Dinda Hauw, Bintang Masa Depan di Jagat Sinetron Indonesia

Sinetron sore SCTV Mawar dan Melati tak hanya jadi comeback bagi idola remaja Aliando Syarief, tapi juga buat Dinda Hauw.

oleh Puji Astuti HPS diperbarui 18 Mei 2017, 19:12 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 19:12 WIB
Dinda Hauw
Sinetron sore SCTV Mawar dan Melati tak hanya jadi comeback bagi idola remaja Aliando Syarief, tapi juga buat Dinda Hauw.

Liputan6.com, Jakarta - Sinetron SCTV Mawar dan Melati tak hanya jadi comeback bagi idola remaja Aliando Syarief, tapi juga buat Dinda Hauw. Setelah vakum 2 tahun, bintang muda berbakat ini kembali menyapa penggemarnya lewat peran utama sebagai Mawar.

Dalam Mawar dan Melati, Mawar dikisahkan saudara kembar Melati (diperankan Natasha Wilona) yang harus terpisah sejak usia mereka 9 tahun akibat perceraian orang tua. Mawar ikut ayahnya, sedangkan Melati tinggal bersama ibunya. Mawar hidup berkecukupan, tapi harus selalu menerima perlakuan kasar dari ibu tirinya. Sementara meski hidup susah, Melati beruntung ibunya selalu menyayanginya.

Menjabat peran utama, kemunculan Dinda bisa dibilang tak sebanyak Wilona. Bukan tanpa alasan, lebih dominannya Wilona dikarenakan peran Melati lebih kompleks. Ditambah lagi, Melati juga banyak beradu adegan dengan tokoh Juan yang dimainkan Aliando. Kita maklum, sebab Aliando masih jadi sorotan penggemar di mana pun ia berada.

Meski begitu, Dinda masih bisa mencuri hati penonton lewat akting cemerlang serta chemistry-nya yang apik dengan Wilona sebagai kakak-adik. Selain itu, aktingnya dengan Marcel Chandrawinata dan Omar Daniel yang diceritakan terlibat cinta segitiga dengan Mawar juga cukup sukses bikin baper.

Nama Dinda Hauw bukanlah bintang yang baru lahir kemarin sore. Dinda sudah bersinar sejak tahun 2011 silam. Namanya melejit setelah ia mengalahkan ribuan orang untuk mendapatkan peran Keke, seorang gadis yang terserang penyakit kanker jaringan lunak dalam film yang diangkat dari novel best seller berdasarkan kisah nyata, Surat Kecil Untuk Tuhan (SKUT).

Dinda membayar mahal kesempatan emas ini dengan tampil klimaks. Demi totalitas, ia bahkan sampai menggunduli rambutnya. Sebanyak 750 ribu penonton lantas berbondong-bondong ke bioskop menyaksikan akting Dinda.

Banyak yang bilang peran Keke adalah jodoh Dinda. Akan terasa lain jika peran tersebut dimainkan artis lain. Berkat peran Keke, tak sekedar popularitas yang Dinda peroleh, tapi juga beberapa piala dan nominasi dari ajang penghargaan. Di antaranya dari Festival Film Indonesia, Festival Film Bandung, Independent Movie Awards, dan Indonesian Movie Awards.

Sayangnya setelah SKUT, berturut-turut Dinda main di film setipe. Ayah, Mengapa Aku Berbeda? mendapuknya sebagai gadis tunarungu. Di Seandainya, ia jadi penderita leukimia. Usai dua judul itu, wajah Dinda tak nampak lagi di layar bioskop.

Beranjak ke jagat sinetron, Dinda sudah debut di tahun 2007 silam. Saat itu, ia main bareng idola remaja Yuki Kato di sinetron Monyet Cantik. Sekuel sinetron anak sukses SCTV yang menjadi salah satu sinetron penting bagi Prilly Latuconsina ini dibuat tahun 2013 lalu dan Dinda kembali mengulang peran Gladys.

Di tahun yang sama, Dinda juga mengulang peran di Ayah, Mengapa Aku Berbeda? The Series. Baru dua tahun kemudian, namanya melejit kembali setelah tampil sebagai Ani di sinetron remaja Aku Anak Indonesia. Sinetron ini mendapat banyak pujian karena muatannya yang penuh pesan moral dan mendidik.

Meski perannya dianggap terlibas Natasha Wilona di Mawar dan Melati, tak berarti kiprah kelahiran 14 November 1996 ini tak layak diapresiasi. Dinda Hauw tetaplah bintang muda potensial dan memiliki masa depan cerah di jagat akting khususnya persinetronan Indonesia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya