`Warren Buffett` Indonesia Setia Pegang Saham BUMI

Lo Kheng Hong, bapak investasi Indonesia masih yakin dengan kinerja saham bumi kendati nilai sahamnya ambruk. Apa alasannya?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Jan 2014, 21:04 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2014, 21:04 WIB
pengusaha-131128b.jpg
Anjloknya saham emiten tambang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) secara signifikan dalam kurun waktu beberapa tahun justru membuka angin segar bagi calon investor untuk memborong saham perusahaan milik kelompok usaha Bakrie tersebut.

Bapak Investasi, Lo Kheng Hong sekaligus pemegang saham BUMI, mengungkapkan, harga saham BUMI saat 2008 pernah mencapai Rp 8.750 per lembar. Seiring berjalannya waktu, harga saham BUMI terpelanting dalam menjadi hanya Rp 314 per lembar.

"Dengan penurunan ini, artinya peluang bagi calon investor untuk membeli saham BUMI karena harganya murah, saham jadi menarik," kata dia usai menghadiri RUPSLB BUMI di Jakarta, Jumat (10/1/2014).

Meski enggan menyebut pengalamannya pertama kali membeli saham BUMI, Hong optimistis kinerja perusahaan produsen emas hitam itu akan kembali menggeliat seiring dengan pemulihan ekonomi dunia dan kenaikan harga komoditas batu bara.

"Tahun 2008, BUMI cuma bisa produksi 53 juta metrik ton batu bara per tahun. Tapi sekarang dengan harga saham yang murah, produksinya sudah mencapai 80 juta metrik ton per tahun. Jadi masih punya potensi besar," tegasnya.

Berbekal keyakinan ini, Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet-nya Indonesia ini, harga saham BUMI berpeluang untuk kembali terangkat naik.

"Kalau turun, mungkin suatu hari bisa bullish lagi. Saya berharap demikian dan tunggu saja yang sabar," tandas Hong yang tak bersedia memprediksi apakah saham BUMI bisa kembali ke harga tertinggi.(Fik/Shd)

Baca Juga

Kuorum, Bumi Resources Gelar RUPSLB

Rencana Bumi Resources Bayar Utang ke CIC Terancam Molor

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya