Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebuah latihan spiritual yang bertujuan membentuk pribadi yang lebih baik. Tidak semua orang yang menjalankan puasa berhasil meraih manfaat maksimal dari ibadah ini.
Menurut ulama muda Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), ada tanda-tanda yang bisa dikenali pada seseorang yang sukses menjalankan puasa Ramadhan dengan benar. Salah satu cirinya adalah mendapatkan perlindungan berupa perisai dari Allah.
"Pada orang yang puasanya benar, dia akan mendapatkan perlindungan berupa perisai dari Allah. Hasil dari latihan puasanya dapat membentengi dia dari setan," ujar UAH dalam sebuah ceramahnya.
Advertisement
Dalam tayangan video di kanal YouTube @AnNurTv_Kalisat, UAH menjelaskan bahwa puasa yang benar akan memberikan efek nyata dalam kehidupan seseorang. Orang yang sukses dalam puasanya akan lebih terjaga dari godaan setan.
Setan, menurut UAH, adalah provokator yang selalu mengarahkan manusia kepada keburukan. Puasa yang benar akan menjauhkan seseorang dari bisikan dan tipu daya setan yang berusaha menjerumuskan manusia.
"Setan itu provokator. Dia hanya mengarahkan manusia ke arah yang buruk dan tidak mengenal kebaikan. Lawannya adalah malaikat yang selalu mengarahkan kepada kebaikan," jelasnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Jika Puasanya Benar Ini yang Terjadi
Ketika seseorang menjalankan puasa dengan baik, maka dia akan memiliki benteng yang kuat dalam menghadapi godaan. Benteng ini berupa peningkatan ketakwaan, yang membuatnya lebih peka terhadap bisikan setan.
UAH menegaskan bahwa salah satu tanda utama dari kesuksesan dalam puasa adalah perubahan perilaku yang lebih baik. Jika seseorang masih mudah terpancing emosi atau melakukan keburukan setelah berpuasa, maka puasanya belum memberikan dampak yang diharapkan.
Puasa yang benar akan melatih seseorang untuk menahan diri, baik dari makan dan minum, maupun dari perkataan dan perbuatan buruk. Inilah yang disebut sebagai esensi dari ibadah puasa.
"Kalau puasanya sukses, orangnya pasti berubah. Bukan hanya lapar dan haus, tapi juga lebih sabar, lebih tenang, dan lebih mendekat kepada Allah," kata UAH.
Menurutnya, banyak orang yang berpuasa hanya sebatas menahan makan dan minum, tetapi tidak menjaga lisan dan perbuatan. Akibatnya, mereka tidak mendapatkan manfaat maksimal dari ibadah puasa.
Puasa yang berhasil akan menjadikan seseorang lebih baik dalam akhlaknya. Jika sebelum Ramadhan seseorang mudah marah, setelah Ramadhan dia akan lebih sabar. Jika sebelumnya sering bergunjing, setelah Ramadhan dia lebih menjaga lisannya.
UAH juga mengingatkan bahwa puasa yang benar tidak hanya membawa dampak saat Ramadhan saja, tetapi juga setelahnya. Orang yang sukses dalam puasanya akan tetap menjaga perilaku baik meskipun bulan Ramadhan telah usai.
Advertisement
Indikator Lainnya
Peningkatan ibadah setelah Ramadhan juga menjadi salah satu indikator kesuksesan dalam berpuasa. Jika setelah Ramadhan seseorang semakin rajin beribadah, itu tanda bahwa puasanya telah memberikan efek yang baik.
Sebaliknya, jika setelah Ramadhan seseorang kembali kepada kebiasaan buruknya, maka puasanya tidak memberikan perubahan yang berarti. Inilah yang harus menjadi bahan evaluasi bagi setiap muslim.
Puasa bukan sekadar ritual tahunan, tetapi harus menjadi momen untuk memperbaiki diri. Keberhasilan puasa tidak diukur dari seberapa lama seseorang menahan lapar dan dahaga, tetapi dari seberapa besar perubahan positif yang terjadi dalam dirinya.
Selain itu, puasa juga merupakan latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Seseorang yang mampu menahan lapar dan haus, tetapi tidak bisa menahan hawa nafsunya, berarti belum benar-benar memahami makna puasa.
UAH menekankan pentingnya niat yang lurus dalam menjalankan puasa. Jika puasa hanya dijalankan sebagai kebiasaan atau rutinitas, maka manfaatnya tidak akan maksimal.
Orang yang benar-benar sukses dalam puasanya akan merasakan ketenangan jiwa dan kebahagiaan dalam beribadah. Mereka akan lebih dekat dengan Allah dan lebih mudah dalam mengendalikan diri.
Pada akhirnya, puasa yang benar adalah puasa yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak diridai oleh Allah.
Puasa yang sukses akan membawa dampak positif dalam kehidupan seseorang, menjadikannya lebih bertakwa, lebih sabar, dan lebih terjaga dari godaan setan. Inilah hakikat dari ibadah puasa yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap muslim.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
