Tantangan LSF Dalam Menyensor Film Semakin Berat

Banyaknya film asing yang masuk ke Indonesia membuat Lembaga Sensor Film (LSF) lebih jeli dalam bekerja.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 06 Jul 2015, 00:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2015, 00:00 WIB
Anwar Fuady, LSF
Tantangan LSF Dalam Menyensor Film Semakin Berat

Liputan6.com, Jakarta Gempuran film-film asing yang masuk ke Indonesia membuat Lembaga Sensor Film (LSF) bekerja keras untuk menampilkan film-film yang sesuai dengan kebudayaan bangsa. Hal ini dianggap sebagai tantangan besar untuk LSF.

Ketua LSF Anwar Fuady mengatakan, pihaknya berusaha memberikan tontonan bagi masyarakat yang sesuai dengan budaya bangsa dan tidak meninggalkan budaya ketimuran.

Liputan6/Hernowo Anggie

"Karena fungsi LSF salah satunya adalah memelihara tata nilai dan tata budaya bangsa, dalam hal ini melalui perfilman kita," ucap Anwar Fuady dalam diskusi dan seminar bertajuk `Meningkatkan Pertahanan dan Ketahanan Budaya Bangsa Melalui Sensor Film` di Jakarta, belum lama ini.

Ia menyadari jika masyarakat memerlukan sensor terhadap film-film asing yang menginvasi layar bioskop untuk tetap mendapatkan tontonan yang berkualitas dan jauh dari hal negatif.

Liputan6.com/ Hernowo Anggie

"Karena pada dasarnya, sensor itu diperlukan untuk melindungi masyarakat dari pengaruh negatif sebuah film. Tentu kita akan bekerja keras untuk ini," jelas Anwar Fuady.

Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh para insan film seperti Prof. Dr. HM Ridwan Lubis, Zairin Zain, dan Nyoman Widi Wisrawa ini juga membahas tentang LSF sebagai organisasi pemerintah yang ikut membina masyarakat dalam menonton film-film bermutu dan berkualitas. (GIE/Put)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya