Saham Asia-Pasifik Dibuka Menguat, Mengabaikan Pelemahan Wall Street

Pasar Asia-Pasifik dibuka lebih tinggi pada hari Kamis, melawan tren penurunan di Wall Street yang dipicu oleh data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Indeks utama di Australia, Jepang, dan Korea Selatan menunjukkan kenaikan, sementara Hang Seng Hong Kong juga menunjukkan peningkatan. Sementara itu, data inflasi AS menekan prospek pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Feb 2025, 08:24 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 08:24 WIB
IHSG Ditutup Melemah, Transaksi Perdagangan Capai Rp14,44 Triliun
Kinerja saham emiten bank jumbo seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kompak ambrol. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik dibuka lebih tinggi pada hari Kamis, mengabaikan penurunan di Wall Street yang terjadi semalam setelah data inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan mengurangi prospek pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve AS.

Dikutip dari CNBC, Kamis (13/2/2025), indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2%.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,54% sementara Topix naik 0,52%. Kospi Korea Selatan diperdagangkan 0,34% lebih tinggi, sementara Kosdaq yang berkapitalisasi kecil naik 0,45%.

Futures indeks saham Hang Seng Hong Kong berada di 22.072, juga lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 21.857,92.

Pergerakan Wall Street

Semalam di AS, S&P 500 jatuh dan imbal hasil obligasi melonjak setelah harga konsumen meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari.

Indeks pasar yang luas turun 0,27% untuk berakhir di 6.051,97, dan Dow Jones Industrial Average jatuh 225,09 poin, atau 0,5%, menjadi 44.368,56. Nasdaq Composite berhasil mencatat kenaikan 0,03% untuk menutup pada 19.649,95.

 

Sentimen Suku Bunga AS

Ikuti Bursa Asia, IHSG Jatuh 20 Poin
Mengawali pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berkubang di zona merah dengan turun 20,65 poin ke level 4.665,24... Selengkapnya

Data inflasi terbaru menunjukkan bahwa Fed mungkin kurang cenderung untuk melanjutkan kampanye pemotongan suku bunganya dalam waktu dekat, serta menimbulkan kekhawatiran bahwa langkah selanjutnya bahkan bisa berupa kenaikan.

Selama kesaksiannya di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR pada hari Rabu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mencatat bahwa data CPI terbaru berfungsi sebagai pengingat kemajuan Fed dalam mendekatkan inflasi ke target 2%, tetapi mengakui bahwa belum sepenuhnya tercapai.

Perdana Menteri India Narendra Modi sedang melakukan perjalanan ke AS untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Donald Trump dan pemerintahannya dan diharapkan dapat mengurangi ancaman tarif timbal balik serta kebijakan kecerdasan buatan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya