Liputan6.com, Jakarta - Produsen chip kontrak terbesar di dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) membukukan kenaikan laba bersih kuartal pertama sebesar 60%.
Mengutip Channel News Asia, Minggu (20/4/2025) capaian tersebut melampaui perkiraan pasar karena diuntungkan oleh melonjaknya permintaan semikonduktor yang digunakan dalam aplikasi kecerdasan buatan.
Produsen chip asal Taiwan, yang pelanggannya termasuk Apple dan Nvidia itu membukukan kenaikan laba bersih Januari-Maret menjadi USD 11,12 miliar atau Rp 187,5 triliun dari 225,5 miliar dolar Taiwan di tahun sebelumnya.
Advertisement
Laba tersebut sekaligus melampaui yang dicapai LSEG SmartEstimate sebesar 354,6 miliar dolar Taiwan yang lebih condong ke perkiraan analis secara konsisten.
Sebelumnya, TSMC mengumumkan bahwa pihaknya akan memproduksi 30% produknya di Arizona, Amerika Serikat.
Ketua dan CEO raksasa semikonduktor tersebut, CC Wei, dalam keterangannya mengatakan bahwa perusahaan "tidak terlibat dalam diskusi apa pun dengan perusahaan lain terkait usaha patungan, lisensi teknologi, atau transfer dan pembagian teknologi."
Pernyataan CC Wei mengindikasikan bahwa TSMC berencana untuk membangun hub chip di AS secara independen.
Pengumuman tersebut disertai dengan pembaruan proyek lainnya yang menurut CC Wei akan mempercepat pembangunan pabrik pembuatan chip kedua dan ketiga di Arizona.
Sebelumnya juga dilaporkan, TSMC berencana untuk menunda jadwal produksi pabrik kedua dari target tahun 2028. Sementara itu, pembangunan pabrik ketiga diharapkan akan dimulai pada akhir tahun 2025.
Sedangkan menurut laporan Nikkei, pabrik ketiga TSMC skan membutuhkan waktu lebih lama dari tahun 2030 untuk beroperasi. Laporan tersebut juga menemukan bahwa jika pabrik ini beroperasi sesuai dengan rencana yang diusulkan, pabrik ini akan tetap tertinggal lima tahun di belakang fasilitas produksinya di Taiwan.
Pendapatan Merdeka Battery Materials Tumbuh 39% di 2024
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatatkan peningkatan volume produksi, efisiensi operasi, dan eksekusi strategis proyek-proyek ekspansi sepanjang 2024.
Merdeka Battery Materials mencatat pendapatan sebesar USD 1,84 miliar pada 2024, meningkat 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih melonjak 139% menjadi USD 80 juta, sementara EBITDA juga meningkat 67% menjadi USD 163 juta.
Presiden Direktur MBMA Teddy Oetomo, menyatakan kinerja perusahaan terutama didorong oleh peningkatan produksi dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) serta kontribusi signifikan dari operasi nickel pig iron (NPI).
Advertisement
Hasilkan 10,1 Juta wmt Limonit
Teddy mengungkapkan, selama 2024, tambang SCM menghasilkan 10,1 juta wet metric tonnes (wmt) limonit, peningkatan 150% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan 4,9 juta wmt saprolit, naik 110% dari 2023.
Dalam periode yang sama, smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) memproduksi 82.161 ton nikel dalam bentuk NPI, peningkatan 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang membuktikan strategi integrasi vertikal MBMA.
"Tahun lalu merupakan periode yang transformatif bagi MBMA. Kami berhasil meningkatkan produksi serta terus meningkatkan efisiensi di seluruh operasi,” ujar Teddy dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (8/4/2025).
Teddy menambahkan, dengan pengembangan proyek-proyek baru yang berjalan lancar serta fasilitas-fasilitas kunci yang mulai memasuki tahap commissioning, perusahaan berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan pada tahun 2025.
