Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Senin (3/3/2025). IHSG berpeluang ke posisi 6.122-6.184.
IHSG anjlok 3,31 persen ke posisi 6.270 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi dari IHSG pun sudah mencapai target koreksi yang diberikan di area 6.269. "Apabila IHSG kembali menembus 6.203 sebagai area support berikutnya, arah koreksi IHSG akan mengarah ke 6.122-6.184,” ujar Herditya.
Advertisement
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.203,6.086 dan level resistance 6.500-6.639.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali koreksi dengan lower low (LL) level dan runway gap disertai volume sekaligus menyelesaikan target descending triangle-nya di 6.335.
“Meski berpeluang untuk melakukan rebound, tetapi selama di bawah garis moving average (MA) 5 harian berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan tutup gap bawah sejak 2021 di 6.163,” kata Wafi.
Wafi menuturkan, jika mampu breakout garis MA5 harian, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.150-6.350,” kata dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 6.200-6.360. “Potensi pelemahan tetap terbuka,” demikian seperti dikutip.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Era Digital Media Tbk (AWAN).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Spec Buy
Saham BRIS terkoreksi 4,94% ke 2.500 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BRIS sedang berada pada bagian dari wave iv dari wave (iii), sehingga penguatannya akan relatif terbatas," ujar Herditya.
Spec Buy: 2.450-2.490
Target Price: 2.570, 2.660
Stoploss: below 2.430
2.PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) - Spec Buy
Saham DSNG terkoreksi 6,67% ke 910 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi DSNG masih berada pada bagian dari wave [b] dari wave 4, sehingga koreksinya diperkirakan akan relatif terbatas," kata Herditya.
Spec Buy: 900-910
Target Price: 955, 1.005
Stoploss: below 880
3.PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) - Buy on Weakness
Saham ESSA bergerak flat ke 730 disertai dengan tingginya volume pembelian. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 670 sebagai stoplossnya, posisi ESSA diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [i].
Buy on Weakness: 690-710
Target Price: 760, 780
Stoploss: below 670
4.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Sell on Strength
Saham BRMS terkoreksi 7,81% ke 354 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BRMS sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave 2, sehingga BRMS masih rawan terkoreksi untuk menguji 272-310," kata dia.
Sell on Strength: 366-376
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Kinerja IHSG Sepekan
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok signifikan pada perdagangan 24-28 Februari 2025. Koreksi IHSG didorong aksi jual investor asing dan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (1/3/2025), IHSG anjlok 7,83 persen ke posisi 6.270,59 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG turun 2,48 persen ke posisi 6.803. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 7,68 persen menjadi Rp 10.880 triliun dari pekan Rp 11.786 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG yang terjadi didorong tekanan aksi jual. Selama pekan terakhir Februari 2025, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 8 triliun. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih tertekan. Dari sentimen global, kekhawatiran tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga bayangi IHSG).
“Meningkatnya kekhawatiran investor akan pemberlakuan tarif impor AS terhadap Kanada, Meksiko dan China,” ia menambahkan.
Herditya menuturkan, faktor lain yang menekan IHSG yakni rating MSCI Indonesia yang diturunkan dan investor juga cenderung wait and see peluncuran Danantara. “Rilis kinerja BBRI pada Januari 2025 yang cenderung melemah,” kata Herditya.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian terpangkas 4,52 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,23 juta kali transaksi pada pekan lalu. Kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa. Rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 21,62 persen menjadi 22,36 miliar saham dari 18,38 miliar saham. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa bertambah 16,19 persen menjadi Rp 13,69 triliun dari Rp 11,78 triliun.
Aksi Jual Saham
Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 10,21 triliun. Aksi jual saham ini lebih besar dari pekan lalu sebesar Rp 1,16 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 21,90 triliun.
Selama sepekan, mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham basic materials pimpin koreksi dengan turun 12,63 persen. Sektor saham energi merosot 8,87 persen, sektor saham industri terpangkas 5,55 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal melemah 7,58 persen.
Kemudian sektor saham consumer siklikal susut 5,89 persen, sektor saham perawatan kesehatan terpangkas 4,03 persen, sektor saham keuangan merosot 6,13 persen, sektor saham properti dan real estate terpangkas 5,19 persen.
Lalu sektor saham infrastruktur terperosok 8,52 persen dan sektor saham transportasi dan logistik susut 4,67 persen. Sedangkan sektor saham teknologi melambung 11,86 persen.
Advertisement
