Eko Yuli dan Tradisi Emas Angkat Besi Indonesia

Eko Yuli juga telah mengoleksi dua medali perunggu dan satu keping medali perak Olimpiade.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 22 Agu 2017, 14:31 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 14:31 WIB
Eko Yuli Irawan. (Bola.com/Arief Bagus)
Peraih medali perak angkat besi Olimpiade Rio 2016, Eko Yuli Irawan, saat hadir dalam Liputan 6 SCTV di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (16/8/2016). (Bola.com/Arief Bagus)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Eko Yuli Irawan selalu jadi salah satu andalan Indonesia di cabang angkat besi. Eko punya tradisi selalu memberikan medali emas sejak SEA Games 2007.

Eko pertama kali meraih medali emas SEA Games pada SEA Games 2007 di Thailand. Turun di kelas 56 kg, Eko tanpa kesulitan meraih medali tertinggi tersebut.

Sejak saat itu, Eko tak pernah absen meraih medali emas. Ia hanya tak meraihnya pada SEA Games 2015 di Singapura lantaran angkat besi tak dipertandingkan.

Kendati rutin mendapat medali emas, Eko ternyata tak pernah begitu berhasrat meraihnya di SEA Games. Lebih jauh, ia ingin meraih medali emas di ajang tertinggi olahraga, Olimpiade.

"Jadi, dari awal memang tidak terpikir target di SEA Games. Saya hanya berpikir medali emas di SEA Games itu bukan sesuatu yang mustahil," ungkap Eko Yuli.

Eko Yuli bukannya asing dengan medali Olimpiade. Ya, ia telah mengoleksi dua medali perunggu dan satu keping medali perak.

Akan tetapi hal tersebut belum cukup, Eko menargetkan bisa melengkapi koleksi medalinya di Olimpiade Tokyo 2020. Eko pun memastikan dirinya tetap tampil maksimal di SEA Games kali ini demi mendapat tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.

"Medali emas tetap menjadi target di SEA Games 2017 agar saya tetap bisa memiliki jalan menuju Olimpiade 2020," kata Eko.

Berawal dari Penasaran

Jalan Eko Yuli jadi lifter cukup panjang. Ia sempat dianggap mengganggu saat datang pertama kali ke tempat latihan sebagai anak kecil sebelum jadi atlet profesional sejak 2001. "Awalnya hanya coba-coba. Sebagai anak kecil, tentu awam dengan angkat besi. Saya dan teman-teman sempat datang ke tempat latihan dan bertanya-tanya, olahraga apa ini. Sempat diusir waktu itu karena anak-anak hanya dianggap mengganggu," kenang Eko.

Kendati demikian, Eko ternyata tetap diperkenankan untuk datang pada latihan berikutnya. Siapa sangka, ketidaksengajaan Eko memakai sepatu olahraga dan celana pendek justru membuatnya disangka ingin berlatih.

"Ternyata saat kami datang dengan penampilan seperti itu justru dianggap ingin berlatih. Akhirnya ya saya coba dan lama-lama pun terbiasa. Setahun berlatih, akhirnya ikut kejuaraan dan langsung meraih medali emas pada saat berusia 12 tahun," ujar Eko Yuli.

Kini, 16 tahun berlalu sejak 2001, Eko telah meraih yang ia bisa raih di angkat besi. Dari prestasi gemilangnya, ia juga bisa membantu perekonomian keluarga dan hidup cukup.

Namun demikian, sebagai atlet, Eko tetap bersikukuh meraih impiannya: medali emas Olimpiade.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya