Liputan6.com, Tangerang - Banyak yang menyebut kalau bisnis musik anak-anak di Indonesia telah mati. Hal itu bisa dilihat dari minimnya lagu anak-anak yang muncul setiap tahunnya.
Apalagi, kini hampir tak ada acara anak-anak di televisi Tanah Air, yang berdampak semakin sulitnya musik anak-anak muncul ke permukaan.
Namun, anggapan musik anak-anak telah mati dibantah dengan tegas oleh oleh Djakawinata Susilo, dari label Gema Nada Pertiwi (GNP). Label yang khusus memproduksi lagu anak-anak itu masih aktif merilis lagu anak-anak.
Advertisement
Baca Juga
Yang terbaru, Minggu (17/12/2017) GNP merilis album anak-anak berjudul Koleksi Abadi Lagu Taman Kanak-Kanak Vol.5. "Sejauh ini musik anak-anak masih mendapat perhatian yang sangat baik," kata Djakawinata Susilo di sela-sela acara.
Namun Djaka mengakui, era musik anak-anak tidak seperti tahun 1990-an. Di mana saat itu banyak muncul lagu anak-anak yang berimbas lahirnya penyanyi anak-anak seperti Enno Lerian, Trio Kwek Kwek, Agnes Monica dll.
"Lagu anak-anak yang baru sebenarnya banyak. Tapi lagu recycle memang lebih banyak. Lagu anak-anak tahun 1990-an masih sering dibawakan ulang hingga saat ini," sambung Djaka.
Televisi di Tanah Air mungkin memang sulit memberikan ruang kepada musik anak-anak. Namun di era modern seperti sekarang ini, televisi bukan menjadi satu-satunya wadah untuk memperkenalkan musik anak-anak. Salah satu peluang besarnya adalah memperkenalkan musik anak-anak dengan memanfaatkan media sosial dan media online seperti Youtube.
"'Lagu Abang Tukang Bakso' yang kami bikin itu sekarang sudah ditonton lebih dari 116 juta viewers di Youtube. Sedangkan lagu 'Naik Odong-Odong' sudah ditonton sebanyak 87,6 juta viewers. Artinya, lagu anak-anak itu masih disukai oleh anak-anak Indonesia. Peluang bisnisnya juga masih besar," lanjut Djaka.
Â
Lagu Anak-Anak Akan Selalu Ada
Hal itu pun dibenarkan pencipta lagu anak-anak, Kak Nunuk. Menurut pemilik nama asli Nughoro Setiadi ini, lagu anak-anak akan selalu ada. Namun menurut Kak Nunuk, lagu anak-anak seperti menghilang lantaran orangtua malas memperkenalkan lagu anak-anak ke putra-putri mereka.
"Musik anak-anak selalu ada, tapi memang enggak kelihatan. Dulu banyak acara anak-anak. Tapi sekarang anak-anak kurang minat dengan musik untuk mereka karena orangtuanya. Orangtua sekarang lebih senang kenalin anak-anak dengan tayangan sinetron atau drama Korea. Enggak salah sih, cuma ya akibatnya begitu. Berbeda sekali dengan tahun 1990-an," kata Kak Nunuk.
Kak Nunuk mengaku bersyukur masih ada label seperti GNP, yang fokus untuk lagu anak-anak. "Saya sangat bersyukur, anak-anak yang punya bakat ini masih bisa menyalurkan kemampuannya bernyanyi. Saya juga bersyukur, anak-anak kita masih bisa menikmati lagu anak-anak Indonesia," tutur Kak Nunuk.
Advertisement