Liputan6.com, Jakarta - Kisah pilu menutup akhir 2018 bagi grup band Seventeen. Tsunami Anyer membawa petaka bagi personel dan kru Seventeen.
Bani, Andi, dan Herman Seventeen mengembuskan napas terakhirnya setelah diterjang tsunami Anyer. Begitu pun dengan road manager, Oki, serta Ujang, kru Bani.
Advertisement
Baca Juga
Keempat orang tersebut kini telah berada di peristirahatan terakhirnya. Meski begitu, masih ada yang selamat dari tsunami Anyer, yaitu salah satu sound engineer Seventeen, Ahmad Muhajar.
Kedekatan Ahmad Muhajar dengan para personel dan kru Seventeen begitu dekat. Sehingga, dirinya sempat didatangi dalam mimpi.
Â
Tak Ingat
Melalui akun Instagram @aviwkila, grup duo yang juga satu manajemen dengan Seventeen, Anjar bercerita Bani, Oki dan Ujang datang menghampiri dirinya.
"Jadi ceritanya kemarin Mas @ahmad.muhajar lagi istirahat tidur siang dirumahnya. Beliau masih tahap recovery, karena masih ada beberapa luka dan bekas jahitan dari kejadian kemarin.
Nah saat beliau tidur siang, beliau bermimpi, Mas Ujang, Mas Oki, Mas Bani dateng di mimpi. Ngobrol2 asik sama Mas Anjar @ahmad.muhajar seolah2 tidak ada apa2. Karena itu di dalam mimpi, Mas Anjar juga ga inget kalo mereka sebenarnya sudah "tidak ada"," tulisnya.
Â
Advertisement
Pesan
"Saat ngobrol dengan Mas Ujang @rukmanarustam, Mas Ujang bilang, "Njar, titip salam buat Ajeng sama Uki yaa, bilang ke mereka makasiiiihh bangettt requestku udah dibawain, aku udah nonton videonya.
Lalu beliau lanjut bilang, "pick pesenannya Uki nanti kalo dateng di basecamp nanti titip kasiin ke Uki ya Njar, sama salam kie Uki & Ajeng ya Njar.
Lalu mereka bertiga pamit. "Ya udah Njar kita jalan dulu ya" Trus mas Anjar tanya, "Lho kemana e Mas? Kok aku g diajak!!!
Mereka menjawab, "udah disitu aja ga usah ikut, wong kita pergi ga jauh kok, wes ya Njaar," lanjutnya.
Setelah terbangun, Anjar menelepon personel Aviwkila, Uki dan Ajeng. Ketiganya pun langsung menangis bersama. (Nur Ulfa/Dream.co.id)