Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik diperkirakan akan mengalami kenaikan pada Rabu (5/2), setelah Wall Street menguat semalam, mengabaikan kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump dan langkah balasan dari China.
Fokus Pasar Beralih ke China Pasca Libur Tahun Baru Imlek
Perhatian investor tertuju pada China, yang akan kembali bertransaksi setelah libur panjang Tahun Baru Imlek. Pemerintah China pada Selasa mengumumkan tarif baru terhadap impor dari Amerika Serikat sebagai respons terhadap kebijakan tarif atas ekspor China.
Advertisement
Baca Juga
China juga dijadwalkan merilis data Caixin Services PMI untuk Januari, yang mencerminkan aktivitas sektor jasa di negara tersebut.
Advertisement
Bursa Asia Dibuka Menguat
Dikutipd ari CNBC, Rabu (5/2/2025), futures untuk Indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 20.971, mengindikasikan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan penutupan sebelumnya di 20.789,96.
Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,71% pada pembukaan, sementara indeks Topix menguat 0,88%.
Bursa saham Korea Selatan juga mencatat penguatan, dengan Kospi naik 0,93% dan indeks Kosdaq yang berfokus pada saham kapitalisasi kecil melonjak 0,98%.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (CPI) Korea Selatan untuk Januari meningkat 0,7% secara bulanan dan 2,2% secara tahunan—lebih tinggi dari perkiraan Reuters sebesar 1,97%.
Â
Wall Street Menguat, Saham Teknologi Memimpin
Di Amerika Serikat, ketiga indeks utama mengalami kenaikan seiring dengan perkembangan terbaru dalam perdagangan global.
Saham Palantir, perusahaan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan, melonjak sekitar 24% setelah laporan kinerja kuartal keempat yang kuat. Sementara itu, raksasa chip AI Nvidia naik 1,7% dalam sesi perdagangan.
Secara keseluruhan, Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, melonjak 1,35% ke level 19.654,02. S&P 500 naik 0,72% menjadi 6.037,88, sedangkan Dow Jones Industrial Average bertambah 134,13 poin atau 0,3% ke level 44.556,04.
Advertisement