Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tidak akan masuk ke bisnis jalan tol usai divestasi seluruh aset jalan tol dan kembali ke core business atau bisnis inti perusahaan sebagai perusahaan konstruksi.
Demikian disampaikan Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025).
Baca Juga
"Setelah kita melakukan divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan. Divestasi jalan tol kita lakukan sesegera mungkin," tutur Hanugroho.
Advertisement
Waskita akan divestasi sejumlah aset tol yang dikelola di bawah PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Cimanggis - Cibitung Tollways (CCT), PT Hutama Marga Waskita (HMW) pada 2025.
"Semakin cepat semakin baik kita bisa melakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya," ujar Muhammad Hanugroho.
Divestasi jalan tol menjadi salah satu upaya dan fokus Waskita ke depan. Divestasi atas sisa ruas tol sebagai salah satu sumber pembayaran kewajiban keuangan.
Sebagai BUMN Konstruksi yang memiliki pengalaman lebih dari 64 tahun, ke depan Waskita akan terus menjaga stabilitas keuangan serta melakukan divestasi jalan tol.
Kemudian, mengembalikan core business perusahaan sebagai perusahaan konstruksi yang berfokus pada sektor gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan.
BUMN Konstruksi seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Berkat pembangunan yang dilakukan BUMN Konstruksi, sejumlah infrastruktur memadai bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Maka agar bisa terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi, Waskita telah menyusun rencana kerja dan peta jalan untuk tahun ini. Salah satunya dengan menempatkan restrukturisasi keuangan sebagai pilar utama.
Pilar Strategis
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, keberhasilan implementasi pilar tersebut menjadi dasar untuk melanjutkan sejumlah pilar strategis lainnya ke depan. Ia menambahkan, persetujuan Master Agreement Restructuring (MRA) 2024 telah tercapai sesuai target.
Dirinya menyebutkan, dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2029, Perseroan telah menetapkan beberapa pilar strategis lainnya, yaitu pengembangan usaha, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), Governance Risk & Compliance (GRC), serta digitalisasi. Melalui keempat pilar ini, diharapkan visi Waskita menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dapat tercapai.
Terkait pertumbuhan usaha, menurut Ermy, Perseroan fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Ia menuturkan, dalam pelaksanaannya, Waskita membentuk Komite Manajemen Risiko, untuk menilai risiko dan kelayakan proyek, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu proyek dan melakukan tender.
Advertisement
Target 2025
Selain itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk menargetkan pendapatan pada 2025 mencapai sebesar Rp10,8 triliun.
"Target output nanti pendapatan kita di tahun 2025 ditargetkan mencapai Rp10,8 triliun, terdiri dari sisa nilai kontrak yang sudah kita kerjakan sekitar 73 persen dan nilai kontrak baru sekitar 27 persen," tutur Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu pekan ini, seperti dikutip dari Antara.
Ia menuturkan, target utama pada tahun ini memang masih mengalami negatif net income, tetapi Waskita mengupayakan agar EBITDA mencapai Rp914 miliar dari sebelumnya sekitar Rp600 miliar.
Terkait target segmentasi ataupun pemberi kerja Waskita juga exposure pada pemerintah dalam negeri ataupun pemerintah luar negeri.
Sebelumnya, target segmentasi ataupun pemberi kerja proyek Waskita didominasi dari pemerintah terutama dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang mencapai hampir 65 persen.
"Selanjutnya, proyek-proyek lainnya terutama pada pemberi kerja kita asumsikan di tahun 2025, ekspektasi kita sekitar Rp5,3 triliun diperoleh dari BUMN atau badan usaha milik daerah (BUMD)," kata Hanugroho.
Waskita juga tidak akan mengambil proyek-proyek yang bersifat turnkey lagi dan bersikap selektif terhadap proyek-proyek yang dipilih.
Hal ini merupakan langkah Waskita yang kembal ke bisnis inti atau core business-nya.
"Segmentasi pendanaan memang fokusnya dengan efisiensi kita secure proyek-proyek kita, tidak boleh proyek yang bersifat turnkey lagi. Kita juga selektif terhadap proyek-proyek yang kita pilih dan kita upayakan proyek tersebut kita secure masalah financial close-nya. Ini mungkin satu hal yang menjadi prioritas kita ke depannya untuk menjaga keberlanjutan," ujar Hanugroho.
Menurut dia, Waskita akan fokus pada konektivitas, karena masih ada proyek-proyek konektivitas yang masih dikerjakan, terutama Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan ada di Sumatera Selatan yakni Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung yang akan dilakukan perbaikan.
"Selanjutnya, nilai kontrak baru (NKB) kami pada tiga tahun terakhir fokusnya tetap pada proyek gedung, infrastruktur air, dan proyek-proyek lainnya termasuk juga kepada anak perusahaan," kata Hanugroho.
