan rugi tahun berjalan yang dibukukan pada 2023, yang mencapai USD 3,67 juta.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/2/2025), perseroan membukukan aset USD 135,26 juta hingga akhir 2024. turun dibanding posisi akhir 2023 yang sebesar USD 135,82 juta.

Terdiri dari aset lancar senilai USD 104,4 juta dan aset tidak lancar USD 30,86 juta.

 

Liabilitas Perusahaan

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liabilitas hingga akhir 2024 turun menjadi USD 79,42 juta dibanding USD 80,06 juta pada 2023. Terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai USD 77,18 juta dan liabilitas jangka panjang senilai USD 2,23 juta.

Sementara ekuitas perseroan sampai dengan akhir Desember 2024 naik menjadi USD 55,85 juta dibanding akhir 2023 yang tercatat sebesar USD 55,76 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya