Liputan6.com, Jakarta Komedian Yadi Sembako yang dahulu dikenal dengan fisiknya yang subur dan perawakan ceria, kini berubah drastis menjadi terlihat kurus. Di balik penampilannya itu, rupanya selama pandemi COVID-19, kondisi keuangan Yadi menurun drastis yang disusul dengan menderita penyakit akut.
Diakui oleh Yadi, ia sempat menderita penyakit lambung akut serta gula darah yang membuat berat badannya turun drastis dari sekitar 70 kilogram menjadi 59 kilogram. Penyakitnya itu membuat Yadi tak lagi bisa menikmati makanan pedas kesukaannya.
Kondisi kesehatan Yadi yang buruk kala itu sempat membuatnya kehilangan kesadaran di rumah sakit. Bahkan awalnya ia sampai enggan memberitahukan penyakitnya ini kepada orang-orang terdekat sampai akhirnya tersebar setelah ia bercerita pada satu orang.
Advertisement
Tak hanya itu. Sebelum penyakitnya sempat parah, Yadi harus mengalami kondisi keuangan yang menurun drastis. Sampai-sampai, Yadi mengaku sempat sampai pada titik dirinya mengalami kebangkrutan.
Baca Juga
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Drop Dua Bulan Sebelum Lebaran
Penyakit Yadi Sembako baru dirasakan makin parah dua bulan sebelum Lebaran kemarin. Ia sempat merahasiakan kondisinya meskipun akhirnya diketahui oleh para sahabatnya.
"Awalnya dulu saya punya lambung yang akut banget, enggak bisa makan pedas. Dulu doyan pedas, sekarang enggak boleh pedas dikit langsung mual," ujar Yadi seperti disampaikannya kepada Ruben Onsu melalui kanal YouTube MOP Channel.
"Awalnya itu, dua bulan sebelum Lebaran nge-drop banget, di rumah sakit. Saya tadinya enggak mau kasih tahu ke teman-teman. Tapi kasih tahu asisten, cerita ke teman-temannya. Padahal saya enggak mau mereka tahu," kata Yadi.
Â
Advertisement
Kondisi Terparah
Salah satu kondisi terparah yang pernah dirasakannya selama menderita penyakit tersebut adalah kehilangan kesadaran selama dirawat di rumah sakit.
"Saya sempat hilang (kesadaran) 1 jam 15 menit. Napas masih ada, cuma saya sudah hilang, saya mata merem. Kata keluarga saya cuma keluar air mata saja," ujar Yadi.
"Saya mendapatkan pengalaman selama itu merasa seperti berada di Arab bertemu orang-orang memakai imama (sorban). Sampai saya bertemu orang yang sudah meninggal dan masih hidup... Bilang, 'Balik Yadi, belum waktunya.' Enggak berapa lama saya sadar, keluarga pada senang, menangis," ujarnya diiringi rasa bersyukur kepada Sang Khalik.
Â
Kondisi Keuangan yang Menurun
Yadi juga bercerita mengenai bisnis kontraktornya yang tak berjalan lancar serta kondisinya yang hampir tak pernah mendapatkan tawaran pekerjaan selama pandemi COVID-19. Hingga, ia memutuskan untuk menjual barang-barang berharga seperti mobil lantaran tak sanggup membayar cicilan. Bahkan, rumahnya pun nyaris disegel.
"Kendaraan, mobil habis, yang ada saya over kredit, ada yang saya serahkan di leasing karena ada beban banyak. Biar beban satu-satu hilang, yang ada kita lepas saja dulu. Dan itu mungkin salah satu yang menyebabkan saya cepat drop saat itu," ia menjelaskan
"Rumah yang saya tempati mau dikasih plang segel. Tapi dengan negosiasi, kekeluargaan, akhirnya enggak jadi," lanjut Yadi.
Â
Advertisement
Siapkan Tabungan
Pengalaman ini membuat mata Yadi Sembako terbuka soal keuangan. Bahkan, ia menyarankan kepada rekan-rekannya di dunia hiburan yang fokus menjadi seniman agar menyiapkan tabungan serta mengatur keuangan dengan lebih bijaksana.
"Buat teman-teman seniman, khususnya yang seprofesi sama saya, harus betul-betul belajar. Ada tabungan untuk persiapan seperti ini, di kala kita lagi enggak ada pekerjaan, tapi punya kebutuhan," ujar Yadi berpesan.