Via Vallen Isi Soundtrack Film Raya and the Last Dragon Versi Indonesia

Via Vallen merasa bangga dengan keterlibatannya di film animasi Disney Raya and the Last Dragon.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 23 Feb 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2021, 07:00 WIB
Via Vallen. (Foto: Disney Indonesia)
Via Vallen merasa bangga dengan keterlibatannya di film animasi Disney Raya and the Last Dragon. (Foto: Disney Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Via Vallen digaet Disney Indonesia untuk terlibat dalam film animasi terbaru besutan raksasa dunia hiburan ini, Raya and the Last Dragon. Lagunya bertajuk "Kita Bisa", dan merupakan versi bahasa Indonesia dari original soundtrack film ini.

Lagu ini merupakan adaptasi dari versi aslinya yang bertajuk "Lead The Way" yang dinyanyikan oleh Jhené Aiko. Liriknya, berkisah tentang perjalanan sang tokoh utama, Raya, dalam menyatukan Kumandra bersama kawan-kawannya.

Dalam keterangan tertulis yang dirilis Disney Indonesia baru-baru ini, sang pedangdut mengungkapkan rasa sukacita atas keterlibatanya di film animasi ini. Apalagi Raya and the Last Dragon adalah film Disney pertama yang diangkat dengan latar belakang kebudayaan Asia Tenggara.

Rilis 26 Februari

Via Vallen. (Foto: Disney Indonesia)
Via Vallen. (Foto: Disney Indonesia)

"Menjadi bagian dari film ini merupakan sebuah pengalaman spesial bagi saya, terutama karena Disney’s Raya and the Last Dragon ini merupakan film Disney pertama yang terinspirasi dengan budaya yang begitu dekat dengan kita, termasuk Indonesia. Saya harap, kolaborasi spesial ini dapat membawa kisah Raya and the Last Dragon lebih dekat dengan para penonton di Indonesia,” kata Via Vallen.

Lagu ini bisa didengar di seluruh platform digital streaming platform mulai tanggal 26 Februari 2021. Sementara filmnya akan tayang pada bulan Maret mendatang.

Sinopsis Raya and The Last Dragon

Raya and the Last Dragon (Walt Disney Animation Studios)
Raya and the Last Dragon (Walt Disney Animation Studios)

Raya and The Last Dragon sendiri berkisah tentang Raya, yang disuarakan oleh Kelly Marie Tran, seorang ksatria yang bertekad untuk mencari naga terakhir yang hidup. Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kumandra, tanah kelahirannya yang terpecah belah dan berada di bawah ancaman malapetaka Druun.

Ia akhirnya bertemu dengan Sisu sang naga (disuarakan Awkwafina), yang ternyata agak berbeda dari penggambarannya selama ini.

Riset ke Indonesia

Raya and the Last Dragon (Walt Disney Animation Studios)
Raya and the Last Dragon (Walt Disney Animation Studios)

Untuk mendapatkan gambaran tentang budaya Asia Tenggara yang autentik, sineas Raya melakukan riset di sejumlah negara di wilayah ini. Yakni Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, termasuk juga Indonesia.

Riset ini, rupanya menimbulkan kesan mendalam bagi para sineas Disney.

Salah satu sutradara, Paul Briggs, misalnya. Ia terkesan dengan ikatan komunitas di ASEAN yang begitu erat.

"Dari yang kulihat dari orang-orang yang kami temui dan keluarga yang ada bersama kami, betapa (tinggi) tingkatannya dalam mempercayai seseorang, semua orang begitu menerima kami," tuturnya.

Budaya dalam Keseharian

Raya and the Last Dragon (Walt Disney Animation Studios)
Raya and the Last Dragon (Walt Disney Animation Studios)

Begitu pula dengan production designer Paul Felix, yang tak hanya terkesan dengan keragaman benda dan arsitektur bangunan yang ia lihat. Ia merasa masyarakat di Asia Tenggara memiliki ikatan kuat dengan budayanya, dan menjadi bagian dalam berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Mulai dari kain tradisional, hingga kuliner setempat.

"Ada makna mendalam di budaya dan desa mereka, yang terkait dengan segala kegiatan mereka," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya