Liputan6.com, Jakarta Dian Sastrowardoyo dan Maulana Indraguna Sutowo tampak hadir dalam pembukaan gerai Atmos kedua di Plaza Senayan, Jakarta Selatan pada 18 Agustus 2021. Kehadiran pasangan yang sudah dikaruniai dua anak ini sekaligus untuk mendukung pengembangan sneaker culture dan street culture di Indonesia.
Marcel Lukman, President Director Atmos Indonesia, menjelaskan makna dari street culture dan sneaker culture dengan menggandeng seniman lokal dari Yogyakarta, Uji Handoko Eko Saputro, atau juga dikenal dengan nama Hahan.
"Kami tidak hanya bekerjasama dengan berbagai brand dan retail yang sudah ada, tetapi juga dengan seniman lokal. Kali ini Atmos akan berkolaborasi dengan Hahan," kata Marcel melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (22/8/2021).
Advertisement
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dua Elemen Penting
Hahan menyebut kolaborasinya dengan Atmos sebagai elemen penting dalam membangun selera dan bahasa visual yang selama ini dikerjakannya melalui instalasi seni.
"Saya merasa ada kesamaan semangat dan kultur dari Atmos dengan karakter visual dari karya saya, sehingga kolaborasi ini menjadi semacam tribute bagi budaya yang telah berpengaruh bagi praktik artistik saya," Hahan menjelaskan.
Â
Advertisement
Sejak 2018
Penyajian display yang dikerjakan Hahan di gerai kedua Atmos sudah tercipta sejak 2018. Sehingga, kata dia, perlu penyesuaian kembali agar desain dan komposisi karyanya terlihat dalam tata ruang.
"Meskipun karya ini sudah tercipta sejak tahun 2018, saya harus menyesuaikan kembali cara display dan juga komposisi karyanya, supaya sesuai dengan konteks ruang di mana karya ini dipamerkan. Untuk penyesuaian tersebut kira-kira prosesnya satu bulan," Hahan menjelaskan.
Â
Dua Karya
Adanya art instalation dari Uji Hahan diharapkan dapat menunjang akselerasi sneaker culture menjadi lebih unik dan menarik. Instalasi karya seni Hahan di store Atmos ini, terdiri dari dua karya. Pertama, ring basket berjudul Only Shooting Blue Chip Artist (¥€$ $IR) dan juga lapangan dan bola basket yang berjudul Theorem #1-15.
Keduanya merupakan bagian dari pameran tunggal Uji Hahan di tahun 2018, Wall Street Gymnastics. "Salah satu eksplorasi yang menarik dan masih saya lanjutkan hingga saat ini adalah topik mengenai mekanisme pasar seni rupa. Simbol-simbol atletik dalam karya-karya di pameran ini merupakan analogi untuk mencerminkan kesamaan antara seniman dengan atlet, yaitu dituntut untuk selalu terdepan dan inovatif, dalam lingkungan yang penuh spekulasi dan kompetisi," kata Hahan.
Â
Advertisement