Liputan6.com, Jakarta Tom Cruise adalah bintang Hollywood terbesar saat ini di dunia.
Klaim itu tak salah. Film anyarnya, Edge of Tomorrow, pekan ini menambah penghasilan USD 81 juta atau setara Rp 956,4 miliar dari seluruh dunia hingga totalnya dari peredaran internasional film ini sudah mengumpukan USD 111 juta atau Rp 1, triliun. Dicatat Variety, Minggu (8/6/2014), `Edge of Tomorrow` memuncaki perolehan box office internasional pekan ini.
Namun, hal sebaliknya tak terjadi di Tanah Airnya tercinta, Amerika Serikat. Di kampung halaman sendiri, film baru Cruise malah tak sanggup memuncaki tangga box office di pekan pertamanya. Ia hanya mampu bertengger di urutan ketiga, kalah oleh The Fault in Our Stars (TFIOS) dan Maleficent. [baca: Film Drama Remaja Ini Gusur Tom Cruise]
Advertisement
Yang disebut pertama adalah film romantis remaja kecil (bujetnya USD 12 juta atau Rp 141 miliar) yang mengharu biru. Film ini ditujukan utamanya bagi penonton cewek yang senang dengan cerita romantis yang sedih. Sedang yang kedua adalah cerita-ulang novel klasik Sleeping Beauty oleh Disney. Meski dibintangi bintang beke Angelina Jolie, filmnya lebih ditujukan bagi penonton cewek.
Film `Edge of Tomorrow`, di lain pihak, adalah film aksi fiksi ilmiah dengan bujet kolosal khas musim panas (Bujetnya USD 175 juta atau sekitar Rp 2 triliun!), lengkap dengan bintang tenar yang tak lain adalah Tom Cruise. [baca: Ulasan Edge of Tomorrow]
Ya, dari data perolehan box office, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu (8/6/2014), di pekan pertama `TFIOS` USD 48,2 juta atau setara Rp 569,9 miliar menenggelamkan film Cruise yang hanya sanggup mengumpulkan setengahnya dari daratan Amerika di minggu pertama: USD 29,1 juta atau setara Rp 344,1 miliar.
Pertanyaannya, kenapa Tom Cruise bisa takluk oleh film remaja berbujet kecil dengan bintang yang berumur tak sampai setengah usianya?
Dijauhi Fans Cewek
Dijauhi Fans Cewek
Bagi generasi 1980-an dan 1990-an, Cruise adalah bintang besar. Generasi ini tumbuh bersama film-film legendaris yang dibintangi Cruise: Top Gun, Rain Man, Born on the Fourth of July, A Few Good Men, Interview with the Vampire, ataupun Jerry Maguire. Generasi ini dulu menonton apapun film yang dibintangi idolanya. Apa pun film yang dibintangi Cruise, bakal ditonton penggemarnya.
Memasuki pertengahan dekade 2000-an, film yang mengusung bintang Hollywood dengan B besar tak lagi jadi jaminan laris. Yang berjaya adalah konsep, remake, reboot, dan franchise. Tom Cruise pun menjadi sosok langka di Hollywood yang terancam punah.
Dicatat Andrew Romano dalam artikelnya di laman The Daily Beast, Kamis (5/6/2014) pekan lalu, film-film sederhana berbujet menengah yang ikut mengangkat Cruise dahulu macam `Rain Man`, `A Few Good Men`, atau `Jerry Maguire` sudah tak lagi sering dibuat Hollywood. Ibu kota film dunia itu kini lebih sering membuat film berbujet kolosal yang mengandalkan efek khusus, macam film-film superhero atau fiksi ilmiah. Agar bisa survive, Cruise harus mengikuti tren ini. Ia akhirnya membintangi film-film aksi maupun fiksi ilmiah berbujet besar. [baca: Kenapa Tom Cruise Kini Sering Main Film Action?]
Tapi masalahnya, di genre ini bintang franchise Mission: Impossible ini harus bersaing dengan banyak sekali film sejenis. Pria bernama asli Thomas Cruise Mapother IV ini harus bersaing dengan vampir Twilight, penyihir cilik Harry Potter, Batman, Superman, Spider-Man, Iron Man, Thor, serta para pahlawan super The Avengers lainnya.
Penyebab lain, Cruise sudah ditinggal para wanita yang dulu jatuh hati padanya. Sebagai bintang Hollywood, fans menerima Cruise jatuh hati dan menikah dengan Nicole Kidman. Si tampan dan si cantik saling jatuh cinta di Hollywood adalah sebuah cerita manis. Ketika mereka bercerai, fans hanya bisa mengurut dada, tapi masih belum membencinya.
Syahdan, Cruise makin dijauhi fans ceweknya ketika ia semakin mendedikasikan dirinya pada Scientology, agama yang kini dianutnya. Cruise adalah juru bicara Hollywood bagi Scientology. Masalahnya, Scientology adalah agama yang kini masih kontroversi. Makin Cruise menunjukkan ketaatannya, makin ia dijauhi oleh fans cewek. Kegagalan pernikahan terakhirnya dengan Katie Holmes yang disertai isu Katie dan putrinya, Suri tak ingin ikut menganut Scientology membuat pria berusia 51 tahun ini makin dijauhi para wanita yang dulu menggemarinya.
Advertisement
Solusi Buat Tom Cruise
Solusi Buat Tom Cruise
Sementara itu, dari generasi Millenial yang tidak tumbuh bersama Tom Cruise agak sulit diharapkan. Cruise harus bersaing dengan idola-idola baru seperti Robert Pattinson, Daniel Radcliffe, Chris Hemsworth, atau Chris Evans.
Alhasil, film-film Cruise dari 2008 hingga 2013--Valkyrie (2008), Knight and Day (2010), Jack Reacher (2012), atau Oblivion (2013)--tak berhasil mencapai USD 100 juta di Amerika.
Edge of Tomorrow tampaknya akan bernasib serupa--atau setidaknya hanya sedikit lebih baik. Hal ini amat disayangkan, sebab, film ini digarap dengan sangat baik dan termasuk ke dalam salah satu film Cruise paling baik. [baca: 5+ Film Terbaik Tom Cruise Pasca-2000]
Jika sudah begini, apa yang harus dilakukan pria paling seksi versi majalah People di tahun 1990, 1991 dan 1997 ini?
Dalam artikelnya di The Daily Beast, Andrew Romano menyarankan Cruise mengambil langkah drastis, main di film-film yang jauh berbeda dari yang ia biasa mainkan. Kata Romano, mungkin film-film seperti Her atau Memento.
Cruise seorang bintang besar. Ia bisa melakukan segalanya. Yang diperlukannya kini hanya keberanian mengambil risiko. (Ade)