Liputan6.com, Jakarta Gempuran film-film asing yang masuk ke Indonesia membuat Lembaga Sensor Film (LSF) bekerja keras untuk menampilkan film-film yang sesuai dengan kebudayaan bangsa. Hal ini dianggap sebagai tantangan besar untuk LSF.
Ketua LSF Anwar Fuady mengatakan, pihaknya berusaha memberikan tontonan bagi masyarakat yang sesuai dengan budaya bangsa dan tidak meninggalkan budaya ketimuran.
"Karena fungsi LSF salah satunya adalah memelihara tata nilai dan tata budaya bangsa, dalam hal ini melalui perfilman kita," ucap Anwar Fuady dalam diskusi dan seminar bertajuk `Meningkatkan Pertahanan dan Ketahanan Budaya Bangsa Melalui Sensor Film` di Jakarta, belum lama ini.
Ia menyadari jika masyarakat memerlukan sensor terhadap film-film asing yang menginvasi layar bioskop untuk tetap mendapatkan tontonan yang berkualitas dan jauh dari hal negatif.
"Karena pada dasarnya, sensor itu diperlukan untuk melindungi masyarakat dari pengaruh negatif sebuah film. Tentu kita akan bekerja keras untuk ini," jelas Anwar Fuady.
Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh para insan film seperti Prof. Dr. HM Ridwan Lubis, Zairin Zain, dan Nyoman Widi Wisrawa ini juga membahas tentang LSF sebagai organisasi pemerintah yang ikut membina masyarakat dalam menonton film-film bermutu dan berkualitas. (GIE/Put)
Advertisement