Malam Puncak AMI Awards 2019 Bertema Musik Bahasa Dunia

Tahun 2019 ini, Anugerah Musik Indonesia 2019 (AMI Awards 2019) dengan bangga mengusung tema Musik Bahasa Dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2019, 05:30 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2019, 05:30 WIB
AMI Awards 2019
Anugerah Musik Indonesia 2019 (AMI Awards 2019). (Dok Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) adalah ajang penghargaan tertinggi bagi industri musik Indonesia yang diberikan oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI).

Seiring dengan usia AMI Awards yang di tahun 2019 ini memasuki tahun ke-22, YAMI berharap bahwa eksistensi yayasan ini bisa terus memberikan kontribusi nyata kepada khasanah musik Indonesia.

Tahun 2019 ini tema yang diusung adalah “Musik Bahasa Dunia.” Ini adalah kesinambungan dari tema-tema sebelumnya, di mana pada tahun 2016 membawa tema ‘Music Is My Identity’, musik sebagai identitas bangsa.

Dilanjutkan dengan tema ‘Musik Tanpa Batas’ pada tahun 2017 ketika era digital semakin berkembang dan orang bisa menikmati musik secara fleksibel kapan pun, di mana pun dan dengan cara apapun.

Kemudian 2018 mengangkat ‘Satu Musik Indonesia’, di mana tidak ada lagi pemisahan antara musik di ranah mainstream atau side stream, karena semua musik punya kesempatan yang sama dinikmati dalam satu layanan digital.

Tahun 2019 ini AMI Awards dengan bangga mengusung tema “Musik Bahasa Dunia” setelah mengamati karya-karya musisi Indonesia semakin meningkat secara kualitas, bisa bersaing dengan karya musisi luar negeri, dan bahkan dinikmati oleh penggemar musik di mancanegara.

 


Perubahan yang Signifikan

[Bintang] Logo Anugerah Musik Indonesia 2015
Logo Anugerah Musik Indonesia 2015 (via ami-awards.org)

Generasi X dan Y yang mempunyai aspirasi besar di bidang musik, semakin mempunyai kesempatan lebih mudah untuk mengeksplorasi musik, bahkan berkolaborasi dengan musisi dan produser manca negara.

Pilihan dalam menciptakan musik dalam bahasa Inggris pun memberi peluang karya mereka dinikmati secara internasional. Sehingga tidak heran jika dalam layanan musik digital secara streaming, karya musik dari Indonesia bisa dalam satu playlist dengan karya musisi mancanegara.

Keberanian mengusung bahasa daerah dalam karya musik anak bangsa juga patut diapresiasi. Ini membuktikan bahwa musik sebagai bahasa dunia, bisa dinikmati tanpa batas secara universal.

Dengan perubahan yang signifikan pada industri musik di era digital inilah YAMI berkomitmen untuk berkiprah lebih aktif demi memberikan kontribusi pada kemajuan industri musik tanah air. Hal ini terwujud dalam upaya peningkatan berbagai aspek baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pendaftaran secara online yang sudah dikenalkan di tahun 2017, saat ini mengalami peningkatan pesat. Tahun ini berhasil dihimpun 1973 karya yang dikurasi secara kompeten oleh para entrees.

Terkait penyeleksian karya, YAMI saat ini berupaya terus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas anggotanya. Saat ini sudah ada 2.754 peserta yang tergabung di AMI. Ada dua keanggotan di YAMI yaitu “Anggota Reguler” dan “Anggota Swara.”

 


Kerja Sama dengan Bekraf

[Bintang] Isyana Sarasvati
Penyanyi Isyana Sarasvati merasakan tegang saat memegang piala. Hal ini lantaran, ekspektasi orang makin tinggi dengan perolehan mendali yang didapatkan di AMI Awards 2016. (Deki Prayoga/Bintang.com)

YAMI membuka kesempatan sebanyak mungkin kepada siapapun untuk bergabung sebagai “Anggota Reguler,” di mana mereka mempunyai hak untuk menentukan para calon nominasi.

Sedangkan “Anggota Swara,” yang pesertanya adalah para pelaku industri musik seperti komposer, produser, penata musik, dll dipilih berdasarkan seleksi yang ketat dan kompeten.

Karena mereka inilah yang mempunyai hak untuk menentukan calon nominasi dan penerima penghargaan AMI.

Berbagai sosialiasi sudah dilakukan oleh YAMI, salah satunya bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menggelar acara ‘MUSIKOLOGI’, sebuah konferensi musik dengan program edukasi sharing knowledge dari para ahli dan praktisi industri musik untuk memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang industri musik, serta coaching clinic. Acara yang telah digelar di 6 kota yaitu Jogjakarta, Palembang, Medan, Ambon, Manado dan Surabaya ini mendapatkan apresiasi bagus dari para peserta.

Dari periode Juli 2018 – Juni 2019, semua data yang masuk dikumpulkan, kemudian diadakan “Sidang Kategorisasi,” yaitu kegiatan untuk menempatkan semua lagu pada genrenya masing-masing dan sekaligus menentukan kategorisasi.

Di sidang inilah YAMI mengundang para pakar dari berbagai bidang dan genre untuk memberikan penilaian. Setelah kategorisasi selesai, kemudian diedarkan kepada seluruh “Anggota Reguler” dan “Anggota Swara” untuk menentukan calon nominasi lewat voting secara online.

 


Sejalan dengan Visi Sarinah

Waldjinah
Waldjinah bersama Piala AMI Awards 2015. [Foto: Reza Kuncoro/Liputan6.com]

Selanjutnya data hasil voting akan diumumkan ke public dalam bentuk siaran pers nominasi 22nd AMI AWARDS,yang diadakan pada tanggal 08 Oktober 2019 di Sarinah Thamrin lt. UG dengan bintang tamu Ardhito Pramono, Lesti dan Trisouls.

Pemilihan lokasi Presscon di Sarinah bukan tanpa alasan, tentunya karena ajang AMI Awards sejalan dengan visi Sarinah yang sama sama ingin meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk, seni dan budaya dalam negeri serta membawa ke kancah internasional.

Selanjutnya daftar nominasi akan masuk ke voting online tahap 2 yang dilakukan oleh anggota swara untuk menentukan penerima trophy AMI Awards.

“Kami sudah bekerja keras meningkatkan layanan, semoga semua proses dapat dijalankan secara fair, transparan, dan berintergritas sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik,” jelas Dwiki Dharmawan, Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia.

Keseluruhan kerja YAMI diatas nantinya dapat disaksikan pada 28 November 2019 ketika malam puncak “Penganugerahan AMI Awards.” Dukung terus musik Indonesia. Mari maju bersama di era digital.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya