Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (12/3/2025). IHSG akan menguji posisi 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekat.
IHSG merosot 0,79 persen ke posisi 6.545 dan masih disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan Selasa, 11 Maret 2025.
Advertisement
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya prediksi posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave (y) dari wave B sehingga IHSG masih berpeluang menguji 6.686-6.762 sebagai area penguatan terdekat membentuk bagian dari wave B.
Advertisement
“Adapun area koreksi lanjutan diperkirakan menguji 6.408-6.484,” kata dia.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.361,6.246 dan level resistance 6.698-6.818.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.480-6.660.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk (ULTJ).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Jafpa Comfeed Tbk (JPFA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness
Saham ANTM menguat 2,01% ke 1.520 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami memperkirakan, posisi ANTM saat ini berada pada bagian dari wave (a) dari wave [y], sehingga ANTM masih rawan terkoreksi terlebih dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.445-1.475
Target Price: 1.535, 1.565
Stoploss: below 1.420
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness
Saham BBCA bergerak terkoreksi ke 8925 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BBCA saat ini berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 1 pada skenario hitam, sehingga BBCA masih rawan berbalik terkoreksi," tutur dia.
Buy on Weakness: 8.600-8.825
Target Price: 9.125, 9.500
Stoploss: below 8.425
3. PT Multpolar Tbk (MLPL) - Spec Buy
Saham MLPL terkoreksi 3,36% ke 115 disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi MLPL saat ini berada pada bagian dari wave [b] dari wave 2, sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali.
Spec Buy: 109-114
Target Price: 122, 132
Stoploss: below 105
4.PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) - Buy on Weakness
Saham ULTJ terkoreksi 4,70% ke 1.420 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi ULTJ saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave A pada skenario hitam, sehingga koreksi ULTJ akan relatif terbatas," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.370-1.415
Target Price: 1.445, 1.525
Stoploss: below 1.340
Advertisement
Penutupan IHSG pada 11 Maret 2025
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup merosot pada perdagangan Selasa, 11 Maret 2025. Hal ini seiring pelaku pasar merespons penurunan peringkat oleh Goldman Sachs terhadap sejumlah aset investasi di Indonesia, di antaranya di pasar saham dari overweight menjadi market weight.
Mengutip Antara, IHSG ditutup susut 52,36 poin atau 0,79 persen ke posisi 6.545,85 pada perdagangan Selasa pekan ini. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,85 poin atau 1,06 persen ke posisi 732,03. Investor asing juga jual saham mencapai Rp 332,66 miliar.
“Dari internal, tekanan IHSG juga datang tampaknya dipengaruhi pasca Goldman Sachs sebagai Institusi investasi global menurunkan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan di Indonesia, dari overweight menjadi market weight,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Penurunan peringkat oleh Goldman Sachs itu seiring adanya peningkatan risiko fiskal atas sejumlah kebijakan dan inisiatif yang dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto.
Goldman Sachs mengungkapkan pasar keuangan Indonesia masih berada dalam tekanan beberapa bulan terakhir, karena sentimen tarif dan perang dagang global, hingga pelemahan ekonomi domestik yang membuat investor ketakutan dan kabur dari pasar keuangan Indonesia.
Dari mancanegara, bursa saham regional Asia melemah yang dipengaruhi kekhawatiran pasar bahwa perang dagang yang meningkat dapat menenggelamkan ekonomi Amerika Serikat (AS) ke dalam resesi.
Perang Tarif
Hal itu dilatarbelakangi oleh sikap pasar yang tetap cemas tentang kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan dampaknya terhadap kemungkinan resesi AS , erta perlambatan ekonomi global.
Perang tarif yang berkelanjutan dan kemungkinan terjadinya government shutdown menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS potensi menuju resesi. Demikian mengutip Antara.
Sebelumnya, Trump menolak memberikan komentar tentang reaksi pasar yang negatif terhadap kebijakan tarifnya yang tidak konsisten terhadap mitra dagang terbesar AS, serta kekhawatiran yang terkait dengan perubahan kebijakan itu.
Dari China, pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang pengumuman kebijakan utama setelah berakhirnya pertemuan tahunan Dua Sesi. Pemerintah China diharapkan dapat meningkatkan stimulus fiskal untuk meningkatkan konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, kekhawatiran atas permintaan domestik yang lemah, tekanan deflasi yang terus-menerus, serta perang dagang yang meningkat dengan AS terus mengaburkan prospek ekonomi Tiongkok.
Bursa Saham Asia
Bursa saham regional Asia pada Selasa sore cenderung lesu. Hal ini ditunjukkan dari Indeks Nikkei melemah 235,16 poin atau 0,64 persen ke 36.793,211.
Sementara itu, indeks Shanghai menguat 13,67 poin atau 0,41 persen ke 3.379,83, indeks Kuala Lumpur susut 16,31 persen atau 1,06 poin ke posisi 1,520, dan indeks Straits Times terpangkas 73,24 poin atau 1,88 persen ke 3.825,83.
Advertisement
