Adaro Andalan Indonesia Kantongi Laba Rp 19,76 Triliun di 2024

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, Adaro Andalan Indonesia membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar USD 1,21 miliar

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 05 Mar 2025, 15:05 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 15:05 WIB
Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)
Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, Adaro Andalan Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan positif dari sisi laba, meski mengalami penurunan pendapatan.

“Kami senang karena dapat melaporkan satu lagi tahun dengan kinerja yang memuaskan, dengan pencapaian yang lebih tinggi dalam volume pengupasan lapisan penutup, produksi, maupun penjualan," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Andalan Indonesia Tbk, Julius Aslan dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (5/3/2025).

Pendapatan usaha perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar USD 5,32 miliar atau sekitar Rp 86,82 triliun (asumsi kurs Rp 16.320 per USD). Pendapatan itu turun 10.07 persen dibandingkan pendapatan tahun buku 2023 yang tercatat sebesar USD 5,92 miliar.

Bersamaan dengan turunnya pendapatan, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi USD 3,85 miliar pada 2024 dibanding USD 4,19 miliar pada 2023. Alhasil, laba kotor pada 2024 susut menjadi USD 1,47 miliar dibanding laba kotor 2023 yang tercatat sebesar USD 1,73 miliar.

Pada tahun buku 2024, perseroan membukukan beban usaha USD 315,5 juta atau naik dibanding beban usaha 2023 yang tercatat sebesar USD 311,78 juta. Namun pada tahun buku 2024, perseroan membukukan pendapatan lain-lain sebesar USD 330,77 juta. Sedangkan pada tahun sebelumnya perseroan mencatatkan beban lain-lain USD 25,74 juta. Sehingga, laba usaha pada 2024 naik menjadi USD 1,48 miliar dibanding laba usaha 2023 yang tercatat sebesar USD 1,39 miliar.

Melansir laporan keuangan perseroan, biaya keuangan pada 2024 tercatat sebesar USD 77,81 juta. Kemudian penghasilan keuangan USD 85,55 juta, dan bagian atas keuntungan neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar USD 51,11 juta.

 

Promosi 1

Kantongi Laba Setara Rp 19,76 Triliun pada 2024

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) (Foto: Adaro Minerals Indonesia)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) (Foto: Adaro Minerals Indonesia)... Selengkapnya

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar USD 1,21 miliar atau sekitar Rp 19,76 triliun.

Laba itu naik 5,86 persen dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar USD 1,14 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi USD 0.17126 dari sebelumnya USD 0.16321 per lembar.

"Penurunan EBITDA operasional pada 2024 terutama diakibatkan oleh melemahnya harga batu bara dunia, suatu kondisi yang tidak dapat kami kendalikan karena batu bara adalah komoditas yang bergerak mengikuti siklus. Namun, rekam jejak kami yang solid dalam mengarungi siklus batu bara adalah bukti resiliensi serta keahlian kami di sektor ini," kata Julius.

Total aset per akhir 2024 turun 15 persen menjadi USD 5.993 juta dari USD 7.063 juta pada akhir 2023. Saldo kas pada akhir 2024 juga turun 40 persen menjadi USD 1.519 juta. Kas dan setara kas meliputi 25 persen total aset perusahaan.

Aset lancar pada akhir 2024 turun 32 persen menjadi USD 2.214 juta, dibandingkan USD 3.270 juta pada akhir 2023. Aset tidak lancar pada akhir 2024 tercatat sedikit lebih rendah daripada tahun sebelumnya, atau sebesar USD 3.779 juta, karena penurunan investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama dan penurunan pinjaman tidak lancar kepada pihak berelasi.

Aset tetap pada akhir 2024 sebesar USD 975 juta setara dengan kenaikan 83 persen dari akhir 2023 karena perusahaan menambah pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama untuk investasi pada KPI, pembelian tongkang, dan fasilitas pendukung rantai pasokan. Aset tetap meliputi 16 persen total aset.

 

Liabilitas

Tambang Batu Bara Adaro
Tambang batu bara Adaro. (Liputan6.com/Istimewa)... Selengkapnya

Pada akhir 2024, properti pertambangan tercatat 5 persen lebih rendah secara yoy pada USD 416 juta, yang disebabkan karena amortisasi reguler. Properti pertambangan meliputi 7 persen total aset.

Total liabilitas pada akhir 2024 tercatat USD 2.629 juta, atau naik 16 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Liabilitas jangka pendek turun 51 persen yoy menjadi USD 873 juta, terutama karena penurunan pada utang dividen maupun senior notes. Liabilitas jangka panjang naik 270 persen yoy menjadi USD 1.756 juta karena peningkatan pinjaman bank dan peningkatan pinjaman dari pihak berelasi. Utang berbunga naik 56 persen yoy menjadi USD 1.481 juta.

Saldo kas AAI pada akhir 2024 turun 40 persen menjadi USD 1.519 juta dari USD 2.534 juta yoy. AAI juga memiliki akses terhadap komitmen fasilitas pinjaman yang belum digunakan sebesar USD 738 juta dari berbagai pinjaman yang ada pada 2024

Pada akhir 2024, modal pemegang saham bersaldo USD 3.363 juta, atau turun 30 persen yoy, terutama karena penurunan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

 

Arus Kas

Pada 2024, arus kas AAI dari aktivitas operasional naik 101 persen yoy menjadi USD 1.199 juta dari USD 595 juta, sebagai akibat penurunan pada pembayaran royalti serta pajak penghasilan, yang diofset oleh penurunan penerimaan dari pelanggan. Perusahaan membayar sebesar USD 256 juta untuk pajak penghasilan badan dan final.

Perusahaan melaporkan USD 198 juta dalam bentuk arus kas bersih dari aktivitas investasi, terutama karena penerimaan kas dari perolehan dari penjualan ADMR dan penerimaan dari pembayaran pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi.

Belanja modal pada 2024 naik 36 persen menjadi USD 370 juta dari USD 272 juta pada tahun sebelumnya. Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk investasi pada KPI, tongkang, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan

Arus kas keluar bersih dari aktivitas pembiayaan pada 2024 naik 75 persen menjadi USD 2.390 juta, terutama karena kenaikan pembayaran dividen dan pembayaran senior notes, yang diofset dengan kenaikan penerimaan pinjaman bank. Perusahaan membagikan USD 2.972 juta sebagai dividen tunai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya