Simak, Jadwal Short Selling BEI dan Daftar Emitennya

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera mengimplementasikan perdagangan intraday short selling (IDSS) pada tahun ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 06:00 WIB
Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/7/2024) menunjukan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera mengimplementasikan perdagangan intraday short selling (IDSS) pada tahun ini. Rencananya, implementasi short selling dibagi dalam dua tahap.

Jika tak ada aral melintang, penerapan IDSS tahap pertama akan dilakukan pada kuartal II 2025, sembari menunggu kesiapan anggota bursa (AB). Sementara tahap kedua akan dilakukan satu tahun kemudian.

"Jadi untuk 1 tahun pertama, short selling dan intraday short selling itu hanya diperuntukkan bagi investor perorangan domestik. Untuk investor asing dan investor institusi domestik, itu nanti kita evaluasi di tahap kedua," kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik dalam edukasi wartawan pasar modal, ditulis Rabu (12/2/2025).

Jeffrey menjelaskan, saham-saham yang bisa dilakukan short selling dan intraday short selling adalah saham-saham yang free float-nya besar dan likuiditas hariannya tinggi. Bursa juga akan memberikan batasan jumlah maksimum yang bisa dilakukan short oleh anggota bursa.

"Jadi kalau nanti ada 3 atau 9 anggota bursa yang dapat melakukan short selling, masing-masing anggota bursa itu punya kapasitas maksimum untuk melakukan short selling atas suatu saham secara harian. Yang rangenya itu antara 0,02 sampai dengan 0,04% dari saham yang ada," kata dia.

Dengan demikian, diharapkan tidak akan memberikan tekanan berlebih atau tekanan tambahan kepada indeks, tetapi yang kita harapkan adalah optimalisasi potensi keuntungan bagi investor.

Daftar Saham

Berikut ini saham-saham yang bisa ditransaksikan dalam short selling:

  • PT Alamitri Resources Indonesia Tbk (ADRO)
  • PT Astra International Tbk (ASII)
  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
  • PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
  • PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

 

 

Apa Itu Short Selling?

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Bursa menegaskan bahwa short selling merupakan instrumen yang menyeimbangkan pasar, yang sebelumnya hanya bisa bergerak satu arah (one side) menjadi dua arah (two side). Dengan adanya short selling, investor kini bisa mendapatkan peluang keuntungan baik saat pasar naik maupun turun.

Untuk mendukung pelaksanaan IDSS, BEI telah menyiapkan dasar hukum yang kuat. Regulasi yang digunakan adalah POJK Nomor 6 Tahun 2024, yang diterbitkan pada 3 April 2024 dan mulai efektif pada Oktober 2024. Sejalan dengan itu, BEI juga telah menerbitkan dua peraturan pendukung pada 3 Oktober 2024, yaitu Peraturan II-H tentang persyaratan dan perdagangan efek dalam transaksi margin dan short selling. Dan Peraturan III-I mengenai keanggotaan margin dan/atau short selling.

Dalam Regular Short Selling (RSS), investor yang melakukan short selling harus menutup (cover) posisi mereka saat menyelesaikan transaksi di P2 (T+2 settlement. Namun mengingat pasar modal Indonesia terhitung masih baru dan jumlah saham yang bisa dipinjam masih terbatas, investor sering mengalami kesulitan mendapatkan efek pinjaman untuk penyelesaian di P2.

"Sehingga, untuk melakukan pinjaman efek kita akan mengeluarkan suatu produk yang bernama intraday short selling. Ini dibuat sebagai solusi untuk meningkatkan likuiditas dan mengatasi keterbatasan efek pinjaman," kata Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 Bursa Efek Indonesia Firza Rizqi Putra.

IDSS harus diselesaikan dalam hari yang sama (T+0), di mana investor yang menjual di pagi hari harus membeli kembali sebelum pasar tutup. "Konsep ini berlawanan dengan strategi BPJS (beli pagi, jual sore), karena dalam IDSS, investor justru menjual pagi dan membeli kembali di sore hari," imbuh Firza.

Dengan mekanisme ini, BEI berharap dapat meningkatkan efisiensi pasar serta memberikan lebih banyak peluang bagi investor dalam bertransaksi. Namun, investor yang menggunakan IDSS harus memastikan bahwa posisinya sudah ditutup sebelum pasar tutup untuk menghindari risiko penyelesaian.

"Di akhir hari investor yang melakukan short selling itu harus melakukan pembelian kembali. Dengan adanya pembelian kembali, kita harapkan akan meng-create demand di akhir hari. Dengan adanya demand dan kewajiban untuk menutup posisi intraday short selling, kita harapkan tekanan di akhir hari justru akan berkurang," kata Jeffrey menyambung.

Untungkan Investor

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dengan adanya strategi baru ini, investor diharapkan dapat lebih optimal dalam mengelola portofolio mereka di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan. Sedikit gambaran, Jeffrey mengatakan adanya ketidakpastian yang sedang melanda pasar global.

Faktor utama yang memicu kondisi ini adalah kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat terhadap China, serta dinamika ekonomi dengan negara lain seperti Kanada dan Meksiko. Kebijakan yang telah diumumkan namun kemudian ditunda menciptakan ketidakpastian yang semakin besar bagi pasar global.

"Dampaknya tidak hanya terasa di negara-negara besar, tetapi juga mempengaruhi stabilitas ekonomi di Indonesia," kata Jeffrey sebelumnya. Ketidakpastian di pasar global turut berdampak pada nilai tukar mata uang, kebijakan perdagangan, dan rantai pasok global. Perubahan konstelasi ekonomi ini memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis di Indonesia.

"Dengan adanya ketidakpastian ini, investor harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama dalam menghadapi kemungkinan fluktuasi yang lebih besar di pasar keuangan domestik," imbuh Jeffrey.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh investor adalah mengantisipasi dampak dari uncertainty global. Meskipun sulit untuk memperkirakan bagaimana kondisi ini akan berkembang, investor berpengalaman dapat belajar dari periode ketidakpastian sebelumnya. Secara umum, analisis terhadap kebijakan pemerintah, reaksi negara lain, serta tren historis dapat menjadi panduan dalam mengambil keputusan investasi yang lebih matang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya