Liputan6.com, Jakarta Bukan Disney namanya, kalau tak hobi mengangkat kembali materi film yang dulu pernah jaya. Lihat saja film Sleeping Beauty yang beberapa waktu lalu dipelintir menjadi film Maleficent. Ada pula cerita Cinderella kembali dibuat versi live action-nya pada tahun lalu, dan masih ada contoh lainnya.
Dan yang baru saja rilis, adalah film The Jungle Book.
Baca Juga
The Jungle Book versi terbaru ini, jauh berbeda dengan film live-action tahun 1994. Ketimbang menghadirkan pemuda berkulit kecoklatan dengan kostum minimalis seperti versi 12 tahun lalu, Disney memilih untuk menampilkan Mowgli ala film animasi tahun 1967. Yakni bocah lelaki berambut sebahu yang masih imut-imut.
Advertisement
Baca Juga
Mowgli (Neel Sethi), adalah anak lelaki yang besar di hutan. Ia dibesarkan oleh serigala betina, Raksha (dubbing: Lupita Nyong'o) bersama pemimpin kawanan serigala, Akela (Giancarlo Esposito), dan pelindungnya, seekor macan kumbang hitam bernama Bagheera (Ben Kingsley).
Di masa kemarau, para hewan menggelar gencatan senjata demi bisa minum di satu-satunya mata air di hutan. Para hewan berkumpul di sana, termasuk Shere Khan (Idris Elba), harimau Benggala terkuat yang paling ditakuti di sana.
Begitu melihat Mowgli, Shere Khan yang punya dendam terhadap manusia bertekad bulat untuk membunuhnya. Demi keselamatannya, tak ada cara lain, Mowgli harus meninggalkan kawanan serigala yang telah membesarkannya dan kembali ke desa manusia.
Dari sinopsis di atas, terlihat bahwa film ini memang selaras dengan plot The Jungle Book tahun 1967. Posisi Shere Khan, juga diletakkan kembali sebagai antagonis utama dalam film ini. Dua lagu dari film animasi The Jungle Book, juga kembali ditampilkan di sini.
Namun jangan menduga bahwa The Jungle Book tahun ini memiliki konsep yang sama riang dan komikal seperti versi animasi tahun 1967.
The Jungle Book versi ini, digarap dengan pendekatan yang lebih realis. Yang pertama, adalah dari segi desain hewan. Meski diperlihatkan mampu berbicara layaknya manusia, mereka memiliki penampilan dan gerak-gerik yang begitu nyata. Artinya, tak banyak ekspresi komikal yang ditampilkan para hewan seperti dalam film animasi. Shere Khan misalnya, digambarkan sebagai singa yang sangat bengis, dengan taring tajam dan sebelah mata yang buta.
Begitu pula adegan pertarungan antar binatang. Sutradara Jon Favreau, tak segan-segan untuk menampilkan adegan ini senyata mungkin. Cakar-mencakar dan taring yang dibenamkan ke tubuh lawan, tak sulit ditemukan. Hampir tak ada bedanya dengan adegan pertarungan di film dokumenter tentang fauna yang begitu liar. Mengingat Jon Favreu adalah sutradara yang mengarahkan film Iron Man yang kental dengan adegan laga, tak heran bila bagian kejar-kejaran dan pertarungan dalam film ini juga mampu menaikkan adrenalin.
Yang juga patut diperhatikan, dalam beberapa bagian Shere Khan muncul secara sangat mengejutkan dan sedikit mengerikan. Ini mungkin bisa membuat penonton junior ketakutan. Hal tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi orangtua yang hendak membawa anak kecil saat menyaksikan film ini. Di Amerika sendiri, film ini diberi rating PG, alias ditonton dengan pendampingan orang dewasa, mengingat sejumlah adegannya dianggap cukup mengerikan.
Meski begitu, untuk anak yang tak gampang ciut nyalinya, The Jungle Book bisa menjadi satu tontonan yang mengasyikkan. Terutama karena para hewan dalam film ini terlihat begitu hidup, gerakannya juga sangat halus dan detail. Para orangtua juga bisa memanfaatkan film ini untuk memberikan pengetahuan tentang dunia hewan. Misalnya, soal serigala yang hidup berkelompok dan harimau yang soliter.
Neel Sethi yang berperan sebagai Mowgli yang cerewet dan gemar berinovasi, tampil sangat percaya diri di depan kamera. Padahal, ini adalah pengalaman pertamanya bermain dalam film panjang. Interaksinya dengan hewan-hewan hasil CGI juga tampak natural.
Yang patut diberi jempol adalah para pengisi suara binatang di film ini. Para dubber ini, berhasil mengekspresikan karakter mereka dengan sangat baik. Bill Murray untuk suara si Baloo beruang yang ceria, Lupita Nyong'o yang membangkitkan karakter keibuan Rhaksa, Scarlet Johansson menghidupkan Kaa, ular piton yang licik, dan terutama Idris Elba sebagai Shere Khan.
Dengan mengatur intonasi dan penekanan kata yang ia ucapkan dalam dialognya, Elba berhasil menghadirkan sosok Shere Khan yang berbahaya. Sayang belum ada kategori Oscar untuk menghargai performa voice-acting seperti yang ia tampilkan.
Di luar segala aspek teknisnya, The Jungle Book adalah film tentang keluarga. Mengenai anak yang beranjak dewasa dan harus meninggalkan rumah yang selama ini membesarkannya. Soal anak yang tengah mencari jati diri dan jalannya sendiri.
Sementara para orangtua yang duduk di bangku penonton, mungkin akan berempati dengan para hewan yang membesarkan Mowgli. Seperti Mowgli, satu saat mereka harus melepas anaknya ke dunia luar yang penuh bahaya.